Intisari-Online.com - Gaya hidup sehat penting dijalani jika seseorang ingin punya tubuh sehat dan panjang umur.
Ketika menjalani gaya hidup sehat, sejumlah kebiasaan perlu dihindari, seperti merokok, mengonsumsi alkohol serta berbagai makanan tak sehat.
Maka tak heran, apa yang terjadi pada orang-orang Yahudi menjadi misteri yang mengusik rasa ingin tahu para ilmuwan.
Para ilmuwan berupaya mengungkap rahasia panjang umur orang Yahudi, yang kebanyakan berusia lebih dari 100 tahun meski mereka mengonsumsi alkohol, makanan berlemak, dan merokok.
Sel punca orang Yahudi yang memiliki garis keturunan Eropa Timur dipelajari oleh para ilmuwan untuk mengungkap misteri ini.
Dipelajari sel punca selusin Yahudi Ashkenazi oleh para ilmuwan di Cornell Medical College, New York, Amerika Serikat.
Sampel yang dipilih, yaitu Yahudi Ashkenazi, merupakan kaum Yahudi yang pernah mengalami penganiayaan berat, yang berasal dari Rusia.
Dr Todd Evans, ilmuwan yang memimpin studi itu, mengakui kekagumannya terhadap "sel panjang umur" yang bisa mengusir serangan jantung, kanker, dan penyakit yang mengancam jiwa lainnya.
Padahal, "Mereka panjang umur bukan karena melakoni gaya hidup sehat," katanya.
Dr Todd Evans meyakini jika kekebalan orang Yahudi itu berkaitan dengan sel punca.
Dalam penelitian tersebut, ia bersama timnya mengekstrak sel punca dari darah orang Yahudi yang sudah lanjut usia.
Kemudian, mereka akan mengubahnya menjadi sel organ vital yang akan memanfaatkan sel sehat tersebut.
Sel itu nantinya akan menjalani stres tes yang dilanjutkan dengan pengamatan secara teliti.
Hasil tes ini pun masih memerlukan waktu cukup lama untuk dikaji dengan hati-hati hingga sebuah kesimpulan dicapai.
Meski begitu, studi tersebut bisa menjadi awal untuk mengungkap rahasia panjang umur orang Yahudi.
Tentang Yahudi Ashkenazi
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Cambridge, “Dari Peluang ke Pilihan: Genetik dan Keadilan,” disebut orang-orang Yahudi Ashkenazi memiliki nilai rata-rata IQ sebesar 117.
Kecerdasan otak mereka itu yang mengantarkan kaum Askhenazi menjadi begitu dominan di bidang ilmu pengetahuan.
Yahudi Ashkenazi dipercaya sebagai kelompok etnis Yahudi yang memiliki leluhur awal mereka dari suku-suku asli Israel. Setidaknya, seperti itulah yang tertulis dalam silsilah pohon keluarganya.
Tetapi, dilansir pada Ancient Origins (19/4/2018), sebuah penelitian tahun 2013 di Nature Communications telah ungkap fakta yang berbeda.
Penelitian menunjukkan asal-usul garis matrilineal untuk orang Yahudi Ashkenazi berasal dari Eropa. Ini bertentangan dengan kepercayaan umum bahwa orang Yahudi pertama kali tiba di Eropa tengah setelah perang Romawi Timur dan Sassaniyah pada 602 hingga 628 Masehi dan baru mulai menetap di Jerman pada periode Abad Pertengahan.
Martin Richards, salah seorang penelitinya mengatakan bahwa sementara orang Yahudi Ashkenazi telah tinggal di Eropa selama berabad-abad, hasil penelitian menggunakan sampel DNA menunjukkan bahwa sebagian besar orang Yahudi Eropa adalah ketutunan penduduk lokal, yakni penduduk lokal yang kemudian memeluk Yudaisme.
Baca Juga: Hari HAM: Ketahui Jenis-jenis Hak Asasi Manusia Berikut Ini Beserta Penjelasannya
Mereka bukanlah individu yang meninggalkan Israel dan Timur Tengah sekitar 2.000 tahun yang lalu.
Sementara itu, orang Yahudi Ashkenazi dinyatakan sebagai subkelompok genetik yang jelas dan homogen setelah studi tahun 2006.
Yakni berasal dari kelompok genetis yang sama, tidak peduli apakah nenek moyang mereka berasal dari Polandia, Rusia, Hongaria, Lithuania, atau tempat lain dengan populasi Yahudi historis yang besar.
Asal-usul Ashkenazi sendiri disebut sebagai salah satu pertanyaan besar yang tidak pernah benar-benar sampai pada kesimpulan.
(*)