Advertorial

Klaus Barbie si Penjagal dari Lyon, Gembong Nazi Terakhir yang Ditangkap, dan Betapi Kejinya Politik

Moh Habib Asyhad

Editor

Semasa hidupnya ia pernah menghabisi 7.000 — 10.000 jiwa “pembangkang” Prancis semasa Perang Dunia II. Di sini kita bisa melihat betapa kejinya politik.
Semasa hidupnya ia pernah menghabisi 7.000 — 10.000 jiwa “pembangkang” Prancis semasa Perang Dunia II. Di sini kita bisa melihat betapa kejinya politik.

Intisari-Online.com – lni gembong Nazi terakhir yang berhasil ditangkap. BuIan Januari 1983 ia ditangkap di Guyana Prancis dan awal Februari ia diserahkan oleh Bolivia kepada Prancis.

Semasa hidupnya ia pernah menghabisi 7.000 — 10.000 jiwa “pembangkang” Prancis semasa Perang Dunia II. Di sini kita bisa melihat betapa kejinya politik.

(Baca juga:Aktivis Binatang Berhasil Menyelamatkan 400 Anjing yang Siap Dibawa ke Rumah Penjagalan)

Suatu hari musim gugur yang indah tahun 1946 di Frankfurt. Empat pria duduk berhadapan: seorang anggota dinas rahasia Amerika bernama John Wilms, seorang perwira penghubung Prancis di kantor pusat Amerika dan dua perwira dinas rahasia berpakaian anggun dari Paris.

Pagi itu pukul sembilan lebih sedikit. Sebuah jip berhenti. Dua tentara AS meloncat ke luar dan menyerahkan seorang pria agak gemuk pendek kepada kelompok Sekutu.

Orang yang mengenakan baju abu-abu itu Klaus Barbie.

Berjam-jam orang-orang Prancis itu menginterogasi bekas SS merangkap Kepala Polisi Lyon itu di sebuah kantor Amerika.

Orang Jerman itu percaya diri dan agak berani, "Apa yang saya lakukan selama perang, saya lakukan demi tanah air saya. Saya orang yang paling baik."

Orang Prancis itu marah. Mereka bertanya kepada John Wilms, apakah mereka boleh membawa Barbie. Wilms tidak mau memberi izin.

Lalu scorang Prancis mempunyai ide. Apakah Barbie boleh ditelentangkan saja dan ditembak karena "usaha meloloskan diri"? John Wilms lebih tidak setuju. Karena itu Klaus Barbie bisa tetap hidup sampai sekarang.

* *

Augsburg musim panas 1948: Di pintu sebuah villa kecil di Mozartstrasse 10 masih tercantum nama Forsters. Isi rumahnya kelihatannya nyaman, namun keluarga Forsters sudah lama tidak tinggal di situ.

Rumah itu sudah lama disita orang Amerika. Letaknya betul-betul nyaman, agak di luar kota, tetapi toh tetap tidak terlalu jauh dari jantung kota.

Villa itu cocok untuk keluarga yang mempunyai anak, tetapi juga cocok untuk orang-orang yang mengemban misi khusus.

Seorang pria Jerman bertubuh gemuk pada tahun 1948 masuk ke situ. Ia sering berganti nama. Pada kartu pengenal orang Jerman ini tertulis dengan huruf besar sesuatu yang penting pada zaman itu: bebas Nazi.

Pria berumur tiga puluhan itu secara teratur pergi ke kantornya di tengah kota Augsburg. Ia suka minum anggur merah Burgundy dan ia tidak pernah mendekati wanita di sekitar situ.

Kadang-kadang orang Jerman itu cuti beberapa hari untuk pergi ke Trier. Kalau ia kembali pada waktunya, ia bercerita tentang istri dan kedua anaknya.

Di kantornya ia menulis laporan untuk orang Amerika. Setiap minggu tiga sampai empat halaman. Di sebelahnya duduk rekannya, Kurt Merk, yang kelihatannya tidak begitu alim.

Rupanya seperti seorang perwira intel Inggris. Orang Amerika membayar kedua orang Jerman itu masing-masing 1.700 dolar sebulan.

Partner Amerika mereka namanya Richard Holthof. Setiap Jumat ia datang untuk mengambil laporan.

Kedua orang Jerman yang kekar ini duduk bersama pada meja tulis orang Amerika itu dan terus-menerus merokok.

Mereka tegang, seakan-akan menunggu sesuatu yang mengerikan. Orang Jerman itu merasa lega kalau orang Amerika itu sudah keluar kebun dan mereka sendirian lagi.

Holthof tidak tahu persis latar belakang orang Jerman yang bekerja sama dengannya. Ia hanya tahu bahwa mereka penjahat perang dan termasuk dalam daftar pemimpin SS yang sedang dicari-cari.

Lebih dari itu ia tidak tahu. Lagi pula ia hanya orang kecil dalam dinas intel tentara Amerika CIC. Ia diangkat menjadi penghubung, karena di CIC tidak ada orang yang bisa berbahasa Jerman dengan lancar.

Pada suatu ketika, ketika orang Jerman yang berbadan kekar bermata coklat dan berambut merah kastanya itu tidak hadir, Kurt Merk bertanya kepada orang Amerika itu.

"Apakah Anda pernah mendengar nama Klaus Barbie?" "Tidak." "Apakah Anda tahu bahwa dia dihukum mati "in absentia" di Prancis?"

Hal itu juga tidak diketahui si orang Amerika. Kurt Merk meneruskan, "Kalau orang Prancis menemukan makam massal itu, bahkan Eisenhower pribadi pun tidak bisa menyelamatkannya."

Barbie pada suatu hari pernah membunuh dua ratus pembangkang Prancis.

Holthof melaporkan apa yang didengarnya itu kepada atasannya. Namun ternyata mereka sudah tahu. Semua harus berjalan seperti semula. Kemudian mungkin kalau Barbie sudah tidak diperlukan lagi oleh CIC, ia bisa diserahkan kepada orang Prancis.

(Baca juga:Vladimir Katriuk, Orang Nazi Nomor Dua Paling Dicari Meninggal Dunia)

• • •

Washington musim panas 1948. Presidcn Harry S. Truman dalam buku hariannya menulis tentang "mimpi buruk" yang sangat ditakuti: Di beranda Gedung Putih sebelah selatan ia sedang duduk dengan istrinya, Bess.

Mereka sedang makan malam ketika mereka melihat rombongan kecoa menyerbu roti mereka.

Dalam kenyataannya, 6.500 km dari ibu kota Amerika itu, orang Rusia sedang memblokir pintu masuk Berlin. Orang Amerika memberi tanggapan dengan membentuk jembatan udara.

Banyak yang terjadi pada saat itu, yaitu tiga tahun setelah Sekutu berhasil menaklukkan Jerman Hitler. Tanggal 6 Februari orang Amerika bersama dengan orang Inggris memproklamirkan Dewan Bizonc, pelopor dari pemerintah Jerman Barat pertama.

Akhir Fcbruari, karena suatu kup di Praha, kaum komunis mendapat kekuasaan. Tanggal 20 Maret orang Rusia meninggalkan Dewan Pengawas Sekutu pada Pemerintah Militer Bersama Jerman di Berlin.

Tanggal 18 Juni di Zone Barat mulai dibcrlakukan uang baru.

Blokade Belin berlangsung terus. Agen dinas rahasis CIA (yang baru didirikan) lewat Italia membagikan sepuluh ribu dolar kepada partai-partai anti komunis. Komunis Italia yang waktu itu sedang berkuasa, kalah dalam pemilihan parlemen.

Pernyataan politik luar negeri Amerika yang baru, Doktrin Truman, belum lewat setahun: Amerika akan memberi bantuan militer dan ekonomi kepada negara-negara Eropa yang diancam oleh Uni Soviet.

Kini tanggal 13 September 1948. Gedung Putih diliputi suasana perang yang kelam. Truman menulis di buku hariannya: Hari ini hari buruk. Menteri Pertahanan dan pemimpin angkatan darat memben laporan tentang keadaan, tentang basis dan pemboman di atas Moskwa, Leningrad dan sebagainya. Saya merasa sedih, karena menjelang perang lagi.

