Junta belum menerima seorang utusan, dan mengatakan ketika orang itu diakui nantinya tidak akan memiliki akses ke anggota Liga Nasional untuk Demokrasi yang sebelumnya berkuasa, termasuk pemimpinnya, Aung San Suu Kyi.
"Jika Anda ingin bermain semacam peran dalam kependudukan apapun, Anda harus berhadapan dengan junta militer dan tidak menghindarinya. Anda tidak bisa duduk di kuda Anda yang tinggi terus-terusan," ujar Bilahari.
Hun Sen, dengan berbagai kontroversinya termasuk kunjungan ke Myanmar Januari lalu, telah mendapatkan "ketenaran reputasi" atas nama ASEAN, papar Bilahari.
"Ia telah memberikan pembukaan kepada Anda untuk mendaki turun dalam biaya politik kecil atau reputasi kepada Anda sendiri. Bodoh jika tidak mengambilnya," ujar mantan utusan senior itu.
"Cepat atau lambat Anda harus turun juga dan menghadapi junta dan berbagai kondisinya adalah biaya reputasi dan politiknya akan lebih mahal."
'Pendekatan halus' tidak bekerja
Sentimen di media sosial dan di dalam lingkar kecil komentator ASEAN kontras dengan pandangan Bilahari.
Bunna Van dari Institut Kerjasama dan Perdamaian Kamboja mengatakan ASEAN "tidak punya pilihan lebih baik" saat kesepakatan sebelumnya ketika Phnom Penh telah coba menghasilkan hasil yang gagal.
Perubahan taktik pemerintahan Kamboja menunjukkan kesadaran jika hanya bersandar pada "pendekatan halus" tidak bekerja, papar Bunna Vann.
Posisi Phnom Penh yang berubah akan memastikan blok dapat bergerak dengan "persatuan dan kekuatan" menuju "tekanan secara politik dan diplomatis menekan rezim militer untuk berjalan menuju pembicaraan konsensus yang sudah disetujui," papar analis tersebut.
Analis di Kamboja adalah di antara yang mengatakan junta tidak mungkin menerima undangan yang dikirim ke perwakilan non-politik ke pertemuan mendatang.
Hunter Marston, rekan peneliti WSD-Handa dengan lembaga penelitian Pacific Forum, mengatakan ASEAN kemungkinan ditempatkan di posisi berseberangan junta karena melanggar prinsip 'tidak ikut campur' ASEAN.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
KOMENTAR