Kepanikan ini disusul dengan bencana akibat diledakkannya jembatan-jembatan Sungai Han secara prematur oleh pasukan Korsel.
Padahal jembatan masih dipakai pasukan maupun penduduk sipil untuk mengungsi ke seberang.
Akibatnya banyak pasukan Korsel yang terjebak di antara pasukan penyerbu dengan sungai besar tadi.
Hari itu juga, 28 Juni, ibukota Seoul jatuh ke tangan sekitar 37.000 pasukan Korut.
Pada akhir bulan, sekitar setengah dari seluruh tentara Korsel tewas, tertawan, atau hilang.
Tinggal dua divisi yang masih memiliki perlengkapan dan senjata, sedangkan sekitar 70 persen persenjataan lainnya ditinggalkan dan hilang di medan perang.
Itulah yang terjadi jika pasukan Korut menyerbu Korsel dan ada kemungkinan peristiwa macan mengejar domba akan terulang lagi jika sampai pecah Perang Korea II.
Inilah yang Membuat Tentara Korea Utara Punya Mental Bertempur yang Agresif, Pantas Saja Amerika Serikat Ketar-ketir
Dalam Perang Korea (1951-1953) pasukan China terang-terangan membantu Korea Utara.
Militer AS sebenarnya sangat khawatir jika militer China kembali membantu Korut dalam konflik terkini karena serbuan pasukan China yang dikenal berani mati sulit dibendung.
Berdasar pengalaman perang yang sudah terjadi, turunnya pasukan China dalam jumlah ratusan ribu pada awal Perang Korea itu langsung membuat pasukan Amerika Serikat-Korea Selatan dan sekutunya kelabakan.
(Baca juga: Ternyata Ancaman Korea Utara untuk Jatuhkan Bom Atom di AS, Hanya ‘Tulah’ dari Sikap AS saat Perang Korea)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR