Penulis
Intisari-Online.com -Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un berada di pusat parade militer terbaru Korea Utara, dan banyak yang pangling dengan kondisinya.
Wajahnya jauh lebih kurus, kulitnya lebih gelap dan potongan rambutnya tampak seperti kakeknya, pendiri negara, Kim Il Sung, seperti dilansir dari Bloomberg.
Parade militer ini tidak menunjukkan adanya senjata baru, tapi ada banyak perhatian tertuju kepada Kim, yang telah menjalani penurunan berat badan yang signifikan beberapa tahun terakhir.
Berpakaian dengan kemeja dan jas berwarna abu-abu cerah, Kim tidak berpidato, tapi ia melambai, tersenyum dan berikan acungan jempol kepada para paramiliter dan pasukan keamanan publik yang berbaris selama 1 jam melewati pusat Alun-alun Kim Il Sung di Pyongyang.
Kim disambut dengan tepuk tangan keras ketika ia berpose untuk foto-foto bersama peserta parade.
Kim sudah lama dikenal sebagai sosok yang mengalami obesitas dan perokok berat.
Ia telah lama menjadi subyek spekulasi kesehatan bertahun-tahun lamanya dan penampilan publiknya dekat dengan kondisi di dalam rezim rahasia di Pyongyang tersebut.
Lebih-lebih ternyata keluarganya memiliki sejarah penyakit jantung.
Korea Utara juga tercatat mengalami kesulitan karena pandemi Covid-19.
Negara itu tidak hanya kekurangan pangan, tapi juga mengalami kelumpuhan karena sistem kesehatan tidak dapat pulih serta masih kekurangan vaksin.
Kekurangan pangan sering terjadi sejak Korea Utara dipimpin oleh ayah Kim, Kim Jong-Il.
Selain penanganan yang salah, pengelolaan dana negara juga ternyata dilaksanakan dengan cara yang salah.
Itu menjadi salah satu penyebab Korea Utara mengalami kekurangan pangan.
Beberapa agenda negara juga menunjukkan prioritas negara yang aneh.
Salah satunya adalah penyediaan perawan.
Para perawan ini diburu, lalu akan dijadikan sebuah kelompok resmi pemerintah bernama Kippumjo, atau Gippeumjo.
Kippumjo sendiri merupakan organisasi yang beranggotakan sekitar 2.000 wanita dan anak perempuan yang dipelihara oleh Kim Jong Un untuk tujuan tertentu.
Kippumjo juga dikenal sebagai Pleasure Group, Pleasure Squad, Pleasure Brigade, ataupun Joy Division.
Pembuatan kelompok ini bertujuan untuk memberikan kesenangan (kebanyakan bersifat seksual) dan juga hiburan kepada Pejabat Partai Buruh Korea (WPK) yang berpangkat tinggi dan juga keluarga mereka.
Bahkan terkadang kelompok ini juga 'melayani' tamu kehormatan.
Pleasure Squad ini nantinya mencari gadis perawan pilihan untuk nantinya digunakan untuk melayani elit Korea Utara.
Mirror menyatakan Kippumjo merekrut anak-anak perempuan dari sekolah.
Agar Pleasure Squad ini bisa lebih mentereng, Kim Jong-Un bahkan pernah dilaporkan membuang 2,7 juta Poundsterling (51 miliar) hanya untuk pakaian dalam Kippumjo.
Sudah jelas dari catatan pembelian ini bahwa Kim dan keluarganya bisa menikmati kemewahan dan gelimang harta.
Padahal rakyatnya untuk makan saja sulit.
Salah seorang wanit yang berhasil melarikan diri dari Korea Utara tahun 2010 sempat menceritakan kisahnya pada Marie Claire.
Ia menceritakan saat itu ia masih berusia 15 tahun ketika beberapa penjaga membawanya dari kelas tiba-tiba saja.
Ia ditanyai tentara itu apakah ia pernah berhubungan intim dengan laki-laki.
Mengejutkan, ia mengaku pernah menghabiskan satu dekade penuh untuk melayani Kim Jong-Il,
Kim Jong Il ini kerap memanggilnya bukan untuk melakukan hubungan intim, namun wanita ini yakin jika ia akan dipanggil untuk melakukan hubungan intim jika tinggal lebih lama lagi.
Kim Jong Un yang kini telah menikahi Ri Sol Ju ini telah kembali membangkitkan tradisi Kippumjo dengan mengirimkan pejabatnya untuk merekrut wanita yang tinggi dan juga cantik.
Kontras dengan hidup mewah itu, ada wanita yang membelot dan berhasil melarikan diri dari sebuah kamp kerja paksa di Korea Utara mengungkapkan sulitnya hidupnya.
Ia pernah terpaksa membersihkan toilet dengan tangannya sendiri, dan orang-orang di sekitarnya bertahan hidup dengan terpaksa memakan tikus.
Ia terpaksa menghabiskan satu tahun hidupnya di salah satu kamp penahanan Korea Utara setelah dideportasi dari China.
Semua ini diungkapkan oleh seorang wanita bernama Ji-Hyun.
Dalam sebuah film yang berjudul "The Other Interview" Ji-Hyun mengatakan "Sungguh sangat tidak terkatakan. Anda bisa mengatakan bahwa seluruh Korea Utara adalah satu penjara yang besar."
"Orang-orang semuanya lapar dan sekarang bahkan tidak ada tikus, ular atau tumbuhan liar yang tersisa untuk mereka makan."
Ji-Hyun ini berhasil meninggalkan Korea Utara saat sedang terjadi kelaparan melanda negerinya pada tahun 1990-an.
Kelaparan ini diperkirakan menyebabkan 4 juta orang meninggal dunia.