Namun, pada tahun 1761, Nyai Ontrowulan memutuskan untuk meninggalkan Pakubuwono III dan bergabung dengan putranya, Raden Mas Said, yang telah mendirikan basis pertahanan di Sukowati.
Ia juga membawa serta dua orang putrinya, yaitu Raden Ayu Siti Hinggil dan Raden Ayu Siti Kedhaton.
Nyai Ontrowulan menjadi penasihat dan pendamping bagi Raden Mas Said dalam perjuangannya melawan Belanda dan Pakubuwono III.
Ia juga membantu mengurus urusan rumah tangga dan pemerintahan di Sukowati.
Kemudian dikenal sebagai sosok yang cerdas, berani, dan setia kepada putranya.
Nyai Ontrowulan wafat pada tahun 1782 di Sukowati. Ia dimakamkan di Astana Girilayu, sebuah kompleks pemakaman kerajaan di Sragen.
Putranya, Raden Mas Said, akhirnya berhasil mengalahkan Belanda dan Pakubuwono III pada tahun 1786.
Ia kemudian dinobatkan sebagai Pakubuwono II pada tahun 1788 dan memindahkan ibu kota kerajaannya dari Sukowati ke Surakarta.
Nyai Ontrowulan adalah salah satu selir raja Jawa yang berpengaruh dalam sejarah Nusantara.
Ia adalah selir yang melahirkan pangeran pemberontak dan pendiri Surakarta.
Juga merupakan selir yang berjuang melawan penjajah Belanda bersama putranya.
Baca Juga: Kisah Selir Lady Cui yang Selamat dari Pembantaian Massal 2.800 Wanita di Kota Terlarang
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR