Find Us On Social Media :

Jadi Negara Favorit Korea Utara untuk Jalankan Bisnis Haramnya, Ternyata Ini Alasan Malaysia Begitu Disukai Mafia Korut

By Maymunah Nasution, Senin, 22 Maret 2021 | 06:30 WIB

Dari pembunuhan Kim Jong Nam dan pencucian uang, rupanya Malaysia sudah lama jadi tempat Korut lakukan semua dosa-dosanya

Intisari-online.com - Amerika Serikat baru saja mengekstradisi seorang warga Korut atas tuduhan pencucian uang dari Malaysia, disebutkan Pyongyang Jumat kemarin.

Atas hal ini, Pyongyang memutuskan akan memutus hubungan dengan Kuala Lumpur.

Keputusan ini sedikit menodai hubungan antara kedua negara yang telah berlangsung sejak 1973 lalu.

Namun Go Myong-hyun, peneliti di Institut Kebijakan Asean di Seoul mengatakan, "hal ini akan membuat warga Korut merasa tidak aman beroperasi di negara yang punya ikatan dengan AS daripada mereka.

Baca Juga: Sampai Bikin Korut Murka dan Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Malaysia, Inilah Mun Chol Myong, Penyelundup yang Menjamin Kehidupan Mewah Kim Jong-un

"Karena kini mereka tahu mereka bisa dikirim ke AS."

Mun Chol Myong diburu oleh otoritas AS atas kecurigaan pencucian uang dan pelanggaran sanksi PBB menurut menteri luar negeri Malaysia.

Korut sendiri menampik tuduhan terhadap Mun, mengatakan ia terlibat dalam aktivitas bisnis legal.

"Ini merupakan fabrikasi absurd dan plot keji untuk berargumen jika ia terlibat dalam 'pencucian uang ilegal,'" ujar menteri luar negeri Pyongyang Jumat lalu.

Baca Juga: Korea Utara Kegirangan Konflik Amerika dan China Memburuk, Rupanya Dengan Begitu Korut Bisa Seenaknya Kembangkan Senjata Nuklirnya

Malaysia kini mendapat tuduhan aksi kejam dari Korut dan Korut mengatakan akan memutus hubungan diplomatik dengan Malaysia.

Merespon hal itu, pejabat Malaysia menuntut semua diplomat Korut di Malaysia harus meninggalkan negara itu secepatnya.

Malaysia telah lama dijadikan tempat bagi Korut untuk melaksanakan berbagai aktivitas kriminal mereka.

Tahun 2017 lalu, terjadi pembunuhan saudara tiri Kim Jong Nam di bandara internasional Kuala Lumpur, Malaysia.

Baca Juga: Dibunuh Secara Misterius dengan Agen Saraf, Terungkap Begini Rekaman yang Menunjukkan Saudara Tiri Kim Jong-un Ini Dibunuh Tahun 2017

Kejadian itu segera merusak hubungan dua negara.

Dikutip dari The Guardian, Malaysia segera mengusir dubes Korut dan menolak mengeluarkan jasad Kim Jong Nam ke Pyongyang dan menuntut tiga warga Korut yang bersembunyi di kedutaan agar segera datang untuk ditanyai polisi.

Kasus yang juga melibatkan TKW Indonesia, Siti Aisyah, dan TKW Vietnam, Doan Thi Huong itu, akhirnya keduanya mengakui kejahatan tersebut agar masa hukumannya lebih ringan.

Rupanya, ada masalah yang diemban Malaysia sehingga mereka memilih meringankan hukuman dua tertuduh tersebut.

Baca Juga: Kala TKW Indonesia dan Vietnam 'Diminta' Kim Jong-Un Membunuh Saudaranya Sendiri, Rincian Pembunuhan Elit Korea Utara Kim Jong-Nam Terkuak Lewat Film Dokumenter Ini

Banyak pihak menuduh pemerintah Malaysia ingin hal itu segera beres karena membuat hubungan rusak dengan Korut.

Sebelum pembunuhan itu, dua negara memiliki hubungan baik selama 40 tahun yang diperkuat sejak Mahathir Muhammad mengisi jabatan Perdana Menteri tahun 1990-an.

Diyakini Mahathir yang saat kasus itu merebak masih menjabat, ingin memperbaiki hubungan itu.

Rupanya Malaysia tidak keberatan menjadi sekutu Korut di tengah sanksi PBB yang dijatuhkan ke negara itu.

Baca Juga: Hidup Mewah Bergelimang Harta sedang Rakyatnya Menderita, Rupanya Kunci Kekayaan Kim Jong Un ada pada 'Office 39' yang Lakukan Kegiatan Terlarang nan Mengerikan Ini

Laporan PBB yang dirilis Maret 2017 menjelaskan Malaysia sebagai salah satu pelanggar utama yang menggunakan beberapa perusahaan Malaysia dan sosok pebisnis senior untuk terlibat dalam pencucian uang ke Korut.

"Beberapa anggota partai berkuasa terlibat terlalu dalam di jaringan finansial berkaitan dengan Korut sehingga pemerintah tidak ingin merusak hubungan ini; akan membuat Malaysia harus membayar dan menanggung malu dan bahkan sanksi internasional sendiri," ujar ahli Korea Utara di Universitas Leiden, Remco Breuker.

Sementara itu menurut penelitian Program Studi Keamanan MIT dan Harvard 2016 lalu, ada hubungan khas antara negara Asia Tenggara dan Korut yang menyebabkan Korut gemar melaksanakan aksi penuh dosanya di negara-negara Asia Tenggara, tidak terkecuali Malaysia.

Selain mengandalkan China, Korut juga memperluas penggunaan bisnis komersil Hong Kong dan Asia Tenggara.

Baca Juga: Tak Hanya Garong Duit Online, Korea Utara Kepergok Kirim Kapal untuk Lakukan Tindakan Ilegal di Laut China Timur Demi Tambah Pundi-pundi Uangnya, Apa yang Mereka Lakukan?

Korut sering menggunakan dasar operasi di China atau Hong Kong untuk mengembangkan hubungan dengan individu atau firma komersial Asia Tenggara dan mengakses rekening bank di negara tersebut.

Rekening bank Korut di Asia Tenggara berguna untuk pencucian uang dan pembelian lokal untuk kemudian dikirimkan ke Korut.

Kasus pengadilan Singapura Agustus 2015 tunjukkan bagaimana Korut membayar firma lokal untuk laksanakan aktivitas menghindari sanksi itu.

Asia khususnya Asia Tenggara dimanfaatkan Korut karena hubungan kekerabatan yang erat.

Baca Juga: Perusahaan Indonesia Pun Jadi Korbannya, Inilah Hacker Korea Utara yang Garong Duit Rp18,3 Triliun, FBI Sampai Memburunya!

Korut telah memiliki hubungan diplomatik tradisional dengan sebagian besar negara terutama di Asia, dengan berbagai kedutaan dan perwakilan diplomatik di negara-negara itu yang memiliki beberapa hak istimewa termasuk berpindah antar negara dan lewati perbatasan tanpa adanya risiko dicari.

Para kurir diplomatik membawa keistimewaan ini menikmati imunitas tahanan mereka, dan Korut menggunakan personil diplomatik baik sebagai agen terlibat dalam pembelian ilegal dan kurir yang memindahkan uang tanpa laporan serta berbagai barang ilegal lain.

Hal ini masih juga ditambah penegakan hukum di negara-negara Asia Tenggara masih lemah sehingga para penyelundup dan mafia Korut bisa bebas.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini