Intisari-Online.com -Sejak Covid-19 menjadi pandemi, sudah kita ketahui bahwa salah satu cara mencegah tertular adalah dengan menjaga kebersihan.
Hal ini meliputi mencuci tangan dengan sering dan memakai masker.
Selain itu, kita juga perlu menjaga kesehatan dengan cara tidur cukup, memakan makanan sehat dan bergizi serta divaksin.
Ternyata untuk perihal vaksin Covid-19 tidak hanya sesederhana Anda disuntik vaksin Covid-19 dan kemudian kebal selamanya.
Banyak kasus menunjukkan infeksi Covid-19 pada pasien yang ternyata sudah divaksin sesuai dosis yang diharuskan.
Walaupun kebanyakan infeksi pada warga yang sudah divaksin ini sifatnya ringan bahkan tidak bergejala, ada beberapa yang masih mengalami kasus gejala yang berat.
Hal ini bukan berarti vaksin tidak bekerja.
Namun ada orang yang memang memiliki penyakit imun, menyebabkan imun mereka pada dasarnya lemah.
Jika imunitas mereka ditambah dengan vaksin Covid-19, penambahan imunitas pada tubuh mereka masih kurang optimal.
Di sinilah dosis vaksin ketiga diperlukan.
Perlu dicatat, vaksin ketiga hanyalah untuk orang-orang yang imunnya memang jauh lebih lemah daripada orang normal.
Sementara itu, imunitas sendiri bisa naik atau turun.
Banyak sekali penjelasan mengenai bahan makanan baik sayur maupun buah yang bisa meningkatkan imunitas.
Klaim itu sudah teruji dan terbukti, karena makanan sehat yang kita konsumsi bisa menambah asupan vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh.
Sayangnya, imunitas manusia bisa menurun juga.
Hal ini berlaku untuk semua manusia, tidak hanya pada orang-orang yang penyakitan atau imun lemah.
Imun melemah inilah yang menyebabkan manusia memerlukan booster vaksin.
Di sinilah perbedaan antara vaksin ketiga dan booster vaksin.
Vaksin ketiga diberikan kepada orang-orang dengan imun yang dari awal sudah lemah, contohnya orang yang baru menerima donor organ, atau orang-orang dengan penyakit imunitas tertentu.
Sedangkan booster vaksin dipakai kepada manusia normal dan sehat, disuntikkan untuk memacu imunitas manusia yang menurun sejak disuntik vaksin Covid-19.
Lantas, apa penyebab imunitas manusia menurun?
Melansir Every Day Health, ternyata penyebab imunitas menurun ini adalah hal-hal yang membuat manusia cemas sehari-hari.
1. Stress
Tidak mengejutkan, stress adalah penyebab utama imunitas menurun.
Lebih-lebih jika Anda stress dalam waktu lama.
Stress membuat otak memacu produksi hormon kortisol, yang melemahkan fungsi sel T yang bertugas melawan infeksi, papar John Spangler, MD, seorang profesor pengobatan keluarga dan komunitas di Wake Forest Baptist Medical Center, North Carolina.
Mendapat dukungan teman, menentukan prioritas, latihan dan olahraga teratur serta menerapkan teknik relaksasi seperti yoga dapat mengurangi stress.
2. Kesepian
Tidak jauh dari stress, penyebab imun melemah yang kedua adalah kesepian, menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Neuroimmunology Desember 2014.
Penelitian yang dilakukan pada tikus itu menunjukkan rasa cemas yang meningkat dikaitkan dengan kesepian menuntut pada penekanan besar untuk sistem imun dan lebih banyak stress oksidatif, atau kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
Penelitian yang dipublikasikan di Psychological Science Februari 2015 menunjukkan bahwa dengan memeluk seseorang saja bisa mengurangi stress dan mencegah terkena penyakit.
3. Gaya hidup bermalas-malasan
Baca Juga: 4 Alasan Orang China Masih Lakukan 'Ritual Menikahi Hantu,' Benarkah Karena Takut Kesepian?
Seiring berjalannya waktu, terlalu banyak duduk dan tidak berolahraga dapat berdampak pada kemampuan tubuh melawan infeksi, menurut penelitian di American Journal of Preventive Medicine Januari 2012.
Tidak memandang umur, jenis kelamin dan kebiasaan berbahaya seperti merokok dan minum-minuman keras, gaya hidup bermalas-malasan menyebabkan kematian lebih cepat dari potensi umur.
Pada akhirnya, ketidakaktifan tubuh bisa menyebabkan sistem imun yang lemah, peradangan dan penyakit kronis lainnya.
Menjadwalkan 30 menit latihan teratur dalam rutinitas harian Anda dapat membantu.
4. Terlalu banyak olahraga
Selain bermalas-malasan, terlalu banyak olahraga juga bisa melemahkan sistem imun Anda.
Hal ini disebut sindrom kelebihan olahraga, yang bisa menyebabkan tubuh lemah dan lebih rentan terhadap infeksi.
5. Nikotin
Nikotin dibawa oleh rokok dan memang kebiasaan merokok berbahaya bagi tubuh dan sesama.
Nikotin meningkatkan tingkat kortisol pada tubuh dan mengurangi pembentukan antibodi sel B dan respon sel T terhadap antigen, papar Dr. Spangler.
Mengisap vape juga dapat merusak paru-paru dan membuat paru-paru bisa lebih rentan terhadap infeksi, seperti hasil penelitian pada tikus yang dipublikasikan di PLOS One Februari 2015.
6. Radiasi UV
Meningkatnya polutan udara tertentu bisa menipiskan lapisan ozon, meningkatkan tingkat radiasi ultraviolet (UV) berbahaya dari matahari.
Hal ini bisa menyebabkan Anda terpapar kanker kulit, katarak dan sistem imun yang melemah.
Inilah sebabnya Anda perlu menggunakan kacamata hitam, baju pelindung serta sunscreen dengan minimal SPF 30 atau lebih tinggi.
Bahkan sebaiknya gunakan sunscreen SPF 100 yang bisa meratakan perlindungan walaupun Anda menggunakannya dengan lapisan yang cukup tipis.
7. Diet
Pola makan banyak lemak jenuh memperlemah sistem imun, demikian juga dengan kebanyakan gula dan garam, seperti penelitian yang dipublikasikan di Nutrition Journal Juni 2014.
Obesitas berdampak pada sistem imun dengan mengurangi jumlah dan fungsi sel darah putih yang berguna melawan infeksi.
Itulah sebabnya diet dengan nutrisi yang baik perlu bagi sistem imun yang sehat.
Baca Juga: Catat, Ini Menu Makan Bagi Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus
8. Alkohol
Mengkonsumsi alkohol berlebihan dapat menurunkan sistem imun melawan patogen.
"Metabolit utama alkohol, acetaldehida, bisa melemahkan fungsi siliaris pada paru-paru, membuatnya bisa terpapar serangan bakteri dan virus," jelas Dr. Spangler.
Alkohol juga melemahkan proses menyerang dan merombak bakteri dan virus, sehingga orang-orang yang hobi minum minuman keras rentan dengan penyakit.
9. Duka
Kejadian mendadak yang menyedihkan dapat melemahkan sistem imun manusia.
Ditinggal pergi orang yang Anda sayangi contohnya, dapat memacu produksi hormon syaraf yang meningkatkan risiko infeksi virus yang parah dan lebih sering, seperti flu.
Duka juga menyebabkan respon kortisol naik dan ketidakseimbangan imun.
Bahkan jika sedang berduka dan Anda diberi vaksin flu, vaksin akan melemah.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini