Tidak pernah ada saran dari walikota atau pejabat Ukraina lainnya tentang pembunuhan massal yang dilakukan oleh Rusia.
Kaset video tersebut dirilis oleh pihak berwenang Ukraina pada 2 April; tidak pasti apakah video itu diambil lebih awal, atau pada hari itu.
Yang pasti, gambar-gambar yang ditampilkan dalam video itu sangat berbeda dengan narasi yang awalnya digambarkan oleh walikota.
Rusia sendiri menyangkal tuduhan tersebut dan meminta pertemuan mendesak dari Dewan Keamanan PBB untuk mendiskusikan apa yang telah disebut Menteri Luar Negeri Rusia sebagai "provokasi kriminal oleh tentara-tentara dan radikal Ukraina" di Bucha.
Namun Inggris yang mengepalai Dewan Keamanan PBB tahun ini, menolak permintaan Rusia dan mengatakan pembicaraan mengenai Ukraina dijadwalkan pada Selasa, 5 April, sehingga pembicaraan tentang Bucha sebaiknya dilaksanakan saat itu juga.
Ratter menyebut aksi Inggris ini tidak sesuai dengan tujuan Dewan Keamanan yang harus siap berdiskusi secara mendadak dan mencari kebenaran.
Ratter menyebut tujuan Inggris malah justru ingin mengulur waktu untuk mengembangkan kejatuhan politik dari tuduhan pembantaian di Bucha agar berkembang lebih jauh lagi.
Hal ini dijelaskan Ratter terlihat dari reaksi Presiden AS Joe Biden.
"Anda melihat apa yang terjadi di Bucha," paparnya kepada para reporter, menambahkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin adalah seorang "kriminal perang."
Ratter menyebut Biden mengambil kesempatan dari krisis Bucha untuk mengesahkan pengiriman lebih banyak senjata ke Ukraina.
"Kita harus terus menyediakan Ukraina senjata yang mereka perlukan untuk berperang," ujar Biden.
"Dan kita harus mengumpulkan semua rincian sehingga hal ini bisa menjadi sidang kejahatan perang yang sebenarnya."
KOMENTAR