Intisari-Online.com - Pada 12 Juni 2018, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu di Singapura.
Itu adalah KTT Amerika Serikat–Korea Utara pertama dan membuat heboh seluruh dunia.
Sebab itu adalah pertemuan pertama antara dua negara kuat tersebut.
Sejak itu, hubungan Kim Jong-Un dan Trump membaik walau tak bisa dikatakan dekat.
Namun kini berbeda.
Dilansir dari nypost.com pada Minggu (14/3/2021),Kim Jong-Un telah memberikan sikap dingin kepada Presiden baru AS Joe Biden.
Sikap Kim Jong-Un sangat kontras dengan hubungannya dengan Donald Trump.
Seorang pejabat pemerintahan Biden, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada Reuters bahwa Gedung Putih menghubungi Kim melalui beberapa saluran mulai pertengahan Februari 2021.
"Sampai saat ini, kami belum menerima tanggapan apa pun dari Pyongyang," tambah pejabat itu.
Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken diperkirakan akan bertemu dengan para pejabat di Jepang dan Korea Selatan minggu depan.
Ini merupakan sikap tambahan karena Gedung Putih gagal untuk menghubungi Kim Jong-Un.
Pertemuan tersebut kemungkinan besar akan menyoroti kekhawatiran tentang program senjata nuklir Korea Utara.
Dibanding dengan Biden, Trump dan Kim memang menikmati semacam bromance selama pemerintahan mantan presiden AS itu.
Meskipun Kim pada akhirnya tidak yakin untuk menyerahkan rudal balistiknya dan denuklirisasi.
Padahal Trumpsebelumnya mengklaim bahwa Kim menulis kepadanya surat-surat indah.
Trump juga dilaporkan menawari Kim tumpangan Air Force One setelah pertemuan puncak mereka di Vietnam.
Tetapi tetap sajaTrump dan Kimakhirnyabertengkar hingga Trump lengser dari pemerintahannya.
Yang terburuk, Trump malah mengancam akan menghujani Kim dengan api dan amukan.
Serta mengejeknya dengan tombol nuklirnya yang lebih besar dan lebih kuat.
Dan diktator Korea Utara menyebut Trump sebagai orang bodoh yang gila.