Tak Bisa Tutup Mata Lagi Soal Vaksin Sinovac yang Kalah Lawan Varian Baru, Benarkah Indonesia Siapkan Suntikan Booster Vaksin Covid-19? Rupanya Ini Data Imunitas yang Bikin Ahli Ketar-ketir

Maymunah Nasution

Editor

(Ilustrasi) vaksinasi untuk mengurangi angka positif COVID-19.
(Ilustrasi) vaksinasi untuk mengurangi angka positif COVID-19.

Intisari-online.com -Menjadi pusat Covid-19 Asia dengan catatan infeksi dan kematian tertinggi bulan ini, Indonesia akhirnya sadar tidak bisa mengharapkan vaksinasi Sinovac benar-benar berhasil membangun imunitas rakyat.

Melansir Channel News Asia, kekhawatiran mengenai efektivitas vaksin telah memuncak beberapa minggu belakangan.

Vaksinasi di Indonesia bertumpu pada Sinovac, yang lambat laun efektivitasnya makin dipertanyakan.

Vaksin Sinovac dipakai lebih dari 4/5 dari 173 juta dosis pasokan vaksin yang telah diterima Indonesia.

Baca Juga: Dulu Jadi Alat China untuk Keuntungan Politik, Diplomasi Vaksin China Kini Runtuh di Asia Tenggara, Ini Penyebabnya

Kekhawatiran mulai muncul karena banyak nakes yang meninggal dunia padahal sudah divaksin menggunakan vaksin Sinovac.

Studi yang dipublikasi minggu ini tunjukkan jika antibodi yang dipicu oleh vaksin Sinovac tidak mencapai kunci standar dari sekitar 6 bulan setelah dosis kedua untuk sebagian besar penerima vaksin.

Barulah suntikan ketiga memiliki efek booster yang kuat.

Sementara peneliti mengatakan masih tidak jelas bagaimana penurunan antibodi berdampak pada efektivitas suntikan, Siti Nadia Tarmizi, pejabat Kemenkes mengatakan kepada Reuters jika tingkat antibodi yang menurun masih menyediakan perlindungan yang cukup.

Baca Juga: Cukup 10 Menit! Inilah 4 Trik Alami Untuk Turunkan Tekanan Darah Tinggi Sebelum Vaksinasi Covid-19

Hal itu didasarkan dari data klinis dari Indonesia.

"Saat ini, dewan penasehat imunisasi merekomendasikan vaksinasi booster 12 bulan setelah dosis kedua," ujarnya.

Siti menambahkan pemerintah masih mempertimbangkan apakah suntikan booster seharusnya diberikan satu dosis atau dua dosis.

Ia tidak mengatakan vaksin mana yang akan digunakan sebagai vaksin booster, tapi Kusnandi Rusmil, kepala pengujian klinis vaksin Sinovac di Indonesia di Universitas Padjajaran, mengatakan vaksin Covid-19 apapun yang sudah disetujui dapat digunakan sebagai booster.

Baca Juga: ‘Bukan Pengganti Vaksin’ Meski Menurut Penelitian, Konsumsi Kopi dan Sayuran Bisa Turunkan Risiko Terhadap Covid-19

Ia mengatakan uji klinis dijadwalkan bisa disimpulkan bulan depan dan datanya sejauh ini juga menunjukkan penurunan tingkat antibodi seiring berjalannya waktu.

Hal itu membuatnya merekomendasikan kepada pemerintah jika nakes seharusnya diberi suntikan booster ketiga.

"Banyak nakes yang telah meninggal, sehingga mereka memerlukan diberikan imunitas lebih panjang," ujar Kusnandi.

Indonesia telah mulai memberikan suntikan booster yang diproduksi oleh Moderna kepada nakes sejak bulan ini.

Baca Juga: Mendewakan Vaksin Demi Hidup Normal, Negara Dekat Indonesia Ini Malah Tertampar Fakta, Orang yang Divaksin Menyumbang Nyaris 50 Persen Orang Teinfeksi Covid-19, Kondisinya Malah Memburuk?

1.569 tenaga medis telah meninggal karena Covid-19, termasuk hampir 400 antara Juni dan Juli menurut data kelompok independen Lapor Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan awal bulan ini tidak jelas apakah booster akan diperlukan untuk mempertahankan perlindungan.

Mereka membutuhkan lebih banyak data.

Namun beberapa negara telah mulai merencanakan kampanye booster.

Baca Juga: Gunakan Empedu dan Irisan Kentang, Beginilah Percobaan yang Dilakukan untuk Temukan Vaksin Lawan Tuberkulosis (TBC) yang Lebih Mematikan daripada Covid-19

Perusahaan vaksin Pfizer dan mitranya, BioNTech bersiap meminta AS dan Eropa untuk menyetujui dosis booster.

Artikel Terkait