Selanjutnya yang terjadi di seluruh dunia justru membantu Tatmadaw menyingkirkan Muslim Rohingya, yaitu dengan Perang Terorisme yang menunjukkan jika Islam itu berbahaya.
Myanmar menjadi tampak memerangi terorisme Muslim, bukan mengejar genosida Islamofobia mereka.
Ketika kericuhan sektariat meledak di Sittwe, ibukota Rakhine pada 2012, Tatmadaw memenjarakan puluhan ribu Rohingya di kamp konsentrasi dengan tujuan "keamanan mereka sendiri".
Menurut pemerintah Myanmar, kamp itu melindungi Rohingya dari perusuh Rakhine sementara Tatmadaw mengejar tertuduh teroris dari Rohingya Solidarity Organization (RSO), pergerakan penahanan yang tidak lagi berfungsi.
Tatmadaw memilih melarang Rohingya pergi alih-alih membunuh mereka, memberikan kesempatan Tatmadaw untuk menentukan cerita itu.
Kejadian di tahun 2012 itu membuat banyak pengamat berhenti menyebut yang terjadi di Rohingya sebagai genosida, bahkan walaupun PBB dan Human Rights Watch memprotes.
Tatmadaw berhasil menekan Rohingya untuk pergi melalui opresi, alih-alih dengan kekerasan.
Kesempatan mengubah menjadi genosida aktif datang tahun 2016 dan 2017 ketika adanya ARSA.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR