Advertorial
Intisari-Online.com - Sosok Kim Jong Un tak henti-hentinya membuat dunia geger.
Beberapa waktu lalu dengan tiba-tiba menghilang dari hadapan publik sehingga dirinya dirumorkan meninggal.
Rumor tersebut seolah dibantah oleh sang Pimpinan Korea Utara yang tiba-tiba muncul ke publik pada acara peresmian sebuah pabrik pupuk di Korea Utara.
Tetapi, rumor itu kini kembali muncul bersamaan dengan Jepang yang menyatakan beberapa kecurigaannya tentang kesehatan Kim Jong Un di tengah pandemi virus corona.
Hal ini disebabkan oleh kemunculan sang diktaktor di depan publik yang tak sesering dulu.
Sampai akhirnya muncul sebuah kabar bahwa pria 36 tahun itu telah meninggal dunia atau sakit parah karena absen dalam peringatan hari lahir kakeknya sekaligus pendiri Korea Utara, Kim Il Sung pada 15 April lalu.
Kala itu, Kim Jong Un diyakini sedang menjalani operasi kardiovaskular setelah pingsan karena mengalami gagal jantung.
Setelah absen selama 20 hari, Kim Jong Un muncul pada 1 Mei di pabrik pupuk yang baru dibangun sebelum menghilang lagi dari publik.
Baca Juga: Masker Lidah Buaya untuk Mencerahkan Kulit Wajah, Begini Caranya!
Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah Korea Utara juga memperlihatkan Kim Jong Un hadir di sebuah pertemuan Komite Sentral Partai Buruh Korea pada 7 Juni.
Sejak itu, media pemerintah mengabarkan Kim Jong Un aktif mengirim dan menerima surat korespondensi diplomatik.
Tapi tak menunjukkan aktivitas Kim Jong Un menghadiri acara publik.
Baca Juga: Menjiplak AK-47 Rusia, Tapi China Mampu Ciptakan 'Salinan AK-47 Rusia' Mereka Sendiri yang Mematikan
Hal itu kemudian menimbulkan sejumlah kecurigaan dari Jepang.
Melansir dari The Sun, Menteri Pertahanan Taro Kono menyampaikan hal itu dalam konferensi pers yang digelar Kamis (25/6/2020).
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan ada gerakan-gerakan "sangat aneh" yang terpantau dari negara tertutup itu.
"Kami memiliki beberapa kecurigaan terkait kesehatannya (Kim Jong Un)," katanya.
Dia mengatakan "gerakan sangat aneh" di Korea Utara adalah bagian dari upaya Kim Jong Un untuk mengindari infeksi ketika virus corona menyebar ke seluruh negeri.
Dia juga mengatakan bahwa Jepang, AS, dan lainnya telah bertukar informasi tentang Kim Jong Un.
"Tetapi saya tidak diizinkan untuk membahas masalah intelijen," tambahnya.
Masa terlama Kim Jong Un absen dari publik adalah selama 40 hari pada 2014 silam.
Kala itu ia diyakini telah menjalani prosedur medis terhadap pergelangan kakinya.
Korea Utara hingga kini bersikukuh memiliki nol kasus virus corona.
Beberapa pengamat Korea Utara kini berspekulasi Kim Jong Un telah jatuh sakit atau bahkan meninggal dunia, lapor Times.
Mereka mengatakan setiap wabah virus akan memperburuk masalah ekonomi jangka panjang di negara tersebut.
Sudah sejak lama Korea Utara menghadapi sanksi ekonomi yang ketat atas program nuklirnya, dan perbatasannya dengan China, sekutu utamanya dan mitra dagang utama, saat ini tutup selama pandemi.
Terlepas dari kekacauan akibat virus corona, Korea Utara dilaporkan sedang berusaha mencapai "pencegah perang nuklir" untuk menyamai AS.
Laporan yang diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Korea Utara telah mengumumkan rencananya untuk "memerangi agresi Amerika", lapor NKNews.
Laporan itu diterbitkan menjelang peringatan 70 tahun Perang Korea.
Dalam pernyataannya, Korea Utara mengatakan pihaknya memiliki rudal dan senjata nuklir "yang mampu memberi hukuman tanpa ampun bagi mereka yang berani angkat tangan ke DPRK".
"Tahun ini, militer AS mengerahkan segala macam manuver militer di Korea Selatan dan di daerah-daerah yang berdekatan dengannya," bunyinya.
"Tujuan utama (manuver) adalah pergerakan dan penempatan angkatan bersenjata Amerika di semenanjung Korea dari luar negeri dan dari daratan dan pengiriman cepat serangan terhadap DPRK."
Dwi Nur Mashitoh
Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul "Rumor Kematian Kim Jong Un Kembali Mencuat, Jepang Klaim sang Diktaktor Korea Utara Mungkin Sudah Tumbang karena Pandemi Virus Corona"