Advertorial
Intisari-Online.com -Berbagai lembaga kesehatan tetap mengharuskan menggunakan masker di dalam ruangan bagi masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh.
Hal ini memang bukan anjuran yang sia-sia.
Salah satu yang mengharuskan aturan ini adalah CDC Amerika Serikat (AS).
Keuntungan dari menggunakan masker bagi orang yang sudah divaksin ternyata cukup banyak.
Mengutip The Healthy, "Arahan dalam situasi dan bukti yang kita miliki tentang penggunaan masker telah berevolusi dengan varian Delta mulai menyerang," ujar Jennifer Balkus, PhD, asisten profesor epidemiologi di Universitas Washington School of Public Health.
"Masker sangatlah penting dan gampang dan peralatan yang mudah dijangkau untuk dipakai. Tidak ada keraguan mengenai efikasinya."
Aturan CDC ini diterapkan di wilayah-wilayah dengan tingkat penularan yang masih tinggi.
Namun, 97% dari AS kini diperkirakan memiliki tingkat penularan yang tinggi atau menengah, menurut Covid Data Tracker CDC 10 September 2021.
Artinya, secara efektif, warga AS harus terus menggunakan masker walau sudah divaksin dua kali.
Anjuran masker juga masih diterapkan untuk orang0orang yang belum divaksin.
Lantas, apa sebenarnya kegunaan masker dipakai oleh orang yang divaksin?
Infeksi terobosan
Tiga vaksin Covid-19 di dunia dengan efikasi terbaik, Moderna, Pfizer, dan Johnson & Johnson memang efektif melawan varian Delta, tapi tidak seefektif ketika melawan virus asli penyebab Covid-19.
Infeksi yang terjadi pada manusia yang sudah divaksin dinamakan infeksi terobosan.
Infeksi terobosan ini biasanya menimbulkan gejala ringan saja, dibandingkan dengan infeksi pada orang yang belum divaksin.
Namun infeksi terobosan juga bisa serius.
"Terobosan masih menjadi kekhawatiran," ujar Ravina Kullar, PharmD, peneliti di Infectious Diseases Society of America dan di fakultas UCLA David Geffen School of Medicine.
"Saya sudah melihat infeksi terobosan di mana orang-orang telah dirawat di RS karenanya, dan kita masih tidak tahu risiko komplikasi pasca Covid."
Menyebarkan virus
Siapapun yang positif mengidap Covid-19 masih bisa menularkan virus baik sudah divaksin apa belum.
Hal ini dibenarkan oleh Dr. Kullar, baik Anda bergejala atau tidak.
Sedangkan varian Delta sendiri jauh lebih menular dibandingkan varian sebelumnya.
Jumlah partikel virus yang ada di hidung dan tenggorokan orang yang terinfeksi ternyata 1000 kali lebih banyak pada infeksi Delta.
Jumlah partikel virus yang banyak artinya makin mudah untuk menyebarkan virus tersebut.
Perkiraan kasarnya adalah, Anda hanya perlu kontak selama 1 detik dengan orang yang terinfeksi Covid-19 untuk bisa tertular.
Vaksin tidak melindungi semua orang
Memang mengejutkan, tapi vaksin tidak bekerja optimal untuk beberapa orang.
Orang-orang dengan sistem imun yang lemah karena mengkonsumsi obat penekan imun setelah transplantasi organ, atau melaksanakan kemoterapi, memiliki HIV/AIDS, atau kondisi lainnya, tidak mendapat perlindungan sebanyak perlindungan yang didapat orang sehat dari vaksin.
Inilah sebabnya Food and Drug Administration (FDA) AS, semacam BPOM AS, mengizinkan dosis ketiga vaksin Pfizer dan Moderna untuk orang-orang dengan imun lemah ini.
Jika Anda positif terkena Covid-19, tanpa memandang status vaksinasi Anda, Anda bisa menginfeksi seseorang yang memiliki kesempatan tertular lebih besar.
Vaksin menjadi kurang efektif
Bukti-bukti infeksi yang bertambah juga menunjukkan efektivitas vaksin menurun dengan waktu berjalan.
Hal ini yang menyebabkan pemerintah AS mengizinkan penggunaan booster September ini dengan jarak 8 bulan setelah suntikan pertama.
Masker efektif melawan Covid-19
Berbagai studi memastikan masker memang efektif memperlambat infeksi Covid-19.
Tidak ada yang tahu seberapa banyak, tapi penelitian menunjukkan penurunan ini mencapai 70-80% atau lebih.
Masker yang pas di mulut dan hidung adalah kunci penting, bahkan walaupun hanya masker kain," ujar Dr. Balkus.
Ini artinya 'memastikan masker dipakai pas antara jembatan di hidung sampai di bawah dagu. Tidak ada ruang kosong sangatlah penting."
Masker medis, masker N95 atau KN95 bagus, tapi pastikan menggunakan dobel masker, ujar Dr. Balkus.
"Masker seharusnya bisa membuat Anda bernapas tanpa ada ruang kosong antara hidung dan dagu," ujarnya.
"Apa yang nyaman bagi Anda adalah hal paling penting."
Masker medis sering dibuang, sedangkan masker kain mudah dicuci, kini secara ideal Anda akan menggunakan masker medis baru setiap Anda memerlukan masker dan juga mencuci masker kain setelah digunakan.
Namun kenyataannya tidak semudah itu.
"Menemukan praktik yang seimbang melakukan itu semua adalah latihan yang melelahkan," ujar Dr. Balkus.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini