Tahun 2025 adalah Tahun Ular Kayu. Menurut pakar astrologi Gunadi Wwidjaya, banyak peluang yang muncul tahun ini. Meski begitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan jadi bahan kehati-hatian.
Penulis: Gunadi Wwidjaja, pakar astrologi tinggal di Jakarta -- artikel ini disarikan oleh Moh Habib Asyhad dari obrolan Gunadi Wwidjaja bersama Tasya Rustama di kanal YouTube Radio Smart FM.
Intisari-Online.com -Tahun 2025 adalah Tahun Ular dengan unsur Kayu (Tahun Ular Kayu). Mulainya pada 3 Februari sekitar pukul 22.00 WIB. Apakah itu akan berpengaruh terhadap keberuntungan, karier, dan bisnis kita di tahun 2025?
Jika mau membahas 2025, buat saya, kalau untuk membicarakan shio-shio, jujur saja, kita akan berkutat pada 12 Shio yang zamak dikenal masyarakat. Padahal menurut saya, itu tidak terlalu berguna.
Kenapa? Kita kan punya 12 Shio, sementara penduduk di dunia ini sekitar 8 miliar. Jika dibagi 12 shio, artinya 1 shio akan melingkupi sekitar 700 juta orang. Sehingga akan terlalu dangkal jika hanya berkutat pada 12 Shio, terlebih untuk meramalkan individu per individu.
Jadi yang saya mau baca: Tahun depan kira-kira kejadian apa yang akan terjadi? Apa yang harus dan perlu diwaspadai?
Pada prinsipnya, shio memang berpengaruh, tapi itu pada akhirnya kita akan seolah-olah cuma seperti membaca koran atau mendengar radio. Masuk kuping kiri keluar kuping kanan.
Alih-alih fokus kepada per-shio-an, yang kita butuhkan adalah mereview apa yang telah kita lakukan tahun lalu. Apakah target kita sudah tercapai atau belum, kalau tercapai apakah sudah 100 persen atau cuma 50 persen.
Dari situ nantinya akan muncul pertanyaan: Kenapa target kita tidak tercapai? Apakah kita tidak membuat planning dengan baik? – ini berlaku baik untuk individu maupun perusahaan.
Setelah mereview, kita baru bisa membuat perencanaan untuk tahun depan: mau ngapain, bajetnya ada atau tidak, dan lain sebagainya. Perhatikan juga faktor-faktor pendukungnya: apakah sudah pas, apakah sudah siap, dan lain sebagainya.
Jika faktor pendukung tidak siap, mau berapa pun target omzet kita, akan percuma. Karena apa? Karena kita tidak siap. Itu fungsinya mereview.
Selain itu, kita tidak boleh bersikap pasrah. “Wah, saya shio babi, babi tahun ini ciong, berarti saya diam.” – sebagai informasi, Tahun Kuda Kayu, ciong-nya adalah Babi – ya, tidak boleh begitu.
Justru sebaliknya. Karena Babi ciong, kita harus punya pola pikir: apa yang harus saya lakukan supaya Babi ini mendapatkan momentum supaya maju ke depan, supaya selamat. Jika anjurannya cuma hati-hati, ya sudah, tinggal tidur saja di rumah.
Masalahnya, kan kita tetap harus bekerja. Nah, apa yang harus kita lakukan supaya kita bisa menguasai keadaan ini, supaya keadaan ini tidak membahayakan kita. Begitu seharusnya cara berpikirnya. Dan begitu yang lebih bermakna.
Mereview dan merefleksi diri adalah topik yang serius. Tapi saat ini, terutama di kalangan anak-anak generasi sekarang, mereka menganggap dunia astrologi ini seperti lucu-lucuan.
Boleh saja sih kalau menganggap itu sebagai lucu-lucuan — kita memang harus bersikap lucu, santai — tapi bukan berarti kita lalai.
Ciong tidak melulu ciong
Saya bisa bilang, ciong – yang pada Tahun Ular ini diperankan oleh Babi – itu hanyalah pertimbangan matematis.
Begini, kenapa tahun 2025 disebut tahun ular, karena dasarnya adalah Planet Jupiter. Planet ini berputar mengelilingi matahari selama 12 tahun, tepatnya 11 tahun 10 bulan. Jika dibulatkan jadinya 12 tahun.
Karena ada 12 shio, artinya setiap shio mendapat bagian satu tahun. Jupiter adalah planet yang paling besar. Jadi, perpindahannya dari, misalnya, Shio Naga ke Shio Ular ke Shio Kuda, menandakan adanya pergantian kekuasaan.
Nah, tahun 2024 Jupiter masuk ke Naga, itulah kenapa disebut tahun Naga. Pada 2025 ini, Jupiter masuk ke Ular, jadinya tahun 2025 adalah Tahun Ular. Penguasa yang masuk otomatis berbeda juga dong. Karena penguasa berbeda, berbeda pula cara memerintahnya.
Nah, dalam setiap kekuasaan, pasti ada teman, pasti ada musuh. Jika tahun 2024, karena Tahun Naga, musuhnya (ciong) adalah Anjing. Sementara untuk Tahun Ular ini, musuhnya (ciong) adalah Babi.
Di Tahun Ular ini, ada 12 shio, termasuk Ular sendiri. Pertanyaannya: bagaimana hubungannya dengan shio-shio lainnya? Apakah ciong, apakah baik, apakah berantem, apakah membuat penyakit, atau seperti apa?
Repotnya lagi, setiap manusia, pada saat kelahirannya, sejatinya mempunyai empat shio – bukan hanya satu sebagaimana dimengerti banyak orang.
Benar, orang tahunya shio ada 12. Padahal, shio, riilnya, ada 60. Itu baru berbicara tahun, belum memperhitungkan faktor matahari dan sebagainya, sehingga pada tahun kelahiran shionya apa, bulan kelahiran shionya apa, hari kelahiran shionya apa, jam kelahiran shionya apa (bulan kelahiran juga punya 60 shio, hari kelahiran punya 90 shio, jam kelahiran juga ada 60 shio), sehingga probabilitasnya menjadi 32 triliun.
Itu yang menarik ketika membaca masa depan. Sejatinya tidak apa-apa orang cuma tahu 12 shio bukan seperti disebut di atas. Tapi paling tidak, pengetahuan di atas penting ketika kita hendak konsultasi kepada pakar yang seringnya cuma berpatokan pada 12 shio tadi.
Kita tahu, semua orang mau sukses. Tapi, kenapa ada yang gagal? Salahnya di mana, padahal begitu banyak coaching, psikolog, dan sebagainya yang mengajarkan untuk sukses itu begini-begitu, seluruh teori sudah dijelaskan?
Yang perlu kita lakukan adalah balik bertanya kepada mereka: kamu (para ahli itu) sudah sukses belum, kamu sudah mengikuti apa yang kamu ajarkan belum?
Kalau sudah, kenapa ada 10-20 yang sukses banget, ada 30 yang biasa-biasa saja, lalu ada yang 20-30 yang rasanya kok tidak ada efeknya? Masalahnya di mana? Penyebabnya apa?
Di situlah kita belajar untuk mencari akar masalah, supaya kita bisa menyelesaikannya. Dan dengan begitu orang bisa terbantu untuk sukses.
Tapi, yang harus diingat, itu semua bukan kerja yang gampang, sementara anak-anak sekarang maunya yang instan. Dipikirnya konsultasi sama saya bisa jadi langsung kaya raya, NO. Itu baru awal dari perjalanan kita dan kesadaran seperti dijelaskan di atas yang harus kita bangun.
Supaya apa? Supaya kita tidak kaget. "Waw, ini instan result, saya pakai begini bisa langsung kaya raya." Semua harus punya planning, semua harus kerja berat.
Cuman, kalau kita bisa melihat, dengan menganalisis langit dan bumi, data kita akan jauh lebih komplet dibanding yang lain yang tidak melakukan hal serupa.
Saya banyak bertanya kepada mereka yang ikut kelas-kelas saya: Oke, kamu mau kaya, bagaimana kamu menyusun planning hidup kamu jadi jaya dan kaya? Yang ada mereka bingung, karena apa, karena mau jadi kaya itu butuh persiapan matang, sementara mau miskin tidak perlu.
Sedikit tentang 2025
Tahun 2025, yang mulainya 3 Februari malam di atas jam 21.00 WIB, ditandai dengan Shio Kuda. Nah, warna apa yang bakal cocok? Untuk hal ini ada banyak sudut pandang.
Di Tahun Ular ini – jika mengacu pada lima elemen – dimulai dengan elemen air yang jumlahnya ada tiga dengan warna khasnya biru. Air kemudian menghidupi kayu, dengan warna kebesaran hijau, yang jumlahnya ada tiga. Kayu kemudian menghidupi api, satu jumlahnya, dengan warna merahnya. Api lalu menghidupi tanah, ada satu juga, dengan warna khasnya coklat atau hitam.
Yang tidak ada adalah elemen logam dengan warna kuningnya. Jadi, yang favorit adalah air dan kayu. Tapi apakah tidak butuh warna atau elemen lain? Ini relatif, tergantung masing-masing individu.
Tapi yang pasti, kita tahu bahwa elemen logam tidak ada. Apakah kita mau menggunakan warna kuning supaya elemennya komplet?
Di sinilah kita harus mulai menganalisis karena setiap pakar punya analisis yang berbeda-beda. Praktisi A bilang, 2025 warna kayu yang dominan hijau artinya membawa rezeki. Pakar lain bilang warna biru. Yang lainnya lagi bilang merah. Dan seterusnya. Intinya, setiap individu butuh persepsi dan sudut pandang masing-masing.
Saya pribadi akan mencari dulu secara personal, tanggal lahir orang ini apa? Elemen apa yang dibutuhkan?
Misalnya saya: saya adalah orang “air lemah”, jadi yang saya butuhkan adalah logam dan air sehingga warna yang saya butuhkan adalah biru dan kuning. Tapi barangkali buat orang lain berbeda.
Saya sendiri selalu belajar, mengajarkan, mengedukasi, untuk melihat bahwa setiap praktisi punya persepsi dan pandangan yang berbeda-beda. Jadi, jangan sampai terlalu lalu atau radikal.
Intinya keseimbangan
Jika kita bicara sekarang, warna duit di tahun adalah merah, apakah kita boleh jika mau cari duit pakai warna mera? Ya boleh-boleh saja.
Misal lagi, kita mau sekolah, warna apa yang saya perlu? Sekolah saya ambil warna hijau. Lalu, oh, tahun ini saya mau jadi sosok yang rajin, jadinya saya ambil warna coklat atau hitam. Lalu, oh, saya mau penelitian, jadinya saya ambil warna kuning. Jadi, semuanya tergantung kebutuhan.
Saya terkadang bilang: "Wah, ahli ini bilang warna kuning warna rezeki." Ya saya nggak bisa ngapa-ngapain. Karena begitulah cara persepsi bekerja dan tiap ahli punya caranya sendiri untuk memunculkannya.
Intinya, apakah pertimbangan warna penting? Menurut saya, sangat penting. Akan tetapi jika salah pakai juga tidak akan terlalu berpengaruh banget. Bahaya tidak sih? Tidak. Apakah ketika saya pakai warna merah artinya saya lebih suka melihat duit? YES. Tapi apakah saya akan mendapatkan duit? Belum tentu.
Pada prinsipnya, saya mengedukasi supaya kita jangan sampai salah kaprah. Jangan gara-gara kita berpikiran bahwa keberuntungan kita adalah merah kita harus pakai warna merah semua, sampai celana dalam juga merah. Lalu di akhir tahun apakah kita akan mendapatkan uang? Enggak tentu juga. Kita dapat duit nggak begitu juga, kali.
Saya kasih tahu, orang sekarang itu sibuk-sibuk seolah-olah tahun depan duit tidak ada. Saya bilang, tahun depan duit ada. Mari kita lihat nanti. Teman-teman yang sekarang omong, wah lagi susah duit, bisnis lesu, duit nggak ada, benar, tahun ini memang begitu kondisinya. Tapi tahun depan, untuk mencari uang, akan jauh lebih baik dibanding tahun ini.
Memang pajak naik, segalanya naik tapi sepertinya itu tidak akan jadi masalah. Naik turun itu kan hal yang biasa. Yang jelas tahun depan, yang terpenting, bukan masalah barangnya naik atau turun, tapi yang penting adalah bagaimana cara kita, apakah kita gampang mencarinya atau tidak.
Ketika kita gampang mencarinya dan kantong kita penuh, niscaya kita tidak akan peduli mau harga seratus atau 10 ribu, karena kita punya kemampuan untuk membelinya. Intinya, tahun depan mencari uang jauh lebih gampang dibanding tahun ini. Itu berita yang menggembirakan.
Tahun depan, ada satu lagi, kita harus membuat jaringan. Siapa yang tidak membuat jaringan, akan ketinggalan. Jaringan bisa berwujud kolaborasi, bekerja rame-rame, dll. Intinya kita tidak bisa single fighter. Siapa yang single fighter akan ketinggalan.
Tahun depan juga, hati-hati, adalah tahun perselingkuhan. Itu negatifnya. Juga banyak terjadi penghianatan.
Jadi, baik para istri maupun para suami, perhatikan pasangan Anda. Jangan cuek-bebek. Jangan sampai air mata kita dihapus oleh pasangan orang lain. Jangan sampai air mata istri dihapus pria lain. Jangan sampai kemarahan suami diademkan oleh perempuan lain. Dan ternyata ini ada kaitannya dengan faktor jejaring.
Karena berjejaring, maka saya menyebuttahun depan sebagai tahun jalan-jalan. Semakin banyak orang jalan, semakin banyak orang bertemu sosok baru. Semakin sering bertemu, semakin besar potensi adanya klik. Makanya hati-hati.
Tahun 2025 ada tiga kuda, karena itulah disebut tahun jalan-jalan. Bayangkan, kalau tidak ada kuda, kita akan di rumah terus. Punya tiga kuda, artinya punya tiga mobil, kita akan keliling kota terus, jalan-jalan terus.
Dengan banyak jalan-jalan, kesempatan bertemu orang baru semakin besar – sementara ada dia yang ditinggalkan. Begitulah cara kerja Yin dan Yang. Justru di situ kita harus hati-hati.
Satu lagi, saking banyaknya jalan-jalan, potensi terjadi gesekan tinggi. So, kontrol emosi. Jangan sedikit-sedikit cemburu, nanti bisa kacau. Kita harus punya perencanaan yang baik, termasuk perihal bagaimana urusan marketingnya dan promosinya.