Intisari-online.com - Pemerintahan kolonial Portugis di berbagai daerah di Nusantara menerapkan berbagai kebijakan yang memicu perlawanan rakyat.
Kebijakan-kebijakan ini umumnya bersifat eksploitatif dan menindas, sehingga menimbulkan rasa tidak puas dan perlawanan dari rakyat.
Berikut beberapa faktor utama yang memicu perlawanan rakyat:
Portugis menerapkan sistem monopoli perdagangan, di mana mereka memiliki hak eksklusif untuk membeli dan menjual rempah-rempah dan hasil bumi lainnya.
Hal ini merugikan rakyat karena mereka dipaksa menjual hasil panennya dengan harga yang murah kepada Portugis, dan tidak boleh berdagang dengan pihak lain.
2. Pajak yang Berat:
Pemerintah Portugis memungut pajak yang berat kepada rakyat.
Pajak ini digunakan untuk membiayai kegiatan kolonialisme mereka, dan tidak digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
Beban pajak yang berat ini semakin memperparah penderitaan rakyat.
3. Kristenisasi Paksa:
Baca Juga: Sejarah Singkat Kerajaan Mataram Islam, Pada Masa Keemasannya Rajanya Berani Lawan VOC Meski Gagal
Portugis berusaha untuk menyebarkan agama Katolik di wilayah jajahannya.
Mereka melakukan Kristenisasi paksa terhadap rakyat, dan melarang mereka untuk menjalankan agama mereka sendiri.
Hal ini menimbulkan kemarahan dan perlawanan dari rakyat yang beragama Islam dan Hindu.
4. Pelanggaran Budaya dan Adat Istiadat:
Pemerintah Portugis sering kali melanggar budaya dan adat istiadat rakyat setempat.
Hal ini menimbulkan rasa sakit hati dan perlawanan dari rakyat yang merasa bahwa budaya mereka dihina dan direndahkan.
5. Kekejaman dan Ketidakadilan:
Para penguasa Portugis sering kali bertindak kejam dan tidak adil terhadap rakyat.
Mereka melakukan penyiksaan, pembunuhan, dan perbudakan terhadap rakyat yang tidak patuh.
Kekejaman dan ketidakadilan ini memicu kemarahan dan perlawanan rakyat.
Dampak Kebijakan Portugis:
Baca Juga: Bagaimana Kondisi Pendidikan Masa Pendudukan Jepang di Indonesia?
Kebijakan-kebijakan Portugis yang menindas ini memicu perlawanan rakyat di berbagai daerah.
Perlawanan ini dipimpin oleh para raja, bangsawan, dan ulama.
Perlawanan rakyat ini berhasil mengusir Portugis dari beberapa wilayah, seperti Malaka dan Ternate.
Namun, Portugis masih berhasil mempertahankan kekuasaannya di beberapa wilayah lain, seperti Timor Timur dan Macau.
Kesimpulan:
Kebijakan kolonial Portugis yang menindas menjadi faktor utama yang memicu perlawanan rakyat di berbagai daerah.
Perlawanan rakyat ini merupakan bentuk perjuangan untuk membebaskan diri dari penjajahan dan mencapai kemerdekaan.
Demikian adalah beberapa faktor utama kebijakan Portugis yang memicu perlawanan rakyat Indonesia.