Intisari-Online.com - Shinkansen Jepang dikenal sebagai pelopor era kereta api supercepat di dunia.
Kereta api buatan Jepang itu pertama diperkenalkan pada tahun 1967.
Tepatnya pada 1 Oktober 1967, kurang dari satu setengah minggu sebelum Olimpiade Tokyo dimulai.
Selain membuat Jepang sebagai pelopor era kereta api supercepat, hadirnya Shinkansen saat itu juga begitu istimewa bagi negara yang kalah dalam Perang Dunia II tersebut.
Pasalnya, keberhasilan Jepang membangun kereta api tersebut dipandang sebagai awal kebangkitan negara tersebut dari kebangkrutan pasca-Perang Dunia II sekaligus menjadi awal negara adidaya ekonomi.
Shinkansen pertama hadir dengan kecepatan maksimum 210 kilometer (130 mil) per jam.
Sebagai perbandingan, kereta tercepat sebelum hadirnya Shinkansen pertama ada di Eropa, yang kecepatannya mencapai 160 kpj.
Hingga saat ini Jepang juga masih menjadi salah satu negara pemilik kereta api paling cepat di dunia, namun kecepatannya sudah disalip oleh musuh lamanya, China.
Kini, China hadir sebagai negara dengan kereta api supercepat nomor satu di dunia, mengalahkan Si 'Pelopor Era Kereta Api Supercepat'.
Melansir Beautiful Life (9/1/2021), kecepatan kereta api Jepang ada di urutan ke-4 di dunia, dengan kereta Shinkansen H5 Series.
Dikatakan, kereta api supercepat Jepang tersebut memiliki kecepatan 224 MPH.
Sementara menguasai peringkat pertama hingga ketiga adalah milik China.
Dimulai dengan HARMONY CRH 380A, di peringkat ketiga dengan kecepatan 236 MPH.
Kereta inilah yang sejak satu dekade lalu membuat Jepang harus melepas mahkotanya sebagai kereta api tercepat di dunia.
Harmony CRH 380A adalah kereta "beroda" yang beroperasi tercepat kedua di dunia.
Dirancang oleh China South Locomotive & Rolling Stock Corporation Limited (CSR), dan memasuki layanan sebelum Olimpiade Beijing.
Kereta ini beroperasi dalam berbagai konfigurasi dari delapan hingga enam belas kompartemen dan bahkan dilengkapi dengan kompartemen eksekutif enam tempat duduk yang luar biasa.
Masing-masing memiliki bar dan ruang tamasya di belakang pengemudi.
Layaknya pesawat terbang, joknya dilengkapi layar LED, stopkontak, dan lampu baca. Jalur tercepat berjalan dari Beijing ke Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen.
Kemudian, kereta api supercepat China yang juga mengalahkan milik Jepang adalah FUXING HAO CR400AF / BF, dengan kecepatannya 249 MPH.
Dengan kapasitas lebih dari 550 penumpang, ini beroperasi antara Shanghai dan Beijing hanya dalam lima jam.
Dua model AF dan BF, yang sedikit berbeda satu sama lain, juga dikenal sebagai "Dolphin Blue" dan "Golden Phoenix".
Kereta ini biasanya beroperasi dalam delapan dan enam belas set gerbong.
Kereta tersebut memulai debutnya pada tahun 2016 dan membawa saudara kandungnya Harmony 380 ke posisi kedua dengan jarak 13 mph.
Menurut laporan dan uji coba, versi BF bahkan dapat mencapai lebih dari 250 mph.
Memimpin dunia perkeretaapian dengan kecepatannya yang mencapai 267 MPH, adalah Shanghai Maglev China.
Maglev atau levitasi magnetik telah ada sejak lama, setidaknya tiga dekade. Namun, secara operasional belum berhasil di sebagian besar dunia.
Jalur maglev paling panjang berada di Shanghai, menghubungkan Bandara Pudong dengan Stasiun Jalan Longyang.
Baca Juga: Sering Jadi Pertanyaan Mengapa Badan Lemas Justru Setelah Buka Puasa, Beginilah Kenyataannya
Perjalanan sejauh 19 mil hanya memakan waktu 8 menit, dan kereta berangkat setiap lima belas menit.
Berbeda dengan dua kereta api supercepat China sebelumnya, kereta maglev tidak memiliki roda dan "mengapung" di relnya menggunakan tolakan magnetis.
Itu memungkinkan kereta elektromagnetik mengatasi gesekan dan mencapai kecepatan ekstrem yang sebanding dengan pesawat terbang.
Ini adalah kereta yang setara dengan hovercraft (kapal melayang). Karena tidak ada kontak dengan trek, sehingga suara atau getaran pun tidak dihasilkan.
Sementara itu, melansir CNN (18/1/2021), China telah mengungkapkan prototipe untuk kereta Maglev berkecepatan tinggi baru yang mampu mencapai kecepatan 620 kilometer (385 mil) per jam.
Kereta api tersebut beroperasi dengan tenaga superkonduktor suhu tinggi (HTS) yang membuatnya terlihat seolah-olah melayang di sepanjang rel yang bermagnet.
Prototipe ramping sepanjang 21 meter (69 kaki) itu diresmikan ke media di kota Chengdu, Provinsi Sichuan, pada 13 Januari.
Selain itu, peneliti universitas membangun rel sepanjang 165 meter (541 kaki) untuk mendemonstrasikan tampilan kereta tersebut, menurut Xinhua News yang dikelola pemerintah.
Profesor He Chuan (wakil presiden Universitas Jiaotong Barat Daya, yang mengerjakan prototipe itu) mengatakan kepada wartawan bahwa kereta itu bisa "beroperasi" dalam waktu 3-10 tahun.
"Sichuan memiliki sumber daya tanah jarang yang kaya, yang sangat bermanfaat bagi pembangunan jalur magnet permanen kami, sehingga mendorong pengembangan eksperimen yang lebih cepat," imbuhnya.
Sementara pada bulan Januari lalu, China telah meluncurkan kereta peluru yang dirancang khusus untuk menahan suhu beku, Kereta CR400AF-G, yang dapat melakukan perjalanan hingga 350 kilometer per jam dalam cuaca sedingin -40 derajat Celcius.
Selama beberapa dekade terakhir, China memang terus menunjukkan langkah pesatnya dalam hal kekuatan teknologi, kereta api supercepatnya pun tengah 'berjalan' semakin menjauhi milik Jepang.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini