Intisari-online.com - Korea Utara dikenal sebagai salah satu negara tertutup di dunia.
Hampir banyak sekali informasi yang ditutupi oleh negara tersebut.
Meski demikian, ternyata negara tetangga Indonesia ini memiliki hubungan dekat dengan Korea Utara.
Negara tetangga Indonesia yang dimaksud adalah Malaysia, negara ini juga memiliki hubungan diplomatik dengan Korea Utara.
Menurut 24h.com.vn, pada Jumat (19/3/21), Malaysia memiliki hubungan diplomatik dengan Korea Utara.
Namun, belakangan ini Korea Utara ngamuk pada Malaysia dan akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Hal itu terjadi setelah sebuah insiden kecil terjadi di Malaysia melibatkan warna negara Korea Utara.
Di mana ada seorang pengusaha dari Korea Utara yang tinggal di Malaysia hendak di ekstradisi ke Amerika karena suatu masalah.
Menurut Kantor Berita Pusat Korea Utara, KCNA, mengatakan negara ini akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Setelah pengadilan Malaysia memutuskan bahwa seorang pengusaha Korea Utara, dapat diekstradisi ke Amerika Serikat setelah dituduh melakukan pencucian uang.
Pengusaha Korea yang tinggal di Malaysia tersebut dituduh memasok barang mewah yang dilarang dari Singapura ke Pyongyang (Korea Utara).
Hal ini dianggap melanggar sanksi PBB.
Pengadilan tinggi Malaysia memutuskan bahwa orang ini dapat diekstradisi ke AS, menghadapi tuduhan pencucian uang.
"Insiden yang mengejutkan dunia adalah murni produk dari dukungan anti-Korea Utara yang diciptakan dari kebijakan permusuhan AS yang mengerikan," kata KCNA.
"Bertujuan untuk mengisolasi dan mencekik negara kita dan meringkuk. Pemerintah Malaysia yang pro-Amerika," jelas KCNA.
"Oleh karena itu, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengumumkan untuk memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Malaysia," KCNA menambahkan.
"Karena tindakan permusuhan terhadap Korea Utara karena menderita tekanan AS," imbuh KCNA.
KCNA menyatakan bahwa pengusaha di atas ikut serta dalam kegiatan perdagangan luar negeri yang sah.
KCNA memperingatkan bahwa pemerintah Malaysia akan bertanggung jawab penuh atas segala akibat yang ditimbulkan antara kedua negara.
KCNA juga memperingatkan AS akan membayar harga yang pantas sebagai manipulator di balik layar dan merupakan biang kerok utama dalam insiden ini.