Penulis
Intisari-Online.com - Kapal Badan Keamanan Laut (Bakamla) diketahui telah memberi peringatan kepada kapal tanker asal Yunani karena mondar-mandir di Perairan Maluku, Maluku, Jumat (16/4/2021).
Peringatan itu diberikan setelah KN Singa Laut-402.
Kapal dengan nama lambung MT MGD tersebut memasuki wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III, tepatnya di Perairan Maluku, dengan arah haluan yang berubah-ubah.
Sebelumnya, Bakamla mendapat informasi dari Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) bahwa terdapat kapal asing berbendera Yunani yang masuk ke Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).
"Berdasarkan informasi tersebut, KN Singa Laut-402 yang sedang berpatroli di Perairan Maluku langsung bergerak menuju titik koordinat untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap kapal target MT MGD," ujar Kabag Humas dan Protokol Bakamla Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/4/2021).
Komandan KN Singa Laut-402 Letkol Bakamla Hermawan kemudian memerintahkan pendekatan hingga jarak 200 yards guna melaksanakan pemeriksaan lebih lanjut dengan radio komunikasi.
Selanjutnya, pukul 08.00 WIT, KN Singa Laut-402 berhasil mendeteksi keberadaan kapal tersebut dengan haluan utara dan kecepatan 4,7 knot.
Adapun MT MGD melaksanakan lintas laut dari China menuju Australia.
Namun, terlihat haluan kapal MT MGD yang tidak sesuai dengan tujuan dan mondar mandir di ALKI III.
Kru kapal beralasan hal itu karena menyesuaikan waktu ketibaan di Australia.
Akan tetapi, kata Wisnu, kegiatan tersebut tetap menimbulkan kecurigaan.
Pantas saja, karena perilaku kapal tersebut memiliki potensi mengganggu lalu lintas pelayaran di ALKI.
Melihat hal itu, KN Singa Laut-402 dengan tegas memerintahkan kapal tersebut untuk mengubah haluan ke selatan dan langsung berlayar menuju tujuan Australia tanpa berhenti atau berputar-putar di ALKI III.
MT MGD pun langsung mengubah halu sesuai yg diperintahkan dan meninggalkan Perairan Maluku menuju perairan Australia.
"Puskodal Bakamla RI melaksanakan pemantauan terus-menerus terhadap gerakan kapal tersebut hingga keluar dari ALKI III dan memasuk perairan Australia," ucap Wisnu.
Terlepas dari kejadian ini, rupanya perairan Indonesia memang sudah jadi favorit bagi kapal asing.
Terutama karena perairan Indonesia menjadi 'ladang' ikan.
Ada alasan mengapa perairan Indonesia sering didatangi kapal pencuri ikan, khususnya di Natuna.
Yakni perairan Indonesia merupakan area lalu lalang jenis ikan yang berkualitas tinggi, seperti tuna.
(*)