***

Berlin Barat musim panas 1948: Pada puncak blokade, seorang petugas rahasia Amerika, Frank Wisner, terbang memasuki belahan kota yang terkepung, Wisner adalah pemimpin suatu kelompok agen rahasia dengan nama megah tetapi menyesatkan, yakni Office of Policy Coordination atau singkatnya OPC.

Frank Wisner suka berpesta, banyak minum alkohol, tetapi tidak pernah mabuk. Di Washington, ia mengenal semua politikus penting.

Rupanya seperti bintang film Charles Laughton. Wisner telah mengumpulkan tiga ratus orang dari organisasinya, semua mempunyai pendidikan akademis dan tahu apa yang perlu.

Di Kementerian Luar Negeri Amerika, OPC Wisner itu diberi julukan: Department of Dirty Tricks atau Departemen Akal Busuk.

Namun tidak ada orang yang tahu apa yang dilakukan orang-orang itu. Hanya satu hal yang pasti: orang-orang itu memerangi segala sesuatu yang berbau bolsyewismc.

(Baca juga:Dialah Erich Hartman, Pilot Nazi Paling Berjaya Sepanjang Masa yang Pernah Merontokkan 352 Pesawat Musuh)

Kalau dibandingkan dengan mereka, CIA sama dengan "wanita tukang cuci" yang suka tukar-menukar obrolan.

Di Berlin Barat, Frank Wisner bertemu Reinhard Gehlen, bekas kepala dinas rahasia Hitler, Pasukan Asing Timur atau Fremde Heere Ost.

Setelah perang usai, Gehlen dengan dua lusin kopor besi yang penuh akta melarikan diri ke Miscbach di Bayern. Di situ, ia menyerah bersama anak buahnya kepada pihak Amerika.

Mereka menyembunyikan Gehlen dalam suatu tempat khusus di Kamp Oberurscl, dekat Frankfurt.

Ketika Agustus 1945 militer Rusia mencari Gehlen di Oberurscl, orang Amerika memakaikan seragam jenderal pada orang Jerman itu dan menerbangkannya ke Washington pada malam tanggal 23 Agustus 1945.

Tiga bawahannya yang paling dekat dengan dia diperbolehkan ke AS sebagai kapten tentara Amerika.

Kini musim panas 1948. Gehlen sudah dua tahun menjadi pemimpin dari "Organisasi Gehlen."

Di belakang dinding tinggi dan pagar listrik di Pullach, dekat Miinchen yang indah pemandangannya, rekan-rekan lama Gehlen membuat daftar Nazi Eropa Timur yang harus digunakan Wisner bagi tentara rahasianya untuk menghantam bolsyewismc.

Memang absurd apa yang dilakukan beberapa dinas rahasia Amerika di Jerman setelah perang. Orang dari dinas rahasia tentara CIC sering terdiri atas putra emigran dan jelas orang anti Nazi, yang mencari penjahat perang yang menghilang untuk diajukan ke depan pengadilan.

Wisner sebaliknya. Ia merekrut anggota Nazi yang sedang dicari-cari itu untuk membantu operasi yang direncanakan di belakang tirai besi bersama Gehlen.

Di Department of Dirty Tricks Wisner bekerja rapi dan sempurna. Rekan-rekan kerjanya duduk di posisi kunci dinas luar negeri CIA dan CIC yang memburu Nazi.

Pada tahun 1948 sampai 1952, Wisner menerbangkan beberapa ratus kolaborator- Nazi Rusia Putih dan Ukraina ke Amerika Serikat. Di sana mereka kemudian dididik menjadi mata-mata atau orang yang melakukan sabotase di Eropa Timur.

(Baca juga:CIA Berhasil Bunuh Dalang Serangan 9/11 Bukan karena Kemampuan Tempurnya tapi Gara-gara Teknologi Ini)

Di antara mereka ada seorang penjahat perang terkemuka Eropa Timur, Radoslaw Ostrowski, presiden dari pemerintah Nazi Rusia Putih; Franz Kushel, bekas Komandan Polisi Minsk yang bertanggung jawab terhadap deportasi 40.000 orang Yahudi dan Staninislaw Stankiewich yang juga bertanggung jawab untuk pembunuhan tujuh ribu orang Yahudi di Borissow.

Bekas Nazi itu kemudian menjadi warga Amerika. Frank Wisner kemudian menjadi pemabuk. Tahun 1965 ia menembak diri di rumah pertaniannya, di Maryland.

* * *

Klaus Barbie, pemimpin SS di Prancis, bagi orang Amerika tidak terlalu menarik. Pada saat itu, yang dianggap penting adalah anggota Nazi dari Timur, karena tujuannya adalah untuk menyerang bolsyewisme yang berekspansi.

Namun Klaus Barbie toh ada gunanya juga. Ia disuruh dua tiga kali ke CSSR, memberi informasi tentang rekan-rekan yang menyembunyikan diri, informasi tentang bentuk organisasi komunis Prancis yang sama ditakutinya oleh orang Amerika seperti orang Rusia.

Ketika itu orang Prancis diam saja. Menurut penulis Prancis, Philippe Harzer, sejak tahun 1947 polisi rahasia tentara Prancis di Baden-Baden, Inssbruck dan Wina mempunyai data lengkap tentang Barbie.

Namun karena alasan yang sampai sekarang masih gelap dan masih disimpan di Kementerian Dalam Negeri Prancis, pemerintah lama tidak mau mengutik-utik persoalan algojo dari Lyon itu atau minta ekstradisinya.

Kata Philippe Harzer, "Barbie tahu banyak tentang gerakan pembangkang Prancis. Kalau dia sampai buka mulut di depan pengadilan, banyak cerita kepahlawanan gerakan perlawanan Prancis tidak bisa dipertahankan lagi."

Baru pada tahun 1950, Prancis resmi minta penyerahan Barbie pada pemerintah AS. Waktu itu Amerika menjawab bahwa dengan sangat menyesal, mereka juga tidak tahu di mana Barbie berada. Setahun kemudian ternyata mereka tiba-tiba tahu lagi.

Sebuah dokumen Palang Merah Jenewa menunjukkan tindakan terakhir kelompok Amerika dengan pembunuh SS Klaus Barbie di Eropa.

Barbie berhasil lolos dari Jerman berkat izin komisaris tinggi Sekutu di Munchen. Dalam catatan di Palang Merah tertulis: Dokumen perjalanan nomor 0121454 diserahkan oleh komisariat tinggi Sekutu, Munchen pada tanggal 21 Februari 1951.

Barbie kini menjadi "Klaus Altmann", ahli mesin dari Kronstadt. Ia menikah dan berhidung mancung. Pelariannya lewat Genua ke Bolivia berhasil dengan bantuan pelindung Nazi, Profesor Draganovic, yang mempunyai hubungan baik dengan Vatikan.

Barbie teringat, "Tahun 1951, saya mendapat kesempatan untuk pergi. Saya tiba di Salzburg, Di situ saya mendapat izin khusus untuk ke Triest di Zone A. Namun saya tidak ke Zone A, tetapi ke Genua. Saya mendapat kesulitan di perbatasan Austria — Italia. Saya hanya mempunyai tanda legitimasi sementara. Orang Austria keberatan. Saya hanya mengatakan, "Lihat, saya mempunyai anak."

Lalu ia menjawab, "Namun saya tidak mau melihat kalian kembali." "Saya bisa memberi jaminan kepada Anda," kata saya.

(Baca juga:Dialah Mata Hari yang Bernasib Tragis, Penari Eksotis yang Terkenal sebagai Mata-mata Perempuan Terbesar Selama Perang Dunia I)

Sebelum berangkat Barbie memberikan foto dirinya kepada organisasi pelarian. "Di kereta api di Genua sudah menunggu Draganovic. Saya masih melihat dia di depan saya. la membawa foto saya. Saya harus ke presidium polisi. Draganovic mengajak anak laki-laki saya yang masih kecil untuk berjalan-jalan. Sebelum saya insaf, saya sudah mendapat dokumen lengkap. Itu semua berkat Draganovic. Memang luar biasa.”

Mengapa orang ini getol membantu pemimpin SS ini? Kata Barbie, "Baginya yang paling penting ialah bahwa saya anti komunis." Katanya, "Kami harus mempunyai semacam cadangan yang bisa kami manfaatkan kalau diperlukan."

Nama kapal yang membawa Barbie ke Buenos Aires ialah kapal Corrientes. Komisi Argentina letaknya di Via Albaro 38.

Saya harus ke situ dan mengucapkan "Heil Hitler, apa kabar". Saya agak hati-hati, karena saya kira mungkin ini hanya provokasi. Ternyata itu benar.

* * *

Detroit, musim semi 1983. Di sebuah kota pinggiran dari pusat kota mobil Amerika itu, duduk Profesor Erhard Dabringhaus di rumahnya.

Ia membaca sebuah surat ancaman. Isinya: "Kamu tikus yang berkoar-koar. Awas, kami mengamatimu. Tidurlah dengan satu mata terbuka. Barbie jangan diutik-utik. Semua pengkhianat akan digantung. Pengirim: "Klan Nazi White Power".

Dabringhaus ialah profesor germanistik di Detroit. Ayahnya seorang pekerja Krupp dan anggota serikat buruh aktif di Essen.

Pada tahun 1929 ia beremigrasi ke AS, setelah serikat buruh Hitler memukulinya, karena pidatonya di depan karyawan baja.

Tiga puluh lima tahun yang lalu Erhard Dabringhaus menyebut dirinya "Richard Holthof'. Waktu itu ia perwira CIC, di mana Barbie bekerja dengan honor 1.700 dolar sebulan untuk laporan yang harus diserahkan setiap Jumat.

Dabringhaus masih teringat, "Di sebelah kantor Barbie di Augsburg sedang dibangun hotel baru yang pertama di kota itu. Di hotel itu kemudian didirikan klub perwira Amerika yang mempunyai kapel, acara dansa dan tempat rekreasi. Satu dua kali Barbie mengajak saya dan istri saya ke sana. Bagi orang Jerman biasa hal itu tidak mungkin.

Uang 1.700 dolar itu ialah anggarannya. Dari uang itu Barbie harus membayar Merk dan sekretarisnya. Saya sebagai mayor mendapat honor 200 dolar sebulan.

Namun menurut Barbie, ia mempunyai.100 sampai 150 orang yang bekerja untuknya, yang harus ia biayai.

la jarang mendapat tugas khusus. Pernah saya bertanya kepadanya tentang nasib pemimpin SS Wallonia Degrelle. Waktu itu Barbie berkata bahwa ia tinggal di Spanyol.

Waktu zaman saya bertugas, laporannya tidak berarti. la memang menyebut nama beberapa rekan lama yang menyembunyikan diri. Kemudian orang-orang itu kami tangkap, tetapi ternyata mereka hanya orang kecil.

Barbie membawa banyak akta. Akta itu disimpan di kantornya. Dari situ ia membuat laporannya. Tetapi saya pernah menangkap basah waktu dia mengutip berita dari kantor berita Yugoslavia, yang dimuat di sebuah koran Jerman yang akan diserahkan kepada saya.

Lalu saya katakan, "Barbie, koran bisa saya baca sendiri. Satu-satunya laporan yang berarti ialah tentang penambangan uranium di Aue, bekas Zone Timur.

Ini tentu sangat penting bagi kami, karena kami ingin tahu sampai di mana orang Rusia sudah siap dalam pembuatan bom atom. Karena laporan itu Barbie naik pamornya.

***

New York musim semi tahun 1983. Elizabeth Holtzman menerima wartawan Jerman yang ingin berbicara dengannya tentang anggota-anggota Nazi.

Wanita Yahudi berusia 41 tahun itu semacam jenderal dari tentara yang terdiri atas tiga ratus penuntut umum Brooklyn.

Tidak pernah ada seorang wanita pun di New York yang bisa mencapai kedudukan itu. Namun sebelum menjadi kepala jaksa di Brooklyn, Elizabeth Holtzman sudah terkenal.

Ketika ia berusia 32 tahun dan menjadi anggota Kongres di Washington, dia mulai memburu penjahat-penjahat khusus, yakni rekan-rekan Barbie, bekas Nazi yang hidup tenang di AS.

Setelah bekerja enam setengah tahun, tahun 1980 ia menulis laporan untuk Kongres: Undang-undang emigrasi kita melarang orang yang poligami dan penghisap hasis masuk AS, tetapi untuk penjahat Nazi pintu dibuka selebar-lebarnya.

Andaikata Hitler masih hidup seusai perang, dengan mudahnya ia bisa pergi ke AS.

Elizabeth Holtzman berhasil "menggoalkan" perubahan undang-undang yang memperlakukan orang Nazi sama seperti peminum hasis dalam hal masuk ke AS.

Namun suksesnya dalam memerangi penjaga kamp konsentrasi, pemimpin SS dan mereka yang bertanggung jawab terhadap Holocaust, tidak begitu hebat.

Dari dua ratus bekas Nazi yang ditemukan sampai sekarang tidak lebih dari sepuluh yang dicopot kewarganegaraan Amerikanya atau ditolak permintaannya.

Orang Jerman terakhir yang ditolak namanya Hans Lipschis: Tanggal 14 April 1983, bekas kepala regu SS itu naik pesawat ke Frankfurt dan menghilang di Bayern.

Jaksa Frankfurt tidak ada minat lagi terhadapnya.

Beberapa tahun yang lalu, ketika Elizabeth Holtzman pada suatu dengar pendapat dengan Kongres bertanya kepada CIA, apakah mereka pernah memasukkan bekas Nazi ke AS, mereka semua menggelengkan kepala.

Mereka berbohong, kata Ny. Holtzman. Namun yang lebih mengerikan lagi ialah hubungan sengaja antara Nazi dengan pejabat dan politikus Amerika.

Lebih dari dua puluh penjahat Nazi bahkan pernah bekerja di pemerintahan AS, yakni di CIA, FBI, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan.

Tentang hubungan orang Amerika dengan Klaus Barbie, Ny. Holtzman mendengar lewat pers.

Ia sama sekali tidak kaget. "Namun Amerika cukup kuat," katanya dengan nada optimis dan yakin seperti pernah dikatakan oleh Thomas Jefferson. • (Dr. Wolfgang Schivelbusch dan Walter Karpf. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Oktober 1983)

Amerika Minta Maaf Tentang Barbie

Pertengahan Agustus yang lalu pemerintah Amerika Serikat meminta maaf kepada pemerintah Prancis, karena seusai Perang Dunia II Angkatan Darat Amerika membantu perwira Gestapo bernama Klaus Barbie untuk mengelakkan pengadilan.

Menurut pemerintah Amerika, mereka tidak tahu perwira-perwira AS menolong Barbie melarikan din ke Amerika Latin.

"Yang paling penting sekarang: Barbie sudah ditangkap dan akan berhadapan dengan hukum Prancis untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di tempat perbuatan itu dilakukan," kata Max GaJlo, juru bicara pemerintah Prancis.

Barbie dibawa ke Prancis dari Bolivia bulan Februari yang lalu. Ia dituduh mengirimkan orang-orang Yahudi dan anggota-anggota gerakan bawah tanah Prancis ke kamp-kamp maut dan melakukan pembunuhan ketika ia menjadi kepala Gestapo di Lyon sejak 1942 sampai 1944,

Prancis sudah bertahun-tahun mendesak AS untuk mengakui bahwa AS menolong Barbie menemukan perlindungan di Amerika Latin.

Barbie sempat tinggal tiga puluh tahun di sana dengan nama Klaus Altman.

Pemerintah Prancis mengeluh : AS mengalangai mereka menyeret Barbie ke pengadilan pada saat ingatan orang masih segar terhadap kegiatan-kegiatannya sebagai "Penjagal dari Lyon".

Menurut Departemen Kehakiman AS, perwira-perwira intel Angkatan Darat AS merekrut Barbie dan melindunginya dari pemerintah Prancis yang berusaha untuk menangkapnya.

Sudah dua kali Prancis menjatuhkan hukuman mati terhadap Barbie tanpa Barbie sendiri hadir di pengadilan. Hukuman mati itu kini sudah kadaluwarsa menurut undang-undang.

Prancis bermaksud menunturnya di bawah sebuah undang-undang tahun 1964 yang mengecualikan kejahatan-kejahatan perang dari kadaluwarsa, tetapi pembela-pembela Barbie bermaksud untuk menolak keabsahan undang-undang itu. (S.C.M.P.)

Artikel Terkait