Penulis
Intisari-Online.com -China benar-benar memegang janjinya untuk menjaga Laut China Selatan dari invasi negara asing.
Hal ini langsung membuat Amerika Serikat (AS) bergerak.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Minggu (14/3/2021), AS dan sekutunya dilaporkanmenggelontorkan miliaran dolar untuk membangun kapal selam baru.
Tujuannya untukmencegah China menginvasi Taiwan.
Pergerakkan AS itu terjadiketika seorang komandan senior angkatan laut AS memberikan peringatannya.
Dia berkata bahwa China berusaha untuk melakukan reunifikasi dengan Taiwan dalam enam tahun ke depan.
China memang masihmenganggap negara pulau itu sebagai bagian dari wilayah kedaulatan mereka.
Dan secara konsisten China memperingatkan Taiwan bahwa setiap upaya untuk mendeklarasikan kemerdekaan akan mengarah pada tindakan militer.
Diketahui wilayah Taiwan dan China hanya dipisahkan oleh hamparan laut.
Namun laut itu cukup luas dengan lebar 100 mil dan memiliki kedalaman sekitar 230 kaki.
Artinya untuk berpatroli di wilayah perbatasan itu, cukup menggunakan kapal selam.
Walau begitu, untuk menginvasi pulau itu, China perlu mengamankan kendali atas udara dan laut.
Oleh karenanya, AS dan sekutunya berharap dengan membangun kapal selam baru yang cukup, mereka dapat mencegah militer China menguasai laut tersebut.
Sebagai bagian dari strategi pertahanan barunya, AS menginvestasikan 22 miliar US Dollar (Rp316 triliun) untuk pembangunan tahap kelima dari kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Virginia.
Australia menambahkan 12 lagi dari enam kapal selam yang sudah beroperasi.
Sementara Jepang memiliki kapal selam serang kelas baru dalam produksi.
Korea Selatan juga telah memulai program pembangunan kapal selam tiga fase.
Untuk Taiwan sendiri, mereka telah berkomitmen untuk membangun delapan kapal selam baru untuk menambah empat kapal selam yang saat ini dimilikinya dengan biaya 16 miliar US Dollar.
Disebutkan bahwa kapal diesel-listrik baru yang pertama itu akan beroperasi pada tahun 2025.
"PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China) percaya bahwa untuk melawan Taiwan, mereka perlumemiliki kontrol udara dan laut," kataAndrew Krepinevich, mantan pejabat senior Pentagon.
"Tapi AS dan sekutunya tidak berpikir seperti itu."
"Menurut mereka, kapal selam bisa memainkan peran penting dalam menyangkal PLA kontrol laut yang diyakini dibutuhkannya."