Intisari-Online.com - Pada tahun 2019,Amerika Serikat (AS) menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah (INF) dengan Rusia.
Lalu mereka segera melanjutkan untuk menguji generasi baru rudal balistik dan rudal jelajah jarak menengah berbasis darat.
Bulan lalu, Komando Indo-Pasifik Pentagon mengajukan permintaan kepada Kongres untuk mengeluarkan miliaran uang untuk mengelilingi China dengan pangkalan rudal.
Pengerahan rudal berbasis darat jarak menengahmilik AS di kawasan Asia-Pasifiklangsung mengguncang kawasan Asia dan dunia.
Dantidak diragukan lagiRusia langsung memberikan tanggapan kerasnya.
"Aksi yang sungguh tak terduga," katajuru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova seperti dilansir darisputniknews.com padaSabtu (13/3/2021).
"Kami mendengar bahwa Tokyo dan Washington sedang mengadakan diskusi tentang prospek penyebaran rudal AS di Jepang."
"Dilihat dari konteksnya, senjata yang dibahas kemungkinan besar adalah senjata jarak menengah," kata Zakharova.
“Dalam hal ini, saya ingin menekankan sekali lagi bahwa penyebaran rudal berbasis darat jarak menengah dan jarak pendek Amerika di berbagai belahan dunia, termasuk kawasan Indo-Pasifik, akan memiliki efek yang sangat tidak stabil dari sudut pandang keamanan internasional dan regional."
"Ini akan memicu konflik baru. Seperti perlombaan senjata dan mungkin haltidak terduga," tambah Zakharova.
Zakharova memperingatkan bahwa penyebaran senjata semacam itu tidak akan memperkuat keamanan baik Amerika Serikat atau sekutunya.
Serta menekankan bahwa munculnya ancaman rudal baru ke wilayah Rusia niscaya akan menghasilkan reaksi dari pihak Rusia.
Pernyataan Zakharova datang setelah laporan oleh The Japan Times, Reuters danmedia lain bahwa Pentagon ingin memperkuat kehadiran di Indo-Pasifiknya.
AS berencana memperkuat jaringan rudal berbasis darat di fasilitas militer yang tersebar di kawasan itu.
Ada dugaan AS mengincar Kepulauan Senkaku yang diperebutkan oleh Jepang dan China, serta Okinawa.
Diketahui Okinawa selalu dilewati kapal-kapal internasional dariTaiwan, Filipina dan Kalimantn, Indonesia.
The Japan Times mengindikasikan bahwa penempatan rudal berbasis darat AS di wilayah kepulauan Jepang merupakan hasil dari perjanjian pembagian biaya baru sekitar tahun ini atau pada awal 2022.
Sebelumnya, pemerintahan Trump melobi untuk pengenalan rudal semacam itu ke wilayah tersebut pada tahun 2019 setelah membatalkan INF.
Tetapi terjadi perlawanan politik daripara pemimpin dan penduduk setempat.
Kini, ada kemungkinan lobi Presiden baru AS, Joe Biden sukses.