Intisari-Online.com - Memburuknya hubungan Amerika Serikat dan China, justru merupakan keuntungan tersendiri bagi Korea Utara.
Dengan begitu, Korea Utara bisa dengan bebas mengembangkan program nuklirnya. Bagaimana bisa?
Empat tahun lalu, selama dua bulan pertama pemerintahan Trump, Korea Utara meluncurkan tiga uji senjata dan membunuh saudara tiri Kim Jong-un di tengah bandara yang padat.
Dua bulan pertama di pemerintahan Biden, hal semacam itu tidak terjadi.
Namun, itu bukan berarti presiden AS yang baru dan timnya akan lebih mudah membujuk Korea Utara kembali ke meja perundingan mengenai program senjata nuklirnya.
Melansir SCMP, Minggu (21/3/2021), selalu sulit bagi negosiator di Washington untuk mencapai kesepakatan apa pun dengan Pyongyang, tetapi para pengamat mengatakan itu mungkin lebih sulit dari sebelumnya tanpa bantuan dari China.
"Korea Utara mungkin memandang keretakan AS-China yang tumbuh sebagai sebuah peluang," kata Rachel Minyoung Lee, mantan analis intelijen untuk pemerintah AS.
"Dari sudut pandang Korea Utara, China sekarang bahkan kurang termotivasi untuk bekerja sama dengan AS untuk menekan Korea Utara agar melakukan denuklirisasi, yang memberi Korea Utara ruang yang lebih longgar terhadap AS."