Intisari-Online.com – Pada 1 September 1983 atau 38 tahun yang lalu, pesawat Korean Air Lines KE-007 jatuh di Laut Jepang, dekat Pulau Shakalin, Rusia.
Pesawat itu jatuh setelah ditembak oleh pesawat Sukhoi Su-15 milik Uni Soviet karena dinilai memasuki wilayah udara Rusia.
Sebanyak 269 penumpang dan awak pesawat meninggal dunia akibat kejadian tersebut.
Akibat insiden itu meningkatkan ketegangan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat yang sedang mengalami perang dingin.
Pada 1 September 1983, melansir History, Korean Airlines (KAL) penerbangan 007 berada pada penerbangan terakhir dari New York City, AS ke Seoul, Korea Selatan dengan persinggahan di Anchorage, Alaska.
Mengutip Birtannica, mereka singgah di Alaska untuk mengisi bahan bakar dan kemudian berangkat pada 31 Agustus pukul 04.00 waktu setempat.
Setelah itu pesawat melintasi International Date Line (Garis Waktu Internasional), dan hari berubah menjaid 1 September.
Di tengah perjalanan, pesawat mulai berbelok jauh dari jalur normal dan menyimpan gke utara.
Pesawat kemudian memasuki wilayah udara Rusia dan melintasi Semenanjung Kamchatka, yang menjadi wilayah instalasi militer rahasia Soviet.
Tiga jam penerbangan kemudian, pesawat ini pun muncul di radar Rusia.
Ditembak jatuh
Sementara itu di saat kejadian, sebuah pesawat Angkatan Udara AS, Boeing 707, sedang dalam misi pengintaian di dekatnya, sedang mencoba memantau pengujian rudal Soviet di Semenanjung Kamchatka.
Pesawat itu sedang dilacak militer Soviet, namun mereka salah mengidentifikasi pesawat, dan justru mengejar pesawat penumpang Korea Selatan itu.
Seorang pilot Soviet mencatat bahwa lampu navigasi dan lampu sorot pesawat berkedip, yang menunjukkan bahwa itu bukan pesawat mata-mata.
Diduga, pilot Soviet itu melepaskan tembakan peringatan, tetapi tidak terlihat oleh pilot pesawat sipil tersebut.
Kontak dengan menara kontrol Jepang
Pesawat Korean Airlines telah menerima izin dari kontrol lalu lintas udara Tokyo, Jepang untuk meningkatkan ketinggiannya, dan pesawat melambat saat penyesuaian penerbangan dilakukan.
Bagi Soviet, pesawat itu malahan dianggap melakukan manuver mengelak.
Dengan cepat pesawat mendekati wilayah udara internasional, akhirnya sebuah pesawat Soviet menembakkan dua rudal udara-ke-udara.
Setelah tertembak, pesawat masih terus terbang (perkiraan bervariasi dari 90 detik hingga 12 menit) sebelum menabrak Laut Jepang (Laut Timur) sekitar 30 mil (48 km) dari Pulau Sakhalin.
Hasil penyelidikan
Mengutip Harian Kompas 19 Desember 1983, tim ahli ICAO (Internasional Civil Aviation Organisastion), badan penyidik khusus PBB, sampai pada kesimpulan bahwa penyimpangan pesawat Korean Airlines KE 007 dari rutenya, karena awak pesawat kurang perhatian dan kurang waspada.
Setelah penyelidikan selama dua bulan lebih, laporan ICAO menyebut, tidak melihat bukti-bukti bahwa penyimpangan tersebut disengaja.
Disebutkan, ada kesalahan menyetel koordinat garis lintang posisi pesawat sejak meninggalkan Achorage.
Kemungkinan lain, KE 007 terbang dengan arah konstan sehingga lalai memonitor INS.
Konsentrasi awak yang menurun akibat kelelahan, juga bisa terjadi dalam penerbangan panjang dalam kegelapan malam.
Dan kecelakaan pesawat umumnya terjadi akibat dari akumulasi kesalahan-kesalahan kecil yang tidak segera disadari.
Sementara dalam kejadian seperti itu awak harus segera mengambil tindakan cepat untuk mengatasi situasi.
Yang juga dilakukan awak KE 007 secara refleks awak akan bekerja karena menyangkut reputasi dan tanggung jawab.
Tanggapan atas ditembaknya pesawat
Dalam pernyataan publik pertamanya mengenai insiden September 1983, melansir history, pemerintah Soviet mencatat bahwa sebuah pesawat tak dikenal telah ditembak jatuh di atas wilayah Rusia.
Terhadap bencana tersebut, pemerintah Amerika Serikat langsung bereaksi.
Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa Soviet tahu pesawat itu adalah pesawat penumpang sipil tak bersenjata.
Pihak Soviet, lima hari setelah insiden, mengakui bahwa pesawat itu memang pesawat penumpang, tetapi pilot Soviet tidak mengetahui hal tersebut.
Sementara seorang pejabat tinggi militer Soviet menyatakan bahwa penerbangan KAL telha terlibat dalam kegiatan spionase.
Pemerintahan Reagen ketika itu langsung menanggapinya dengan menangguhkan semua layanan penerbangan penumpang Soviet ke Amerika Serikat.
Beberapa perjanjian yang sedang dinegosiasikan dengan Soviet pun langsung dibatalkan. (Nur Fitriatus Shalihah)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari