Instruksi ini juga buah dari pernikahan antara putri Dyah Pitaloka Citraresmi dengan Raja Majapahit, Hayam Wuruk, dan mengabaikan beebrapa pinangan datang dari wilayah Sunda.
Tidak ingin terjadi hal yang sama, Kerajaan Sunda memutuskan membuat aturan tersebut.
Raja Sunda yang lain, Maharaja Linggabuana Wisesa mendapat julukan dari masyarakat Sunda, yaitu Prabu Wangi.
Ialah putranya, Niskala Wastu Kancana, yang tidak ikut dalam rombongan, akhirnya diberi kehormatan sebagai raja bergelar Prabu Siliwangi, artinya adalah keturunan raja yang harum namanya.
Prabu Siliwangi inilah yang menjadi raja paling terkenal baik di sejarah Indonesia dan sejarah Kerajaan Pajajaran.
Namun sejak itu hubungan diplomatik Kerajaan Sunda-Majapahit tidak pernah pulih, karena seluruh hubungan diplomatik Sunda-Majapahit diputus total sejak pemerintahan Prabu Siliwangi.
Suatu kisah yang tertulis di Prasasti Horren yang ditemukan di wilayah Kediri selatan tepatnya di Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung.
Wilayah Horren termasuk wilayah penting bagi Majapahit kala itu.
KOMENTAR