Intisari-Online.com - Masih ingat kisah tentang 'Desa Pemborong Mobil'?
Beberapa waktu lalu viral sebuah video yang memperlihatkan warga desa membeli mobil-mobil mewahsecara bersamaan.
Ternyata kejadian itu benar terjadi.
Kejadian ini terjadidi Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Rezeki nomplok itu datang dari tambang minyak.
Beberapa warga mengaku mendapat uang miliaran rupiah dari Pertamina dan mereka menggunakan uang itu untuk membeli mobil.
Nah, kisah serupa terjadi di Kongo.
Bedanya bukan dai tambang minyak, melainkan gunung emas. Bagaimana bisa?
Dilansir dari kontan.co.id pada Sabtu (13/3/2021), di media sosial seperti Facebook, Instagram dan TikTok tengah viral video di mana masyarakat berkumpul untuk menggali tanah dengan sekop di dekat lubang galian.
Mereka lantas berebut untuk mengumpulkan benda logam kuning yang terlihat seperti emas.
Dalam video tersebut terdapat narasi bahwa warga tersebut sedang menggali tanah yang terdapat kandungan emas.
Di cuplikan video yang lain, tampak pula orang-orang tengah mencuci bongkahan emas yang didapat.
Gunung emas
Video gunung emas tersebut sontak menjadi perhatian dunia.
Video ini viral setelah diunggah oleh Ahmad Algohbary lewat akunnya di Twitter.
Dia merupakanseorang jurnalis lepas.
“Sebuah video dari Republik Kongo mendokumentasikan kejutan terbesar bagi beberapa penduduk desa di negara ini, ketika seluruh gunung yang dipenuhi dengan emas ditemukan!"
"Mereka menggali tanah di dalam endapan emas dan membawanya ke rumah mereka untuk membersihkan kotoran & mengekstraksi emasnya,” demikian keterangan video yang ditulis Ahmad Algohbary.
Saat dikonfirmasi olehBBCLondon, Ahmad mengaku dirinya bukanlah pihak yang merekam dan memiliki video tersebut.
"Saya tidak tahu siapa yang merekamnya tapi ini sudah menyebar luas di media sosial," kata Ahmad.
PemberitaanBBCmenyebutkan, video itu viral sejak Selasa (2/3/2021).
Meski demikian, kontributorBBCdi Kongo, Byode Malenga mengatakan kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (27/2/2021).
Terjadi demam emas
Sementara itu, melansirReuters, demam emas yang menarik ribuan orang ke sebuah desa di provinsi Kivu Selatan Kongo telah mendorong pihak berwenang untuk melarang penambangan di sana sampai lebih banyak pengawasan ditetapkan.
Menteri Pertambangan Kivu Selatan Venant Burume Muhigirwa mengatakan, penemuan bijih kaya emas di Luhihi pada akhir Februari membawa kerumunan penggali ke lokasi tersebut.
Kondisi itu memberi tekanan pada desa kecil yang terletak sekitar 50 km (30 mil) dari ibukota provinsi, Bukavu.
Penambangan subsisten - mengekstraksi mineral dengan peralatan yang belum sempurna - adalah hal yang umum di seluruh Republik Demokratik Kongo, dan penambangan emas “artisanal” tersebar luas di bagian timur dan timur laut negara penghasil emas.
Penambang, pedagang dan anggota angkatan bersenjata Kongo (FARDC) diminta untuk meninggalkan lokasi tambang di dalam dan sekitar Luhihi.
Tidak hanya itu, semua kegiatan penambangan ditangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Kehadiran FARDC di lokasi tambang - dilarang di bawah kode penambangan Kongo - berkontribusi pada "kekacauan" di Luhihi, kata dekrit itu.
Muhigirwa mengatakan penangguhan penambangan akan memungkinkan pihak berwenang untuk mengidentifikasi penambang dan memastikan mereka terdaftar dengan benar di regulator pertambangan artisanal.
"Ketertiban harus ditegakkan kembali dalam kegiatan pertambangan di Luhihi tidak hanya untuk melindungi kehidupan."
"Tetapi juga untuk memastikan ketertelusuran emas yang diproduksi sesuai dengan hukum Kongo," demikian bunyi keputusan itu seperti yang dikutipReuters.
Tim Ahli PBB untuk Kongo melaporkan tahun lalu, produksi emas di Kongo secara sistematis tidak dilaporkan dan berton-ton logam mulia diselundupkan ke rantai pasokan global melalui tetangga timurnya.
(kontan.co.id)