Intisari-Online.com – Rusia adalah negara yang banyak saljunya selama bulan-bulan musim dingin.
Bahkan ketika berada di bulan-bulan hangat pun, negara ini tetap memiliki iklim dingin karena letaknya yang begitu dekat dengan Lingkaran Arktik.
Lalu, Anda mungkin membayangkan orang-orang Rusia akan tinggal di dalam rumah sepanjang waktu di tempat yang begitu dingin.
Namun, di Uni Soviet, di tempat yang sekarang disebut Rusia, ada praktik yang mungkin menurut Anda tidak masuk akal.
Itu dilakukan pada tahun 1950-an dan 1970-an, membuat anak-anak kecil tidur di luar, untuk mendapatkan udara segar dan sinar matahari.
Bahkan ketika musim dingin pun anak-anak tidur siang di luar di tengah salju juga.
Meski terdengar aneh, namun ini menjadi praktik yang tersebar luas di Soviet ketika itu.
Lalu, mengapa orang-orang Soviet membiarkan anak-anak mereka tidur siang di tengah salju?
Pergeseran pemikiran Soviet untuk menjadikan udara segar sebagai bagian dari rutinitas taman kanak-kanak untuk anak-anak berasal dari bagaimana Tsar mereka dibesarkan.
Ketika keluarga Tsar memerintah, Romanov pertama jarang keluar dari tempat tinggal mereka untuk menghirup udara segar.
Karena kurangnya paparan udara segar dan sinar matahari, keluarga Romanov tumbuh dengan sistem kekebalan yang lemah.
Oleh karena itu, mereka menderita kesehatan yang buruk sepanjang hidup mereka.
Warga sipil memperhatikan memperhatikan hal ini dan melihat bahwa kurangnya sinar matahari, aktivitas, dan udara segar menyebabkan penurunan kesehatan di kalangan anak-anak dan orang dewasa.
Pada tahun 1930-an, orang-orang Soviet memerangi epidemi dengan berbagai pengobatan vaksinasi.
Namun, perjuangan melawan tuberkulosis hanya dimenangkan dengan kebersihan dan perubahan gaya hidup setiap hari.
Namun, orang-orang Soviet tahu bahwa generasi berikutnya harus tumbuh dengan paru-paru dan sistem pernapasan yang kuat untuk mencegah munculnya kembali epidemi.
Oleh karena itu, mereka mulai berlatih mengekspos anak-anak mereka ke udara segara dan aktivitas di luar ruangan.
Ini dilakukan mulai dari anak-anak tingkat TK, dan anak-anak itu ditinggalkan di luar untuk memperkuat sistem kekebalan mereka.
Mereka yang hidup pada era 1950 dan 1960-an menceritakan bagaimana mereka biasa tidur di beranda terbuka, bahkan di bulan-bulan musim dingin.
Bukan hanya itu, anak-anak berada di luar, mereka juga dibawa keluar dan didorong untuk bermain di luar pada waktu lain.
Selain itu, pihak sekolah mengudarakan ruangan taman kanak-kanak setidaknya dua kali sehari sehingga balita dapat menerima udara segar yang cukup.
Praktik ini memungkinkan mereka untuk menyerap sinar matahari dan vitamin D serta membangun kekebalan terhadap beberapa patogen alami yang terbawa udara.
Anak-anak tidak pernah berpakaian berlebihan karena kedinginan.
Mereka berpakaian hangat tetapi tidak pernah terlalu terlindung dari hawa dingin.
Dan ini rupanya justru membantu dalam membangun toleransi alami mereka terhadap suhu dan dingin di sekitar mereka.
Praktik-praktik ini diyakini dapat menyesuaikan anak-anak dengan lingkungan alam tempat mereka tinggal.
Semua praktik ini berfokus pada membangun kekebalan alami mereka, sehingga anak-anak hanya mengenalkan mantel musim dingin ketika suhu turun di bawah -4 derajat Celcius.
Praktik mengajak anak-anak keluar untuk tidur siang begitu lazim, termasuk anak-anak yang belum bisa berjalan, mereka digendong ke luar dan diselubungi selimut hangat untuk tidur siang.
Beranda dan kamar semi terbuka seperti itu dipanaskan dengan tungku kayu bakar, untuk menahan hawa dingin yang paling parah.
Praktek ini berlanjut bahkan sampai tahun 1970-an dan 1980-an.
Mereka yang masih anak-anak ketika tahun 70-an dan 80-an ingat pernah diajak jalan-jalan hanya dengan pakaian dalam, yang dicuci dengan air beku dari selang.
Banyak dari anak-anak yang tidak menikmati pengalaman ini dan membuat ulah.
Apalagi kantong tidur yang dibuat untuk tidur siang sangat sempit.
Banyak orang yang masih anak-anak saat itu mengingat sistem taman kanak-kanak sebagai mengingatkan pada kamp kerja paksa.
Praktek tidur dalam cuaca dingin adalah sesuatu yang terjadi setiap hari jika suhunya lebih dari -10 derajat Celcius.
Sementara suhu seperti itu membingungkan bagi orang-orang, suhu seperti itu dianggap normal di Rusia.
Bagi orang-orang yang lahir di Rusia tahun 1970-an dan 1980-an, pengalaman tidur siang mereka di luar ruangan membangun kecintaan yang mendasar terhadap alam bebas.
Saat ini, ada banyak aktivitas luar ruangan yang terus dilakukan oleh anak-anak Rusia.
Namun, tidur di salju dengan suhu di bawah nol derajat tidak lagi menjadi tren.
Mungkin ada beberapa kebenaran tentang manfaat kesehatan dari mengekspos anak-anak ke alam bebas sejak usia muda.
Tetapi, bila saat ini dilakukan, banyak yang meyakini bahwa mengekspos mereka pada suhu di bawah nol malahan menyebabkan lebih banyak masalah daripada sebaliknya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari