Intisari-Online.com - Peristiwa Gerakan 30 September atau G30S menjadi salah satu tragedi kelam dalam sejarah bangsa Indonesia.
Pada 30 September 1965 malam hingga pagi keesokannya, sebanyak tujuh orang perwira TNI dibunuh secara keji.
Mereka dituduh akan melakukan makar terhadap Presiden Pertama RI Soekarno melalui Dewan Jenderal.
Jenazah ketujuh pahlawan revolusi tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sebuah sumur di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Baca Juga: Latar Belakang hingga Penyelesaian Pemberontakan PKI Madiun 1948
Salah satu yang menjadi korban yakni Panglima AD Ahmad Yani.
Mayjen Soeharto sebagai Pangkostrad yang saat itu secara otomatis bisa menggantikan posisi Jenderal Ahmad Yani, konon segera melakukan inisiatif untuk melumpuhkan aksi G30S.
Tidak hanya pasukan TNI AD yang bergerak untuk melakukan penumpasan, melainkan organisasi massa dan keagamaan, serta partai anti-PKI juga turun tangan.
Terduga anggota PKI ditangkap dan ada yang dibunuh. Markas mereka dihancurkan.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR