Intisari-Online.com -Pasukan Korea Selatan dan Amerika memulai latihan militer gabungan minggu lalu.
Latihan terbatas pada simulasi komputer karena pandemi virus corona serta upaya berkelanjutan untuk terlibat dengan Korea Utara.
Rupanya, latihan militer antar dua negara tersebut membuat geram Korea Utara.
Adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong pun kembali mengeluarkan komentar pedasnya.
Melansir Al-Jazeera, Selasa (16/3/2021), Kim Yo-jong mengancam untuk membatalkan kerjasama antar-Korea karena dia mengutuk latihan militer yang sedang berlangsung antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Ia juga memperingatkan AS agar tidak "menyebabkan bau" jika menginginkan perdamaian, media pemerintah melaporkan pada hari Selasa.
Pernyataan itu dikeluarkan sehari sebelum diplomat dan kepala pertahanan tertinggi Amerika, yang saat ini berada di Jepang, dijadwalkan tiba di Seoul.
"Kami menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan pemerintahan baru AS yang berusaha keras untuk mengeluarkan bau bubuk di tanah kami," kata Kim Yo-jong dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara KCNA.
Dia menambahkan, "Jika ia (AS) ingin tidur dengan damai selama empat tahun mendatang, lebih baik jangan menyebabkan bau pada langkah pertama."
"Latihan perang dan permusuhan tidak akan pernah bisa cocok dengan dialog dan kerja sama," kata media pemerintah mengutip pernyataan Kim Yo Jong.
Latihan bersama telah lama menjadi sumber kemarahan bagi Pyongyang dan negara itu menyerukan agar latihan itu dibatalkan pada kongres partai langka pada Januari.
Sementar itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin diharapkan untuk fokus pada kebijakan luar negeri dan keamanan selama mereka berada di Asia timur laut.
Ramon Pacheco Pardo, seorang ahli Korea di King's College London, mengatakan bahwa komentar Kim tampaknya direncanakan untuk memastikan bahwa Korea Utara akan menjadi agenda utama Blinken dan Austin ketika mereka mendarat di Seoul.
“Sampai saat ini pembahasan difokuskan pada The Quad, berurusan dengan China dan review kebijakan Korea Utara,” ujarnya. "Sekarang pernyataan Kim akan menjadi pusat diskusi."
Pada hari Senin, Gedung Putih mengatakan bahwa Korea Utara sejauh ini menolak seruan AS untuk dialog meskipun dinginnya hubungan yang dimulai di bawah Presiden sebelumnya Donald Trump meluas ke kepresidenan Joe Biden itu.
Di Washington, DC, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan pemerintahan Biden sedang melakukan tinjauan "menyeluruh" terhadap kebijakan AS terhadap Korea Utara, dan terus meminta masukan dari Jepang dan Korea Selatan.
“Kami telah mendengarkan dengan cermat ide-ide mereka, termasuk melalui konsultasi trilateral,” kata Price. Peninjauan tersebut diharapkan selesai dalam beberapa minggu.