Intisari - Online.com - Unjuk rasa penuh kekerasan di Kazakhstan beberapa hari terakhir telah membuat pemerintah mengundurkan diri dan pernyataan status darurat ketika pasukan dari persekutuan militer yang dipimpin Rusia pergi ke Kazakhstan untuk membantu meredakan ketegangan.
Unjuk rasa ini merupakan tantangan terbesar yang dihadapi Presiden autokrasi Kassym-Jomart Tokayev.
Kemarahan publik awalnya disebabkan meningkatnya harga bahan bakar, tapi dengan cepat meluas ke masalah lebih luas yaitu korupsi pemerintah, standar hidup, kemiskinan dan tingginya jumlah pengangguran.
Kazakshtan, negara di Asia Tengah ini, adalah negara kaya minyak dan merupakan negara pecahan Uni Soviet.
Melansir CNN, pada 5 Januari, pengunjuk rasa dilaporkan menyerang ibukota di kota terbesar Kazakhstan, Almaty.
Mereka memaksa untuk memasuki gedung pemerintah, dan membakar kantor administrasi utama kota tersebut seperti dilaporkan media lokal.
Ada juga laporan ketegangan mematikan dengan polisi dan militer, matinya internet seluruh negara dan gedung-gedung dirusak di tiga kota besar.
Media lokal melaporkan sebanyak 13 petugas polisi dan personil garda nasional terbunuh dan lebih dari 353 petugas terluka.
Masih tidak jelas sampai tingkat mana warga sipil dibunuh atau dicederai.
Menteri Dalam Negeri negara itu mengatakan lebih dari 200 orang sudah ditangkap.
Inilah sekilas yang perlu kita ketahui mengenai ketegangan mematikan di Kazakshtan.
KOMENTAR