Namun di Brunei adalah hak istimewa sang pangeran dan sultan untuk berperilaku buruk.
Petualangan tidak terpuji dan pemborosan mereka diizinkan dengan kedipan mata kolektif.
Bagi orang lain di Brunei, kaum Muslim dan non-Muslim, kebebasan mereka dibatasi, dan keterbatasan itu kini berpotensi ditegakkan dengan kekerasan brutal.
Kamu boleh melempar saya dengan batu atas kesalahan masa lalu saya yang banyak. Tentu saja, batu merupakan suatu metaforis.
Sebagai warga sebuah masyarakat bebas, adalah hak saya untuk berdosa, selama saya tidak melanggar hukum atau menganggu kebebasan orang lain.
Adalah hak prerogatif saya untuk tidur dengan semua pangeran manapun yang saya suka. Saya hidup dengan pilihan saya.
Saat warga Brunei menghadapi erosi hak-hak mereka, saya membayangkan pria yang pernah saya kenal, bersembunyi di sebuah hotel mewah di suatu tempat, mungkin dengan remaja Amerika lain di pangkuannya, sambil membuat undang-undang yang mengatur moralitas.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR