Laporan Rahasia Sebut CIA Ikut Campur dalam G30S/PKI, Ternyata CIA Akui Lakukan Kudeta Licik di 7 Pemerintahan Ini, Demi Jadikan 'Boneka' Mereka Sebagai Kepala Negara

May N

Editor

Mohammad Mossadegh
Mohammad Mossadegh

Intisari-online.com -Masih teringat jelas era Perdana Menteri Iran Muhammad Mossadegh diturunkan setelah jenderal AS terbang ke Iran dan bertemu dengan beberapa orang penting di Iran.

Saat militer Iran ragu, jutaan dolar segera dikirim ke Teheran untuk membeli pendukung Mossadegh dan biayai protes jalanan.

Militer Iran kala itu sudah tahu jika keseimbangan kekuatan telah berganti, kemudian menangkap perdana menteri, yang akan hidup seumur hidupnya menjadi tahanan rumah.

Itu merupakan salah satu sejarah CIA dalam lakukan kudeta licik di Iran.

Baca Juga:Menyingkap Peristiwa Bersejarah G30S 1965, Beragam Versi Dalang Peristiwa: PKI, CIA, Kudeta Merangkak oleh Soeharto atau Soekarno?

Namun, rupanya kudeta mengerikan itu tidak hanya terjadi di Iran saja.

Beberapa pemimpin negara, baik diktator dan pemimpin negara demokrasi, ditangkap di tengah Perang Dingin AS dan Uni Soviet.

Posisi mereka terancam, bahkan hidup mereka pun dalam bahaya.

Pasalnya, CIA terbukti mencoba memasang "boneka" sebagai kepala negara.

Baca Juga:5 Kudeta Terkenal Bersejarah dari Napolen Bonaparte hingga Perwira Militer Augusto Pinochet, Bagaimana Cara Mereka Merebut Tahta?

CIA pun mengakui hal ini dengan terang-terangan, salah satunya mengenai kudeta pada 1953 lalu.

Warisan mengerikan mengenai keterlibatan AS dalam tujuh kudeta mengerikan ini emnjadi rahasia umum CIA dalam ketegangan politik internasional.

Perlu juga dihitung berapa kali AS lakukan intervensi militer melawan rezim serakah, serta upaya pembunuhan pemimpin suatu negara yang didukung AS.

Salah satunya adalah rencana untuk membunuh Fidel Castro dengan cerutu yang meletus.

Baca Juga:Kudeta Berdarah Peristiwa 27 Juli 1996 atau Kudatuli, Awal Mula Jatuhnya Rezim Orde Baru Soeharto: ''Soerjadi 'Disponsori' Rezim Orde Baru karena Saat Itu Megawati Terpilih Sebagai Ketua Umum Partai''

Bahkan sampai 2013 lalu saat Kairo bergejolak, ada teori konspirasi sebutkan jika Persaudaraan Muslim dan militer yang didukung pemerintah bersekongkol dengan perwakilan AS di Mesir.

Berikut adalah sejarah pendek mengenai kasus kudeta yang telah dikonfirmasi oleh CIA.

1. Iran (1953)

Spekulasi mengenai peran CIA dalam kudeta militer di Suriah sedang bergejolak kala itu, tapi CIA hanya mengakui kudeta yang terjadi di Iran saat mereka menggulingkan Perdana Menteri Muhammad Mossadegh.

Baca Juga:G30S, Dugaan Kudeta Merangkak Mayjend Soeharto dan Pembangkangan Perintah Soekarno, Apakah Bung Karno Tahu Apa yang Terjadi?

1953 adalah era Mossadegh menantang Syekh dan menasionalkan industri minyak Iran yang sebelumnya dioperasikan oleh British Petroleum.

Ia kemudian dipaksa turun dari jabatannya kemudian ditahan dan menjadi tahanan rumah seumur hidupnya.

Menurut laporan CIA, dituliskan bahwa "ada kemungkinan untuk tinggalkan Iran terbuka terhadap agresi Soviet, saat Perang Dingin sangat tegang dan AS terlibat dalam perang di semenanjung Korea melawan China dan Uni Soviet, itu melengkapi semua aksi dengan AS merencanakan dan melakukan aksi kudeta tersebut."

2. Guatemala (1954)

Baca Juga:Amerika Bermain Taktik Pedang Bermata Dua, Negara Ini Diambang Risiko Abadi Jadi Zona Pertempuran Paling Sengit yang Pernah Ada

AS awalnya mendukung presiden Guatemala Jacobo Arbenz, tapi Menteri Luar Negeri merasa latihan militer dari AS yang didapat Arbenz bisa mencederai perusahaan AS di negara itu, Fruit Company.

Kudeta tahun 1954 pun dilaksanakan, dan memunculkan penerus pemimpin yang baru.

Detail dari CNA laporkan jika CIA terlibat dalam pengasingan pemimpin Guatemala, termasuk mempersenjatai pemberontak dan memberi latihan prajurit saat Angkatan Laut AS memblokade pantai Guatemala.

3. Kongo (1960)

Baca Juga:Hebatnya! Tanpa Baku Tembak, 30 Prajurit Kopassus Berhasil Bikin Ribuan Pemberontak Kongo Gemetar Ketakutan dan Menyerah, Hanya Modal Kain Putih

Perdana Menteri pertama Kongo (kemudian berganti nama menjadi Republik Demokratik Kongo) Patrice Lumumba, digulingkan dari jabatannya oleh Presiden Kongo Joseph Kasavubu di tengah intervensi militer Belgia yang didukung AS di negara tersebut.

Usaha kekerasan dilakukan untuk mempertahankan bisnis warga Belgia setelah perpecahan terhadap negara itu.

Namun Lumumba mempertahankan posisi oposisi di militer Belgia dan mendekati Uni Soviet untuk suplai dan bala bantuan.

Ia kemudian ditargetkan oleh CIA saat CIA tahu ia menjadi ancaman bagi pemerintah boneka mereka yaitu Joseph Mobutu,

Baca Juga:Tragis, Kisah Ota Benga yang Diculik dan Dipamerkan di Kebun Binatang New York dalam Kandang Simpanse, Petugas Menggantung Tempat Tidur Kerdil dan Memberinya Busur serta Anak Panah

Terbukti oleh Dewan Gereja, komisi terdiri dari 11 senator tahun 1975, bahwa CIA terus berhubungan dengan warga Kongo yang ingin membunuh Lumumba.

Pejabat CIA juga mendorong dan menawari bantuan mereka yang ingin membunuh Lumumba.

Setelah upaya pembunuhan menggunakan sapu tangan yang diracun gagal, CIA memperingatkan prajurit Kongo terkait lokasi Lumumba dan membuat jalan diblokir.

Lumumba kemudian ditangkap tahun 1960 dan dibunuh pada Januari tahun itu.

Baca Juga:WHO Ketar-ketir, Virus Ebola Salah Satu Paling Mematikan di Dunia Kembali dan Menyebar, Sudah Ada 100 Kasus Lebih dalam 3 Bulan dan 43 Kematian

4. Republik Dominika (1961)

Diktator Rafael Trujillo, yang bersalah atas genosida etnis Haiti di negaranya dan upaya pembunuhan presiden Venezuela, digulingkan dengan serangan mendadak dan dibunuh oleh pembangkang politik bersenjata.

Pria dengan senjata tersebut mengaku tidak disuruh siapapun, tapi rupanya ia didukung oelh CIA, berupa dukungan sumbangan tiga pistol dan tiga karbin dikirim ke banyak pembangkang politik.

5. Vietnam Selatan (1963)

Baca Juga:AS Tuduh China Intimidasi Tetangganya, China gelar latihan militer di Laut China Selatan, Vietnam: Hormati kedaulatan kami!

Bukan rahasia umum jika AS terlibat pada Vietnam Selatan tahun 1963, dan ada hubungan aneh dengan pemimpin negaranya, Ngo Dinh Diem, yang makin kuat di tengah upaya keras Diem terhadap pembangkang Budha.

Menurut laporan Pentagon, jenderal Vietnam Selatan pada 23 Agustus 1963 merencanakan kudeta dan menghubungi pejabat AS mengenai rencana mereka.

Setelah beberapa waktu, jenderal itu menangkap dan membunuh Diem pada 1 November 1963 dengan dukungan AS, yaitu dana dari CIA sebesar 40 ribu Dolar AS.

"Untuk tindakan kudeta militer terhadap Ngo Dinh Diem, AS harus bertanggung jawab penuh," tulis laporan Pentagon.

Baca Juga:Tertangkap Kamera, China Terang-terangan Gelar Latihan Militer Lagi di Paracel, 'Jangan Ganggu Kami Latihan!', Sungguh Serakah!

"Awal Agustus 1963 kami mengesahkan, menghukum dan mendorong upaya kudeta oleh jenderal Vietnam dan menawarkan dukungan penuh untuk pemerintah selanjutnya...kami mempertahankan kontak dengan mereka selama perencanaan itu dan saat eksekusi kudeta, dan mereview rencana operasi serta tawarkan pemerintah baru."

6. Brasil (1964)

AS khawatir Brasil di bawah Presiden Joao Goulart menjadi China baru di tahun 1960, sehingga AS melakukan kudeta yang dipimpin oleh kepala staf militer Brasil, Humberto Castello Branco.

Beberapa hari menjelang kudeta, CIA sebabkan demonstran turun ke jalan melawan pemerintah dan sediakan bahan bakar serta senjata yang "bukan berasal dari AS" untuk mendukung militer itu.

Baca Juga:Miliki 90.802 Kasus Harian, India Lampaui Brasil Jadi Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi ke-2 di Dunia, Bahkan Sudah Infeksi Suku Terpencil Sekalipun

7. Chile (1973)

20 tahun setelah kudeta Iran, AS lakukan kudeta di Chile dengan menggulingkan Salvador Allende, kandidat presiden sosialis di Chile tahun 1970.

Presiden Richard Nixon kemudian menyuruh CIA untuk membuat ekonomi Chile "menjerit", dan agensi bekerja dengan tiga trup Chile.

Masing-masing grup merencanakan kudeta melawan Allende tahun 1970.

Baca Juga:Mengulik Sejarah Bagaimana Siaran Televisi Pertama untuk Debat Presiden AS, 'Hanya Kennedy yang Awalnya Mau Datang, Nixon Tak Pakai Riasan Sama Sekali!'

CIA juga menyediakan senjata, tapi rencana itu gugur setelah CIA tidak percaya dengan proksi mereka.

AS berupaya mengganggu ekonomi Chile sampai Jenderal Augusto Pinochet memimpin kudeta militer pada 1973.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini

Artikel Terkait