Intisari-Online.com - Kim Jong-un yang lalim sedang bersiap untuk menguji coba rudal balistik barunya.
Dilansir dari Express.co.uk, Rabu (17/3/2021), langkah militer Kim tepat dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Pyongyang dan Washington.
Menurut kepala Komando Utara militer AS, Korea Utara akan memulai uji terbang untuk memperbaiki desain rudal balistik antarbenua "dalam waktu dekat".
Peringatan Jenderal Angkatan Udara Glen VanHerck munculg ketika Blinken pada Rabu menuduh Korea Utara melakukan "pelanggaran sistemik dan meluas" terhadap rakyatnya sendiri.
Perjalanannya ke Tokyo dan Seoul bertujuan untuk membangun kembali aliansi AS di Asia.
Itu merupakan perjalanan luar negeri pertama oleh anggota tingkat atas pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Merupakan kebiasaan bagi Pyongyang untuk menguji para pemimpin baru Amerika dalam beberapa bulan pertama masa jabatan mereka di Gedung Putih dengan tampilan kekuatan militer yang mencolok.
Kim telah memerintah dengan tangan besi sejak menjadi Pemimpin Tertinggi Korea Utara pada 2011 setelah kematian ayahnya Kim Jong-il.
Kim terus menyerukan produksi senjata nuklir yang berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir meskipun sanksi dari AS cukup melumpuhkan.
Baru-baru ini Kim telah meluncurkan serangkaian rudal yang lebih kecil dan memamerkan rudal balistik antar benua (ICBM) terbesar di negara itu.
Senjata-senjata itu diresmikan pada parade militer Oktober lalu.
Jenderal VanHerck memperingatkan bahwa ICBM Pyongyang yang "jauh lebih besar dan mungkin lebih mampu" memperburuk ancaman bagi AS.
Kim diperkirakan tidak akan bersikap ramah kepada Presiden Biden.
Pada pertemuan puncak di ibu kota Vietnam pada Februari 2019, Korut dan AS gagal membuat kemajuan dalam program denuklirisasi.
Trump mengatakan mitranya telah menuntut diakhirinya sanksi sementara tim Kim mengatakan tuntutannya masuk akal.
Berbicara di Seoul, Blinken dengan tajam mengkritik catatan hak asasi manusia Korea Utara, sebuah masalah yang menurut para aktivis diabaikan oleh Trump.
Dunia telah diberitahu tentang tindakan Korea Utara oleh para pembelot yang melarikan diri dari negara itu.
Ada klaim eksekusi publik yang dilakukan untuk pelanggaran narkoba, pelecehan seksual dan "perilaku takhayul."
Kebebasan bergerak warga Korea Utara sangat dibatasi dan kemiskinan tersebar luas di negara itu.
(*)