Advertorial
Intisari-Online.com - Hipertensi kini mengintai anak muda, ketahui cara menanganinya, salah satunya dengan memaksimalkan Mmnfaat labu siam untuk hipertensi
Dulu, mendengar kata 'hipertensi' mungkin akan muncul di benak kita bahwa penyakit tersebut adalah penyakit yang sering dialami oleh orang tua atau lanjut usia.
Namun kini penyakit yang menjadi salah satu faktor resiko utama dari angka mortalitas (kematian) yang tinggi di dunia ini juga mengintai anak-anak muda.
Memang resiko hipertensi akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Meski begitu, rupanya anak muda tidak terhindar dari bahayanya.
Melansir Kompas.com (01/11/2018), Di Amerika Serikat, kurang lebih 20% orang dewasa muda usia 18-30 tahun yang beresiko penyakit jantung koroner lebih dulu memiliki hipertensi.
Sementara itu di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa dari 25,8 persen total kasus hipertensi nasional ternyata 5,3% di antaranya dipegang oleh anak remaja berusia 15-17 tahun.
Selain itu, Prof Dr dr Partini Pudjiastuti SpA(K) M (Paed), Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Jakarta, Rabu (18/12/2019), menuturkan berdasarkan studi populasi anak dan remaja berusia 8-17 tahun menunjukkan peningkatan kejadian hipertensi.
Peningkatan tersebut yaitu sebesar 38 persen dibanding dengan data dua dekade sebelumnya.
Baca Juga: Punya Hipertensi? Waspadai, Anda Mungkin Berisiko Tinggi Alami Kanker Ini
Apa penyebab hipertensi pada anak muda?
Ada dua jenis hipertensi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer adalah kondisi tekanan darah tinggi yang tidak jelas penyebabnya; tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh kondisi medis apa pun.
Sementara hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang disebabkan oleh suatu kondisi medis tertentu yang menyerang fungsi ginjal, pembuluh darah, jantung, atau sistem endokrin.
Penyebab hipertensi sekunder pada anak-anak muda adalah penyakit ginjal turunan/bawaan, kelainan fungsi/bentuk aorta, sleep apnea, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), atau masalah tiroid (hipotiroidisme atau hipertiroidisme). Perempuan muda juga lebih berisiko kena hipertensi apabila rutin minum pil KB.
Namun, dugaan hipertensi sekunder pada anak muda harus dikesampingkan lebih dulu jika memang dicurigai. Hipertensi sekunder bisa dibatalkan ketika kondisi penyebabnya diberantas.
Sementara itu, data menunjukkan jika 90-95% kasus hipertensi di dunia adalah termasuk hipertensi primer, dan sisanya hipertensi sekunder.
Jadi, sebagian besar kasus hipertensi pada anak muda tergolong pada jenis hipertensi primer, yang mana meski tidak diketahui jelas apa penyebab spesifiknya, namun kemungkinan besar salah satu faktornya adalah gaya hidup yang tidak sehat.
Baca Juga: Merapi Erupsi Lagi Kini Tinggi Kolom Capai 2000 Meter, Kenali Lima Tipe Letusan Gunung Berapi
Selain gaya hidup yang tidak sehat, faktor keturunan atau genetik juga bisa menjadi penyebabnya.
Faktor hipertensi turunan dalam keluarga dapat meningkatkan risiko hipertensi pada anak muda generasi selanjutnya.
Jika tidak ada masalah medis pemicunya dan gaya hidup yang diterapkan juga tidak beresiko, maka faktor genetik adalah satu-satunya penyebab yang paling mungkin.
Sementara itu faktor gaya hidup yang bisa menjadi penyebab anak muda menderita hipertensi, yaitu seperti:
1. Kurang olahraga2. Pola makan yang buruk3. Tidak terbiasa cek tensi4. Obesitas
Lalu, bagaimana cara menanganinya jika terlanjur menderita hipertensi, terutama di usia muda?
Baca Juga: Tiap 16 Hari, Bumi Terima Sinyal Aneh dari Luar Angkasa, Ini yang Dikatakan Ilmuwan
Tentu jika Anda belum mengalami penyakit hipertensi, sebaiknya selalu terapkan pola hidup yang sehat.
Seperti rutin berolahraga, menjaga pola makan, rutin cek tensi bahkan cek kesehatan, juga menjaga agar berat badan tetap pada angka ideal.
Sebelum mengetahui bagaimana cara menanganinya, berikut gejala penyakit hipertensi yang sering dialami banyak orang:
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, dan khawatir tentang tingkat tekanan darah sata ini, maka segeralah periksakan diri ke dokter.
Karena sering kali orang yang menderita penyakit ini tidak menyadari bahwa dia mengalaminya.
Terlebih gejala tersebut juga tidak selalu terjadi, sehingga alangkah lebih baiknya jika tetap mengandalkan pemeriksaan rutin.
Selain dengan bantuan dokter dan terus menerapkan gaya hidup sehat, makanan pembantu seperti labu siam juga bisa diandalkan.
Labu siam adalah sayuran yang sangat mudah didapatkan.
Selain tersedia di pasar, di Indonesia juga tidak sulit untuk menanamnya sendiri.
Sayuran yang satu ini kaya akan berbagai nutrisi dan senyawa antioksidan yang memberikan banyak manfaat potensial.
Salah satunya adalah manfaat labu siam untuk hipertensi.
Menurut Sudarman Mardisiswojo dalam buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, tanaman yang di Manado bernama ketimun jepang ini, buahnya mengandung vitamin A, B, C, niasin, dan sedikit albuminoid.
Karena bersifat dingin, jika dimakan terasa sejuk dan dingin di perut.
Dr Setiawan Dalimartha, Ketua II PDPKT (Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur), menyebut daging buahnya terdiri dari 90 persen air, 7,5 persen karbohidrat, 1 persen protein, 0,6 persen serat, 0,2 persen abu, dan 0,1 persen lemak.
Juga mengandung sekitar 20 mg kalsium, 25 mg fosfor, 100 mg kalium, 0,3 mg zat besi, 2 mg natrium, serta beberapa zat kimia yang berkhasiat obat.
"Buahnya mengandung zat saponin, alkaloid, dan tannin. Daunnya mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol," kata Dr Setiawan.
Dalam buku Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, Sudarman hanya menjelaskan bahwa buah tanaman ini baik untuk menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam, serta menurunkan demam pada anak-anak karena mengandung banyak air.
Meski tidak ada penjelasn kandungan mana yang bisa meredakan darah tinggi, namun Dr Setiawan menduga khasiatnya itu berasal dari sifat diuretik (peluruh air seni).
Kandungan alkoloidnya juga bisa membuka pembuluh darah yang tersumbat. Oleh sebab itulah, labu siam bisa menurunkan darah tinggi.
Baca Juga: Minum Air Lemon Setiap Pagi, Maka Anda Bisa Terhindar dari 13 Masalah Kesehatan Ini
Seperti diketahui, melalui air seni yang banyak terbuang akibat sifat diuretik dari labu siam, kandungan garam di dalam darah pun ikut berkurang.
Berkurangnya kadar garam yang bersifat menyerap atau menahan air ini akan meringankan kerja jantung dalam memompa darah sehingga tekanan darah akan menurun.
Sementara itu, R Broto Sudibyo, Ketua Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional Yogyakarta, menyarankan pasien dengan gangguan asam urat di Klinik Obat Tradisional RS Bethesda, Yogyakarta, mengonsumsi labu siam.
Menurut dia, air labu siam memiliki efek diuretik yang baik sehingga melancarkan buang air kecil.
Dengan begitu, kelebihan asam urat bisa segera dikeluarkan dari dalam tubuh.
Ya, penggunaannya untuk mengatasi penyakit hipertensi pun bisa dilakukan dengan mengonsumsi air labu siam.
Dengan begitu, efek diuretik bisa kita dapatkan.
Resepnya yaitu satu labu siam segar diparut, lalu diperas dan air perasannya diminum setiap pagi dan sore.
Dikutip dari Kompas.com (17/3/2010), Cara tersebut telah dibuktikan oleh Trisno (49), kelahiran Wonosobo, dan Endang (43), asal Purwokerto, yang sama-sama pengidap hipertensi.
Setelah lima hari, tekanan darah mereka turun menjadi 140/80 mmHg. Hingga keluhan gangguan hipertensi, seperti sakit di belakang leher, sering pusing, dan merasa lemas tak pernah lagi mereka alami.
Selain konsumsi air labu siam tersebut, kedua pasien ini hanya mengonsumsi 2 x 1/2 tablet captopril 25 mg per hari untuk menjaga agar tensi agar tidak naik lagi yang diberikan oleh dokter.
Namun, menurut R Broto Sudibyo, Ketua Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional Yogyakarta mengingatkan, ramuan labu siam tak cocok diberikan kepada penderita rematik lantaran sifat dinginnya malah memicu munculnya gejala sakit.