Datang Jauh-Jauh Dari Jepang Untuk Melatih Tentara Indonesia, Master Karate Ini Malah Langsung Tumbang Saat Tanding dengan Pelatih Silat Indonesia Ini, Sekali Hajar Langsung KO

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi Karate
Ilustrasi Karate

Intisari-online.com -Memang cukup banyak kisah-kisah yang membuat kita berdecak kagum dengan pasukan militer Indonesia.

Tak hanya kemampuannya dalam menenteng senjata ternyata, pasukan militer Indonesia juga dibekali dengan ilmu bela diri yang cukup mempuni.

Sebut saja misalnya, kehebatan sosok Haji Umar pelatih bela diri Kopassus telah begitu melegenda.

Sosok ahli ilmu kanuragan di Korps Baret Merah Kopassus ini kemampuan beladirinya tak bisa dipandang sebelah mata.

Baca Juga: Baru Saja Terjadi, Gempa Berkekuatan 7,2 Guncang Jepang Disertai Tsunami Setinggi 1 Meter, Berikuut Serangkaian Kronologinya dan Daerah Terdampak

Bahkan master karate asal Jepang yang didatangkan untuk melatih beladiri anggota Kopassus dibuat tak berdaya.

Bela diri merupakan keahlian Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tentara negara lain.

Bila Jepang punya Karate dan Taekwondo. Indonesia memiliki ilmu bela diri silat yang selalu dilatih kepada anggota TNI.

Wajar saja, dalam beberapa kompetisi beladiri, TNI selalu menyabet beberapa penghargaan.

Baca Juga: Inilah Alasan Jangan Mudah Percaya dengan Foto di Medsos, Terlihat Cantik Paripurna Gegara Filter Kamera Wajah Asli Orang Ini Dijamin Bikin Anda Syok, dan Kaget

Bahkan sebuah kisah nyata yang selalu disiarkan ini menunjukkan kekuatan beladiri TNI dari beladiri lainnya.

Walau kekuatan TNI masih saja diremehkan gegara teknologi militernya masih tak semaju negara lain.

Tapi, bukan satu dua, sudah banyak cerita bagaimana prajurit TNI berhasil melibas lawan hingga menggentarkan mental musuh.

Mulai dari mengusir kapal perang malaysia hingga cerita heroik prajurit yang tertembak malah mampu menghabisi 83 musuh.

Bak Siluman, Prajurit Kopaska Ini Sendirian Bentak ABK Kapal Perang Malaysia, Komandan pun Ciut

Kisah Pratu Suparlan, Prajurit Kopassus Ditembak Musuh Peluru Bersarang tapi Mampu Habisi 83 Lawan.

Kisah tentang sepak terjang Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam medan pertempuran takkan pernah ada habis-habisnya dan aksi mereka selalu menuai decak kagum.

Mulai dari latihan yang sangat keras dan berbahaya sampai operasi militer sengan misi sulit di gunung, hutan, laut bahkan bandara sudah pernah dilakoni oleh pasukan elit ini.

Baca Juga: Penemuan Sisa-sisa Perang Dunia II yang Menakjubkan, dari Kapal Selam Jepang Terbesar Hingga Pesan Tak Terpecahkan yang Dibawa Merpati Pos Inggris

Tapi, meskipun kenyang bertarung, Kopassus nampaknya tidak pernah puas dengan kemampuan yang mereka miliki sehingga mendorong mereka untuk terus berlatih dan berlatih.

Dilansir dari cerita prajurit, ada peristiwa yang cukup unik pada tahun 1960, yang pada saat itu Kopassus masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dengan Komandan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, memutuskan untuk memanggil pelatih master karete untuk melatih prajurit RPKAD.

Pelatih karate ini bukanlah orang sembarangan mengingat beliau sudah mendapat lisensi sebagai master karateka.

Tak berselang lama, latihan karate pun digelar untuk meningkatkan kemampuan bela diri prajurit RPKAD.

Hal yang menarik terjadi pada sesi sparring atau latih tanding antara guru Karete melawan salah seorang prajurit RPKAD.

RPKAD pada saat itu diwakili oleh Haji Umar yang terkenal sebagai pendekar silat serta mampu memainkan 4 golok sekaligus dan memutarnya seperti baling-baling. Keduanya pun bersiap sebelum melakukan sparring.

Pertarungan pun dimulai, para prajurit yang ikut berlatih nampak antusias dan penasaran tentang pihak manakah yang akhirnya akan menjadi pemenang.

Namun hal yang sungguh terduga terjadi.

Ketika baru mengeluarkan beberapa jurus saja, Haji Umar sudah sukses menyikat pelatih Karate tesebut hingga tersungkur dan KO.

Baca Juga: 800-an Kereta Beroperasi Setiap Hari, Ini Fakta-fakta Kereta Api Supercepat Shinkansen Jepang

Sontak saja kawan-kawannya langsung riuh dan tertawa tebahak-bahak menyaksikan pertarungan tersebut.

Namun demi menghormati, guru Karate tersebut tetap mengajar sesuai dengan tujuan awalnya yang diminta ke Indonesia.

Namun yang dilatih tentu saja bukan prajurit RPKAD, melainkan para remaja dan anak-nak tentara yang ada di sekitar asrama Cijantung.

4 Beladiri Pasukan Khusus TNI

Nah, dalam suatu organisasi militer pasti memiliki ciri khas.

Termasuk dalam hal ilmu beladiri.

Beladiri militer sangat tergantung dari kualitas dan kehebatan dari jenis bela diri yang akan digunakan oleh tentara.

Dilansir dari Detikmiliter.com Indonesia dengan keberagamannya juga memiliki banyak ilmu bela diri lokal yang sangat terkenal, bahkan Pasukan Khusus Militer Rusia (Spetsnaz) Belajar Ilmu Kebatinan di Bali.

Hal ini menunjukan betapa hebatnya ilmu bela diri Indonesia itu sendiri di mata dunia.

Berbagai perguruan silat telah membuka perguruan dari beberapa dekade dan juga memiliki puluhan bahkan ribuan pendekar yang belajar dan telah lulus dari perguruan silat tersebut.

Memang bukan berarti Silat tidak digunakan oleh TNI tapi Silat bukan menjadi jenis bela diri yang secara resmi serta wajib untuk organisasi militer di indonesia.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) lebih mengutamakan Yong Moo Do, Ilmu bela diri asal Korea ini telah resmi menjadi Bela Diri Militer khususnya (BDM) TNI AD.

Anda tentu dapat melihatnya pada parade dan pertunjukan di ulang tahun HUT TNI ke 70.

Seperti yang di tuliskan oleh Kompas.com

"Kuasai Bela diri Yong Moo Do Jadi Parameter Kenaikan Pangkat TNI"

Dengan menguasai dan memiliki Kemahiran dalam bela diri Yong Moo Do dijadikan sebagai salah satu ukuran untuk kenaikan pangkat seorang tentara di lingkungan TNI Angkatan Darat.

Seorang Prajurit yang telah menyandang sabuk hitam, Paling kurang Dan I, mempunyai peluang besar naik pangkat.

Lalu dimana posisi dan kebanggaan terhadap Ilmu bela diri lokal kita (silat)?.

Berikut ini adalah beberapa Ilmu bela diri yang digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia atau militer Indonesia :

Baca Juga: Bukan Lagi Soal Sengketa Laut China Selatan, Amerika dan China Kemungkinan Bakal Menuju Perang Besar Gegara Taiwan, Ajak Sekutu Bangun Kapal Selam Nuklir SenilaiRp316 Triliun

1. Yong Moo Do

Sejarah seni bela diri Yongmoodo bermula sejak tanggal 15 Oktober 1995 pada saat The Martial Reearch Institut dari Yong In University Korea menciptakan seni bela diri Yongmoodo yang berasal dari gabungan dari bela diri Judo, bela diri Taekwondo, bela diri Apkido, bela diri Ssirum, dan bela diri Hon Sin Sul.

Asal dari Yongmoodo merupakan bela diri Hon Sin Sul yang bermakana Bela diri.

Seni Bela diri yang menggunakan tangan kosong ini sudah menjadi bela diri wajib di tubuh TNI Angkatan Darat mulai 2008.

Ilmu Bela diri Yong Moo Do untuk pertama kali diperkenalkan pada saat perayaan HUT TNI pada 2008 silam dan kembali di pertunjukan terakhir pada Hut TNI ke 70 beberapa waktu yang lalu.

2. Merpati Putih

Merpati Putih (MP) Adalah salah satu jenis perguruan silat yang mengajarkan seni bela diri Tangan Kosong (PPS Betako) dan juga salah satu ilmu bela diri budaya bangsa indonesia.

Ilmu bela diri Merpati Putih dari sejarahnya telah berkembang sekitar tahun 1550-an.

Ilmu bela diri aslil Indonesia ini telah menjadi salah satu anggota Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) dan juga Martial Arts Federation For World Peace (MAFWP) juga tergabung dengan Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (International Pencak Silat Federation).

Merpati putih (MP) dipastikan adalah seni bela diri asli warisan budaya yang merupakan peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia.

Ilmu bela diri ini pada awalnya digunakan sebagai ilmu bela diri keluarga Keraton yang telah diwariskan secara turun-temurun kepada genarsi berikunya dan atas wasiat dari Sang Guru besar ilmu Merpati Putih memperkenankan juga menyebarluaskan dengan tujuan untuk ditumbuhkembangkan agar berguna bagi negara.

Merpati Putih merupakan seni bela diri menggunakan tenaga dalam berasal asli dari manusia sendiri, dengan teknik menggunakan olah napas.

Biasanya orang terdesak memiliki tenaga dalam yang sepontan dikeluarkan pada saat terjadi sesuatu yang tak diduga atau karena ketakutan.

Tindakan sepontan tersebut seperti melompat pagar ketika dikejar anjing dan seorang pencuri melonjat tembok yang tinggi karena takut di amuk masa.

Oleh karena itu Pada dasarnya manusia memiliki tenaga dalam yang tersembunyi dan untuk mengeluarkan nya dibutuhkan latihan.

Latihan tenagalam dengan olah pernafasan tersebut diajarkan oleh perguruan merpati putih.

Ilmu bela diri Merpati Putih ternyatajuga dipelajari oleh militer khusus atau pasukan khusus dan juga pasukan elit Indonesia.

Ilmu bela diri ini telah mendapat kedudukan khusus di lingkungan para special force Indonesia seperti pasukan khusus Kopassus (TNI-AD), pasukan elit Marinir, pasukan elit Kopaska (TNI-AL), dan Paskhas (TNI-AU), juga Brimob (Kepolisian).

Walaupun seni bela diri ini tidak dijadikan yang utama daam tubuh pasukan atau Tentara Nasional Indonesia tidak menjadikan ilmu bela diri asli Indonesia ini hilang peminatnya.

3. Karate

Karate {空 手 道} merupakan seni ilmu bela diri asal Jepang. Seni bela diri kenpo memiliki pengaruh khusus terhadap seni bela diri karate Jepang. Kenpo merupakan seni bela diri Cina, Seni bela diri Karate untuk pertama kalinya disebut "Tote” = “Tangan China”.

Baru Kemudian Karate masuk ke Jepang melalui Okinawa serta mulai tumbuh di Ryukyu Islands. Oleh Jepang pada saat itu mengubah Tote: Tangan China kedalam bahasa kanji Jepang menjadi ‘karate’= (Tangan Kosong), hal ini dilakukan supaya lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang.

Di tubuh TNI, ilmu bela diri karate telah menjadi salah satu materi untuk pembinaan satuan yang diarahkan guna memelihara dan untuk meningkatkan kemampuan fisik serta mental sesuai dengan hakikat, filsafat, berbagai nilai-nilai yang terkandung di dalam olah raga dan karate.

Kata-kata kejujuran (Gi), keberanian (Yuu), serta sopan santun (Rei), di kemudian hari akan lahirkan para prajurit TNI, sekaligus atlet karate berjiwa positif (Seishin) dan memiliki semangat tinggi (Seiki), baik melalui intensifikasi pembinaan dan latihan, maupun uji kemampuan melalui kejujuran.

Namun, ada Cerita lucu seperti yang beritakan oleh Merdeka.com, Cerita lucu pada saat seorang Kopassus jago silat meng-KO pelatih karate.

Untuk meningkatkan kemampuan dari Kopassus dulu didatangkan seorang ahli karate dari Jepang yang benar-benar handal untuk melatih Kopassus.

Namanya pasukan khusus tentunya telah memiliki bekal ilmu bela diri sendiri yang dikuasai sebagai pasukan elit Indonesia.

Salah satu nya adalah Haji Umar yang terkenal mahir dalam silat. Beliau mampu memainkan 4 buah golok sekaligus.

Bahkan mampu diputar-putar seperti baling-baling menurut tutur Tatang Sudrajat. Kemudian Haji Umar bertanding melawan guru karate Jepang, ternata dalam beberapa jurus, sang pelatih pun terkapar KO disikat Haji Umar.

Seluruh pasukan yang mengikuti latihan tertawa terbahak-bahak.

4. KungFu

Kungfu disebut juga dengan gongfu merupakan ilmu seni bela diri yang berasal dari negara Tiongkok.

Namun sebenarnya makna dari kungfu itu sendiri sangatlah luas yaitu sesuatu yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan ketekunan yang tinggi.

Kalau demikian adanya maka seorang chief ahli masak dan insiur yang hebat pun dapat dikatakan memiliki Kungfu yang tinggi.

Ditubuh TNI utamanya pasukan elit / pasukan khusus Indonesia kungfu di latih oleh seorang pelatih yang bernama Efendi.

Efendi sendiri adalah seorang pendekar kungfu yang melatih kungfu di berbagai tempat. Keahliannya dalam bidang ilmu bela diri kungfu dilirik oleh TNI, yang kemudian memintanya untuk melatih pasukan khusus Indoneia Kopassus.

Kemampuan dari anak didik dari Efendi yang berasal dari pasukan khusus kopassus diminta tampil di hadapan tamu istemewa kopassus yaitu panglima Tentara Jerman.

Bukan kungfu saja yang ditampilkan Kareta dan silat Merpati putih juga turut di tampilkan.

Setelah penampilannya di depan tamu istimewa Efendi makin inten melatih pasukan elit Indonesia tersebut karena sang panglima Jerman dibuat kagum dengan kemampuan sang guru. (Tribunjambi/Eko Prasetyo)

Source: Tribun Jambi

Artikel Terkait