Tapi Kortunov khawatir bahwa gelombang nasionalisme dan konflik etnis di Kazakhstan mungkin meletus, yang mengarah ke tren anti-Rusia.
"Intervensi militer Rusia di negara-negara bekas Uni Soviet, yang dianggap memiliki hubungan baik dengan Rusia, telah meningkatkan sentimen anti-Rusia," kata Kortunov.
"Ada risiko gelombang anti-Rusia yang berkembang di Kazakhstan dan daerah di sepanjang perbatasan Ukraina atau Georgia," tambahnya.
Itu berarti bahwa pasukan mungkin harus tinggal di Kazakhstan untuk waktu yang lama, mempengaruhi strategi Presiden Rusia Putin.
Menurut Moscow Times, Putin bahkan mungkin harus mengesampingkan rencananya untuk menyerahkan kekuasaan kepada penggantinya pada tahun 2024.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR