Ahli Mesir Kuno percaya bahwa buku itu ditulis oleh tiga juru tulis yang berbeda.
Mengapa bisa demikian?
Ini karena tiga ejaan yang sangat berbeda dapat diidentifikasi, meskipun benar bahwa semuanya berasal dari sekolah yang samga dan salah satunya lebih menonjol daripada dua yang lain.
Teks disesuaikan dengan gambar, seperti terlihat pada perubahan tanda, pengulangan bab, dan penghilangan lainnya, yang membuat ini tidak biasa untuk jenis buku ini.
Buku itu tidak lebih dari panduan sempurna tentang langkah-langkah yang harus diikuti oleh ka almarhum dalam Duat.
Panduan untuk Bahaya Jalan Menuju Penghakmian dengan Osiris.
Maka, buku ini kemudian disebut sebagai buku kebangkitan abadi.
Meskipun sekitar dua puluh lima ribu salinan berbeda dari Kitab Orang Mati telah ditemukan, Papirus Ani, menjadi salah satu salinan yang paling terpelihara.
Buku itu sendiri telah menjadi sumber pengetahuan yang besar tentang religiusitas orang Mesir Kuno.
Papirus itu ditemukan di makam Ani di Thebes (dinasti kesembilan belas tahun 1250 SM), menceritakan perjalanan ke akhirat dari pejabat tinggi dan juru tulis kerajaan bersama dengan istrinya, pendeta Tutu.
Buku itu kemudian dibeli oleh Ernest Wallis Budge yang kontroversial (1857-1934).
Mengingat keadaan ‘aneh’ di mana potongan itu diambil, pihak berwenang dari Layanan Purbakala mengepung rumah ahli Mesir Kuno untuk menyita potongan-potongan itu.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR