"Saya kagum dengan kemampuan Fuehrer memberi harapan kepada perwira dan tentaranya di medan perang kalau mereka datang untuk bertemu dengari dia dan kadang-kadang bahkan pada orangTorang sekitarnya. Beberapa jenderal yang datang untuk melaporkan keadaan sebenarnya, meninggalkan Hitler dengan harapan baru.
Akhirnya hanya beberapa orang yang tahu bahwa gunung sudah hampir meletus.
Hitler itulah yang kami hadapi selama 10 hari terakhir penuh arti, mulai dari hari ulang tahunnya, hari pernikahan resminya dengan Eva Braun, sampai kedatangan tentara Rusia pertama ke gedung kanselir.
Bahkan sampai saat itu ia tetap raksasa yang meyakinkan orang-orang di sekitarnya. Tetapi ia menjadi penakut dan menaruh prasangka pada setiap orang.
Ia tidak mau menerima siapapun kecuali Doenitiz, Goebbels, Bormann dan kami, anggota kelompok intinya.
Ia hanya melihat bahaya dan kesulitan di sekitarnya. Keadaan menunjukkan bahwa rasa curiga itu bukan hanya imajinasi karena bahkan Himmler telah berunding dengan "musuh" bertentangan dengan kemauan Hitler.
Ia mengatupkan giginya, menutupi tubuhnya yang letih dengan syal kecil dan mencoba untuk main sebagai Fuehrer yang masih penuh kekuasaan.
Saya sudah mengenal dia selama sepuluh tahun. Saya melihat kelemahannya. Tangan kirinya bergetar dan ini tambah jelas kalau ia membiarkan lengarmya menggantung di sisi-tubuhnya.
Ia juga terus mencari pegangan pada meja atau kursi.
Ia hanya mau menerima obat dari saya
Usaha pembunuhan tanggal 20 Juli 1944 telah mengerogoti kesehatannya. Secara fisik ia memang berhasil lolos dari percobaan itu tetapi mentalnya tetap tergoncang.
Bulan Oktober ia mendapat serangan jantung dan mendapat obat baru dari Dr. Giesing yang dipanggil waktu Hitler pucat sekali.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR