Find Us On Social Media :

Lain Kali Waktu Makan Sahur, Lakukan 7 Tips Berikut Ini untuk Cegah Asam Lambung Naik Supaya Puasa Ramadhan Lancar, Salah Satunya Hindari Makanan Pedas

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 17 April 2021 | 02:30 WIB

Sensasi terbakar di dada, salah satu gejala asam lambung kronis.

Intisari-Online.com – Tak bisa dipungkiri bahwa waktu sahur selama puasa Ramadhan ini sangatlah terbatas.

Keterbatasan waktu inilah yang membuat sebagian orang yang menjalankan puasa Ramadhan menjadi makan dengan terburu-buru.

Padahal,  pola makan yang terburu-buru ini sangat tidak dianjurkan pada penderita penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (Gerd).

Bagi mereka yang sering mengalami kenaikan asam lambung, ada beberapa tips yang bisa dilakukan pada waktu sahur, antara lain seperti berikut ini:

Baca Juga: Masih Susah Bangun Ketika Akan Sahur? Coba 7 Cara Mudah Ini untuk Sahur Berikutnya, dari Tidur Lebih Cepat Hingga Rutinitas Bareng Keluarga

1. Sahur lebih awal

Agar makanan tidak naik kembali dari lambung ke kerongkongan, maka disarankan agar penderita Gerd tidak boleh sampai kekenyangan.

Oleh karena itu sebaiknya tubuh diberi waktu lebih lama dalam mencerna makanan, apalagi jika ingin kembali tidur usai sahur.

Dr Tirta Prawita Sari, MSc, SpGK dari RS Pondok Indah, Pondok Indah memberikan saran, setidaknya bangun satu jam lebih awal dan makan sahur lebih dahulu daripada anggota keluarga lain.

Baca Juga: 3 Efek Buruk Tidur Setelah Sahur, Picu Penyakit Refluks Gastroesofagus

Pola tersebut membuat ada jeda waktu cukup panjagn dari waktu makan sahur ke tidur yang direncanakan tadi.

"Jadi, kalau misalnya (shalat) subuh jam 04.30, paling tidak dia harus sudah selesai makan 03.30 supaya ada waktu untuk memastikan makanannya turun," kata Tirta kepada Kompas.com, Kamis (15/4/2021).

Setelah makan, pastikan tetap dalam posisi tegak selama satu hingga dua jam sebelum tidur.

Ini untuk memastikan makanan sudah turun ke lambung.

Namun, jika Anda bangun terlalu mepet dengan waktu imsak, sebaiknya menyempatkan diri untuk bergerak, misalnya berjalan ringan di sekitar rumah atau halaman.

2. Hindari makanan yang sulit dicerna

Sebaiknya menghindari makanan yang membutuhkan waktu lama untuk dicerna jika Anda berencana untuk kembali beristirahat setelah sahur.

Makanan yang dimaksud seperti makanan berlemak, bersantan, dan digoreng menggunakan banyak minyak.

Makanan-makanan seperti masih boleh Anda konsumsi ketika waktu berbuka puasa, jika sangat ingin memakannya, karena jarak antara waktu berbuka puasa dengan tidur cukup panjang.

Baca Juga: 4 Menu Lauk Tahan Lama untuk Stok Sahur dan Buka Puasa Anda, Apa Saja?

3. Hindari makanan yang menimbulkan gas

Agar penderita Gerd aman dan tidak mengalami kembung, sebaiknya hindari sayuran seperti kol atau sawi, yang berpotensi menimbulkan gas.

Cobalah lebih memilih mengonsumsi sayuran seperti labu siam, wortel, oyong, atau sayuran lain yang terasa dingin di perut.

Ada beberapa buah-buahan tinggi fruktosa yang juga berpotensi menimbulkan kembung, seperti mangga, duku, rambutan, dan lainnya.

"Karena gula akan menjadi bahan makanan bakteri yang ada di dalam perut kita."

"Kalau dia makan, melakukan fermentasi, maka akan menimbulkan gas," ucap Tirta.

4. Menghindari minuman manis

Tidak hanya buah-buahan tertentu, minuman tinggi gula juga memiliki potensi menimbulkan gas.

Oleh karena itu, minuman manis sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi saat sahur oleh penderita penyakit asam lambung.

Baca Juga: Awas, Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus Tidak Boleh Tidur Setelah Sahur

5. Hal yang bisa merelaksasi katup

Katup lambung harus dijaga agar makanan yang sudah masuk ke lambung tidak kembali naik ke kerongkongan.

Pada penderita Gerd, katup tersebut sering kali longgar dan tidak bisa tertutup dengan baik.

Selain karena perut terlalu penuh, penyebab lainnya juga bisa disebabkan oleh makanan.

Salah satunya adalah kafein. Makanan dan minuman mengandung kafein antara lain kopi, teh, cokelat, dan lainnya.

Untuk itu, cobalah mengurangi makanan dan minuman tinggi kafein atau menghindarinya sama sekali jika memungkinkan.

"Kemudian juga tidak boleh terlalu pekat karena berarti kandungan kafeinnya semakin banyak," kata dia.

6. Tidak makan terlalu banyak karbohidrat

Tak heran bila masyarakat Indonesia sangat identik dengan konsumsi nasi saat makan tiba.

Baca Juga: Mau Memanaskan Makanan untuk Sahur di Rice Cooker? Begini Tipsnya!

Karbohidrat seperti nasi ini sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah banyak ketika waktu sahur tiba.

Ini karena nasi merupakan salah satu sumber gizi makro yang merupakan makanan kesukaan bakteri di dalam perut kita.

"Nanti fermentasinya akan banyak sekali sehingga produksi gasnya akan banyak," ungkap Tirta.

7. Hindari makanan pedas

Pada saat sahur, penderita refluks gastroesofagus sebaiknya tidak mengonsumsi makanan pedas dan berbumbu tajam.

Makanan tersebut akan menyebabkan sensasi heartburn, di mana kerongkongan akan terasa semakin panas.

"Sensasi heartburn-nya bisa luar biasa kalau habis makan sesuatu yang pedas-pedas," tuturnya. (Nabilla Tashandra) Baca Juga: Sering Kita Lakukan, Ternyata Makan Banyak Nasi Saat Sahur Bukannya Membuat Puasa Makin Kuat, Justru Penyakit Ini yang Mengintai

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari