Kecepatannya Kalahkan Kereta Api Supercepat Jepang Jadi Nomor Satu di Dunia, Ini Fakta Kereta Api Supercepat China, Pernah Alami Insiden Mengerikan

Khaerunisa

Editor

(ilustrasi) kereta api supercepat China
(ilustrasi) kereta api supercepat China

Intisari-Online.com - Kereta api supercepat Jepang, Shinkansen, merupakan pelopor era kereta api supercepat di dunia.

Namun, kini kecepatan yang dimiliki kereta api Shinkansen telah kalah dengan kereta api milik China.

Melansir Beautiful Life (9/1/2021), Shinkansen ada di nomor empat kereta api tercepat di dunia dengan kecepatan 224 MPH (Mil Per Hour).

Sembilan rute operasional dengan empat lainnya akan mulai beroperasi pada 2023 dan ada beberapa model kereta peluru di mana H5 adalah yang terbaru.

Baca Juga: Shinkansen Kereta Api Buatan Jepang Tahun 1967 Jadi Pelopor Era Kereta Api Supercepat Dunia, Inilah 10 Kereta Api Tercepat di Dunia Tahun 2020

Shinkansen jadi nomor empat, ia berada di bawah 3 kereta api supercepat milik China, di antaranya Harmony CRH 380A (236 MPH), Fuxing Hao CR400AF/BF (249 MPH), dan Shanghai Maglev (267 MPH).

Harmony CRH 380A adalah kereta beroda yang beroperasi tercepat kedua di dunia, yang kecepatannya telah mengalahkan saingan tradisionalnya selama berabad-abad.

Jepang harus menyerahkan mahkotanya ke China satu dekade lalu, yang telah membuat langkah pesat dalam empat puluh tahun terakhir dan suka menunjukkan kemajuannya melalui kekuatan teknologi.

Kini jadi pemilik kereta api tercepat di dunia mengalahkan Jepang, berikut ini fakta-fakta kereta api supercepat China, dilansir dari toptenz.net:

Baca Juga: Dokumen Rahasia AS Ungkap Bagaimana Pasukan Khusus Indonesia Kopassus Pernah Jalani Pelatihan Ini, Diyakini Beberapa dari Mereka Terlibat Pembantaian Timor Timur

1. Sangat murah

Meski punya kecepatan fantastis, mungkin orang-orang mengira untuk naik kereta api supercepat ini membutuhkan biaya mahal.

Namun rupanya tidak demikian, karena meskipun rel China tidak cukup memenuhi janji perjalanan komunitas untuk orang-orang termiskin dari yang termiskin, namun mereka masih cukup terjangkau bagi sebagian besar penumpang.

2. Sangat populer

Karena kereta api China sangat cepat dan murah, tak heran jika kerata api tersebut menarik minat banyak orang.

Pada 2016, jumlah penumpang dihitung mencapai 1,5 miliar, lebih dari jumlah orang yang benar-benar tinggal di China.

Dengan perkiraan populasi global 7,5 miliar, maka 20 persen dari semua manusia di dunia dapat dikatakan naik kereta api berkecepatan tinggi China dalam satu tahun.

Baca Juga: Meski Punya Gudang Anggur Terbesar di Dunia Nyatanya Moldova Tetap Menyandang Predikat Militer Paling Miskin di Dunia, Ini Fakta-fakta Negara Ini

3. China memiliki lebih banyak lintasan berkecepatan tinggi daripada gabungan seluruh dunia

China memiliki jaringan rel kecepatan tinggi terbesar di dunia, dengan jalur lebih dari 12.500 mil.

Itu bukan hanya lebih besar dari negara dengan sistem terbesar setelah China, yaitu Jepang, melainkan lebih banyak daripada di seluruh dunia.

Terlebih, China belum berhenti melakukan pembangunan. Ada rencana untuk membangun jalur sepanjang 9.320 mil lagi pada tahun 2025.

4. Perbedaannya sangat jauh dengan kereta api China sebelumnya

Jika kembali ke masa lalu, sekitar 20 tahun yang lalu, maka tidak ada rel kecepatan tinggi.

Kereta api Tiongkok pada pertengahan hingga akhir 90-an tidak hanya lebih lambat, tapi mereka memang lambat, dengan kecepatan rata-rata 37 MPH saja.

Dikatakan, kereta api Tiongkok di tahun-tahun terakhir abad ke-20 sangat buruk, di mana sebagian besar kota besar tidak terhubung.

Baca Juga: Datang Jauh-Jauh Dari Jepang Untuk Melatih Tentara Indonesia, Master Karate Ini Malah Langsung Tumbang Saat Tanding dengan Pelatih Silat Indonesia Ini, Sekali Hajar Langsung KO

5. Kementerian Perkeretaapian terlibat dalam beberapa proyek gila

Meskipun secara resmi dibubarkan di Kementerian Perhubungan pada tahun 2011, namun departemen kereta api Tionrkok memiliki reputasi untuk terlibat dalam beberapa proyek rekayasa gila.

Pada 2015, Beijing mengumumkan keinginannya untuk menghubungjan China ke Nepal dengan kereta api.

Tapi, rencana itu masih tidak lebih gila dari rencana sebelumnya. Pada 2014, Beijing memutuskan ingin membangun jalur yang menghubungkan China ke Amerika Serikat.

Jika benar-benar terjadi, jalur kecepatan tinggi yang diusulkan tersebut akan menjadi yang terpanjang di dunia, melintasi empat negara (CHina, Rusia, AS, dan Kanada).

Termasuk terowongan kereta bawah laut terpanjang di dunia yang menghubungkan Rusia dan Alaska.

Namun, bahkan dengan kecepatan tinggi, perjalanan akan memakan waktu 2 hari.

Baca Juga: Dari Posisi Tidur Hingga Cara Memasak, Inilah 6 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Datangkan Masalah Kesehatan, Waspadai!

6. Pernah terjadi insiden mengerikan

Kereta peluru China terkenal aman dan mulus, hingga penumpang hampir tidak merasa bergerak sama sekali.

Namun, pada 2011, sebuah insiden terjadi, yaitu ketika sambaran petir yang dahsyat berhasil sebuah kereta di luar kota Wenzhou, membuat kereta korslet.

Awalnya, tidak ada penumpang terluka dari insiden tersebut.

Kemudian insiden itu menyebabkan kereta macet, dan saat pengemudi mencoba menghidupkannya kembali, kereta kedua menabrak bagian belakangnya dengan kecepatan tinggi.

Peristiwa itu membuat empat gerbong meluncur dari jembatan ke air di bawahnya. Dan saat layanan darurat mencapai lokasi, 40 orang tewas dan 200 luka-luka.

Mayat baru terus berjatuhan dari kereta selama operasi penyelamatan, menciptakan pemandangan mengerikan bagi para saksi.

Baca Juga: Sia-sia Inggris Sok-sokan Kapal Perang ke Taiwan, Pakar Sebut Inggris Tidak Akan Dapat Keuntungan Apa-apa, Malah Bisa Jadi Babak Belur

7. Sebagian besar jaringan beroperasi dengan mengalami kerugian

China memang memiliki lebih banyak kereta api berkecapatan tinggi dari pada negara-negara di dunia.

Lebih banyak jalur terus dibangun, stasiun-stasiun baru dibuka, dan kota-kota baru terhubung ke jaringan.

Namun, kereta peluru China sama sekali tidak menguntungkan seperti yang mungkin banyak dibayangkan orang-orang.

Faktanya, hanya 6 baris yang menghasilkan keuntungan, sisanya kehilangan uang. Yang paling menguntungkan dari semuanya adalah rute Beijing-Shanghai.

8. Tidak dapat berpoperasi di tempat lain

Untuk meniru kesuksesan kereta api supercepat China di tempat lain, mungkin akan ditemukan kegagalan.

Faktor utamanya adalah biaya, di mana ekonomi China sedang berkembang pesat, dan negara dengan senang hati menanggung seluruh biaya, membiarkan jalur yang tidak menguntungkan terus berjalan.

Bank Dunia memperkirakan China menghabiskan maksimum 23 juta dolar AS per km untuk kereta api berkecepatan tinggi.

Sementara di Eropa, minimum biayanya sebesar 25 juta dolar AS, dengan kemungkinan tertinggi 39 juta dolar AS.

Kemudian di San fransisco dan LA mungkin mencapai 56 juta dolar AS, sedangkan di tempat lain mungkin lebih besar.

Alasan perbedaaannya salah satunya adalah buruh China yang murah, dan juga harga tanah.

Baca Juga: Berhasil Melarikan Diri dari Mulut Harimau Bernama ISIS, Wanita yang Pernah Jadi Istri Militan ISIS Ini Bocorkan Kehidupannya Bak di Neraka Bumi, Anaknya Dipaksa Makan Rumput Bak Hewan Ternak

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait