Intisari-online.com -Penguasaan laut tanpa sadar menjadi salah satu langkah penting dalam catur politik dunia.
Itulah sebabnya China ngotot menguasai Laut China Selatan meskipun mendapat tentangan hampir seluruh dunia.
Namun, bukan hanya China yang memikirkan menguasai dunia lewat kontrol suatu wilayah laut.
Rusia juga melakukannya atas wilayah ini.
Dilansir dari The Moscow Times, Rusia akan melarang navigasi kapal militer dan kapal resmi asing di wilayah Laut Hitam.
Tidak tanggung, larangan ini akan terlaksana sampai Oktober mendatang.
Aksi ini tentu saja benar-benar dikecam oleh Ukraina dan Uni Eropa.
Ketegangan antara Moskow dan Kiev telah meningkat beberapa minggu terakhir.
Hal ini karena adanya pertikaian antara tentara Ukraina dan separatis pro-Rusia di timur Ukraina.
Rusia telah memindahkan massal pasukannya di sepanjang perbatasan utara dan timur Ukraina dan di semenanjung Krimea.
Krimea sendiri dicaplok Moskow dari Ukraina pada 2014.
Minggu ini, Rusia juga melakukan latihan angkatan laut di Laut Hitam.
"Dari 21:00 pada 24 April sampai 21:00 pada 31 Oktober, lintasan untuk melewat teritori laut dari Federasi Rusia untuk kapal militer asing dan kapal negara lain akan ditunda," ujar media pemerintah RIA Novosti, mengutip pernyataan Menteri Pertahanan.
Larangan ini tentunya berdampak pada ujung barat Krimea, garis pantai selatan semenanjung dari Sevastopol sampai Hurzuf.
Juga, sebuah 'segiempat' lepas semenanjung Kerch dekat Suaka Opuksky.
Pejabat Uni Eropa seniro menggambarkan gerakan itu sebagai "perkembangan yang sangat mengkhawatirkan."
Gerakan ini bertentangan dengan norma bebas maritim dan hukum internasional dan menambahk ketegangan yang sudah ada dari masalah Ukraina.
Ketegangan yang meningkat
Pejabat Rusia menambahkan jika larangan itu akan meningkatkan ketegangan saa Rusia "mengambil langkah publik atas ruang internasional."
Salah satu tempat terdampak larangan Rusia adalah terletak di dekat Selat Kerch, yang menghubungkan Laut Hitam ke Laut Azov.
Selat ini menjadi titik penting impor dan ekspor gandum dan baja daru Ukraina.
Selat Kerch menjadi lokasi konfrontasi di tahun 2018 setelah Rusia menangkap tiga kapal Ukraina di sana atas tuduhan pelanggaran perairan internasional.
Ukraina telah bebas berlayar di Selat Kerch dengan Rusia sampai 2014, ketika Moskow mengklaim kendali penuh perairan itu setelah mencaplok Krimea.
Selat Kerch juga menjadi titik jembatan 'berbayar' 19 kilometer yang menghubungkan Krimea dengan daratan Rusia yang dibuka Moskow tahun 2018.
Menteri luar negeri Ukraina Kamis lalu mengecam larangan berlayar itu.
Awalnya hal itu dilaporkan tanpa rincian awal minggu kemarin sebagai "perampasan hak kedaulatan Ukraina".
Ditekankan juga di bawah Konvensi PBB mengenai Undang-undang Laut, "Rusia tidak boleh menghalangi atau menghentikan transit melalui selat internasional ke pelabuhan di Laut Azov."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini