Penulis
Intisari - Online.com -Jika Anda penggemar film, cerita mengenai taipan minyak yang tampaknya menguasai dunia sudah sering Anda temui.
Namun tampaknya kisah seperti itu terjadi di dunia nyata.
Dalam alur cerita yang tampak dari film kelas B, pebisnis Indonesia Albert Njoo telah dituduh membiayai kudeta dan upaya pembunuhan terhadap Presiden Madagaskar Andry Rajoelina.
Ia dituduh melindungi sahamnya di konsesi minyak di kepulauan di Samudera Hindia itu.
Namun tiga bulan setelah 21 orang, termasuk tertuduh pemimpin kudeta Paul Rafanoharana (57) ditangkap atas peran mereka dalam konspirasi tersebut, pemerintah Madagaskar gagal mencari bukti lebih lanjut keterlibatan Njoo.
Njoo juga tampaknya tidak khawatir, yang tetap berangkat ke kantornya setiap hari di Singapura, menunjukkan tidak terjadi apa-apa.
Rafanoharana, mantan kapten polisi Perancis-Malagasi, dan pensiunan kolonel tentara Perancis Philippe Francois (54) serta lima jenderal tentara dan polisi ditahan di penjara dengan keamanan tinggi, menghadapi tuntutan membahayakan keamanan negara dan konspirasi untuk membunuh presiden.
Melansir Asia Times, ini bukan pertama kalinya Rajoelina membuat klaim palsu atas upaya kudeta dalam hidupnya.
Ia awalnya dicurigai memalsukan cerita kudeta untuk menyingkirkan musuh politiknya dan meraih kontrol atas konsesi Tsimiroro sebesar 2 miliar barel yang dimiliki oleh Madagascar Oil, perusahaan milik Njoo.
Benchmark Group milik Njoo di Singapura, pemegang saham besar dari Madagascar Oil, bersikeras jika sementara mereka memang menerima e-mail dari Rafanoharana, penasihat keamanan firma, untuk mengamankan 10 juta euro guna "tujuan destabilisasi politik," mereka tidak mengabulkan permintaan tersebut.
Polisi mengklaim mereka telah temukan pesan yang dihapus di komputer Rafanoharana yang mengecam Rajoelina untuk aksinya menyedot dari negara miskin dan menunjukkan jika mencopotnya akan membebaskan Madagascar Oil dari berbagai tantangan birokrasi.
Pengamat menggarisbawahi jika Njoo sedang dalam investigasi atas plot kudeta, maka penyelidikannya belum mencapai tahap di mana badan penegakan hukum telah bertanya pada Interpol, organisasi polisi internasional, untuk memberikannya Red Notice.
Ia bukan salah satu dari 7.580 buronan internasional.
Njoo adalah pebisnis menjanjikan di komunitas pebisnis Jakarta selama hari-hari terakhir Presiden Soeharto.
Namun ia tidak berkomentar lebih jauh terkait Madagascar Oil dan Benchmark.
Ia juga tidak berbicara langsung kepada media atas tuduhan itu.
Walaupun taipan Indonesia mampu memulai proyek percontohan menggunakan teknik steam-flood untuk mengisi tiga tangki baja tahan karat raksasa, pemerintah Madagaskar mengingkari janji mereka memasang pipa sepanjang 275 kilometer untuk memasok minyak ke pembangkit listrik di sekitar Antananarivo, ibukota negara.
Bahkan saat itu, pakar mengatakan dengan tingkat viskositas American Petroleum Institute (API) sebesar 15 derajat, dibandingkan 34 derajat untuk minyak mentah light sweet, minyak harus dicampur dengan minyak mentah ringan dalam penyulingan di tempat sebelum dipakai cadangan.
Sebuah rencana sebelumnya untuk memasang pipa minyak dalam jangka pendek ke pantai barat dipakai sebagai penyimpanan bahan bakar untuk kapal-kapal internasional akhirnya tidak jadi dikerjakan setelah jelas kandungan sulfur yang tinggi tidak akan sesuai dengan standar lingkungan dari International Maritime Organization (IMO).
Sumber yang mengetahui keadaan ini menggambarkan hubungan Njoo dengan Rajoelina adalah 'cinta dan benci' dan mengatakan dalam beberapa tahun belakangan presiden itu telah mendorong Njoo untuk saham di Madagascar Oil, yang didirikan investor Inggris tahun 2004.
Pada akhirnya, Benchmark dapat menghadapi sidang karena gagal menginformasikan pemerintah plot mereka, yang dikatakan pihak resmi bertujuan untuk mengurangi dan menetralkan serangkaian tokoh pemimpin, termasuk presiden.
Mereka yang kenal dengan Njoo dan caranya berbisnis mengatakan tidak mungkin ia terlibat dalam kudeta.
"Ia bukan seorang pria yang mengambil resiko seperti itu," ujar mantan rekan Madagaskarnya.
Kini di usia pertengahan 60-an, pebisnis ini tinggal di distrik Bukit Timah Singapura dengan istri Koreanya, Margaret Lee, yang memiliki beberapa perusahaan di Silicon Valley San Fransisco, dekat dengan di mana pasangan tersebut memiliki kediaman mewah senilai USD 30 juta di kota kecil Atherton.
Sebagai keturunan dari keluarga perbankan Indonesia-China, Njoo adalah mantan mitra bisnis Hashim Djojohadikusumo, saudara dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Melalui Nations Energy di Calgary, keduanya berinvestasi USD 88 juta di ladang minyak Kazakhstan pada akhir 1980-an menjadi USD 1,9 miliar ketika mereka menjual blok itu kepada Citic Group China tahun 2007 ketika ledakan komoditas global di abad baru.
Njoo diperkirakan telah menggunakan saham keuntungannya untuk mengambil saham besar di Madagascar Oil, sedangkan Hashim menggunakan sebagian uangnya untuk mendorong karir politik Prabowo, terutama dalam perlombaan presiden pertamanya tahun 2014.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini