Kini Luhut mencari Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi, dua negara investor utama di SoftBank, untuk mengisi kesenjangan pendanaan.
Dia juga menyebut China, mengatakan Abu Dhabi memiliki banyak mitra di seluruh dunia, termasuk China.
Namun, para analis meragukan potensi keterlibatan China, melihatnya sebagai upaya terakhir mengingat persepsi publik bahwa Indonesia sudah berada jauh di dalam kantong Beijing.
Perusahaan China yang berpikiran untung tidak mungkin tertarik dengan proyek tersebut karena alasan yang sama seperti SoftBank, tentunya pada saat meningkatnya ketidakpastian ekonomi di dalam negeri.
Jokowi telah mengembangkan hubungan pribadi yang dekat dengan Sheikh Zayed, yang sedang membangun sebuah masjid agung di kota kelahiran Presiden Jawa Tengah Solo, sebuah replika dari struktur kubah serupa di Abu Dhabi yang akan menampung hingga 10.000 jamaah.
Sumber pemerintah mengatakan Luhut diberitahu SoftBank menarik diri dari proyek ibu kota baru ketika dia bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud dalam kunjungan kerja ke Riyadh pada 1-2 Maret.
Tangan kanan presiden sejak itu mengirim tim pejabat ke Riyadh untuk mengeksplorasi minat yang dilaporkan Arab Saudi dalam membantu pembiayaan, tetapi Saudi tidak memiliki catatan investasi yang dapat diandalkan dengan sesama negara Muslim.
Itu jauh dari kesepakatan senilai $25 miliar yang diharapkan akan diselesaikan, termasuk usaha patungan senilai $6 miliar antara perusahaan milik negara Saudi Aramco dan Pertamina untuk memperluas kilang minyak Cilacap di Jawa.
Pertamina kini melangkah sendiri setelah penantian selama empat tahun.
Pendanaan untuk Nusantara selalu menjadi kontroversi.
KOMENTAR