Sejarawan Plutarch menceritakan bahwa dupa dibakar di pagi hari, mur di siang hari dan kyphi di sore hari.
Para pendeta juga mengurapi patung-patung para dewa dengan berbagai minyak dan minyak wangi.
Dalam ritual pemakaman, parfum digunakan untuk memberi "aroma keilahian" kepada almarhum.
Mumi diurapi dengan parfum untuk memberi mereka kehidupan dan membuat mereka menyenangkan para dewa.
Sekitar abad ke-16 sampai 11 SM, para perempuan Mesir menggunakan parfum untuk perlengkapan mandi dan bahan campuran kosmetik.
Kemudian memasuki abad ke-17 Masehi, masyarakat Perancis menggunakan sarung tangan berparfum dalam kegiatan sehari-hari.
Parfum yang awalnya hanya dipakai masyarakat kelas atas, akhirnya menyebar ke berbagai lapisan sosial.
Pada abad ke-18, ditemukan eau de cologne di Perancis, yang berasal dari campuran rosemary, neroli, bergamot, dan lemon.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR