Dari Mesir, budaya penggunaan parfum menyebar ke Tiongkok, Yunani, Roma, dan beberapa negara Timur Tengah.
Diperkirakan, bangsa Mesir mulai menggunakan botol kaca untuk menyimpan parfum.
Melansir nationalgeographic.grid.id, pentingnya parfum dalam kehidupan orang Mesir sejak periode awal dalam sejarah mereka, tertuang dalam Ajaran Ptahhotep, kumpulan peribahasa moral dari dinasti V (sekitar 2400 SM).
Parfum merupakan indikator kehadiran dan status sosial, di mana para tamu di perjamuan mewah mengoleskan minyak atau salep yang harum ke wig mereka, seperti yang ditunjukkan oleh banyak lukisan makam.
Parfum juga diyakini berfungsi untuk membersihkan udara dan menangkal semua jenis penyakit.
Parfum dikaitkan dengan sifat higienis, yaitu sebagai cara untuk menghilangkan bau tak sedap, hingga penyembuhan.
Sementara itu, dalam upacara-upacara yang dilakukan di kuil-kuil, semua jenis salep dan pengasapan digunakan.
Itu dibuat dengan damar atau dengan persiapan senyawa –seperti kyphi atau kapet, sejenis dupa yang termasuk kismis di antara bahan-bahan lainnya, yang identik dengan kemurnian dan memiliki makna simbolis dalam liturgi.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR