Penulis
Intisari-Online.com - Pangeran Harry membuat pengumuman besar pertamanya sejak dia dan Megan Markle mengundurkan diri sebagai anggota kerajaan pada bulan Maret.
Pengumuman itu datang pada hari yang sama ketika Ratu Elizabeth II menghormati militer di Hari Angkatan Bersenjata Inggris.
Dalam sebuah pesan, Rau Elizabeth memuji 'upaya militer kita' dan mengakui 'dedikasi dan risiko yang dihadapi oleh mereka yang melayani bangsa kita'.
Sementara Harry mengumumkan peluncuran upaya penggalangan dana amal The Walk of Oman - ekspedisi terbaru Military Charity Walking With The Wounded's.
Perjalanan akan dimulai pada 20 November, berakhir pada 11 Desember dan akan melintasi bagian Empty Quarter — gurun pasir terbesar di dunia, sebelum ditutup pada Hari Angkatan Bersenjata Oman.
Dengan trekking sekitar 20km hingga 22km per hari, tim akan menghadapi suhu setinggi 95°F saat mereka menarik kereta buatan mereka, dengan berat lebih dari 300kg, melintasi padang pasir Oman.
Tim ini terdiri dari mantan personel yang semuanya memiliki cedera fisik atau kognitif.
Oman dipilih untuk ekspedisi karena hubungan yang sangat dekat antara kedua negara.
Keterlibatan Harry dalam militer telah dimulai sejak lama, yaknisebagai tentara. Sebagai tentara Pangeran Harry menemukan kegembiraannya ketika sudah bisa menerbangkan heli tempur AH-64 Apache yang merupakan heli serang paling canggih di dunia.
Ketika bertugas di Camp Bastion, Helmand, Afghanistan (2013) sebagai pilot Apache, Harry beberapa kali terlibat pertempuran sengit melawan para pejuang Taliban.
Misi tempur Pangeran Harry sebenarnya penuh resiko karena kemungkinan terbunuhnya besar.
Saat mengawal heli transpor Chinook yang bertugas men-droppinglogistik tempur dan menurunkan pasukan, dalam kondisi terbang rendah, Apache bisa dihantam peluncur granat (RPG) atau rudal panggul (manpad) sehingga bisa rontok ke tanah.
Jika RPG berhasil menghantam Apache pada bagian rotor belakang (tail rotor), heli masih bisa mendarat darurat tapi dengan resiko kedua awaknya akan ditawan Taliban.
Para pejuang Taliban sebenarnya sudah berencana menculik Harry dengan cara merontokkan Apache di bagiantailrotor-nya tapi tidak pernah berhasil.
Pasalnya setiap menerbangkan Apache, Harry juga dikawal oleh sejumlah heli Apache lainnya.
Kehadiran Harry di Camp Bastion, memang membuat komandan pasukan Inggris di Afghanistan khawatir.
Jika Harry yang akrab dipanggil ‘Captain Wales’ itu sampai terluka atau gugur di medan perang, kejadiannya pasti akan menggemparkan dunia.
Selain akan menjadi berita besar jika Harry gugur, komandan pasukan Inggris bersangkutan bisa-bisa akan ‘habis’ karier militer karena dianggap tidak bisa melindungi Harry.
Tapi Pangeran Harry sendiri ketika bertugas di Afghanistan ternyata sudah siap mati sebagai seorang tentara.
Bukan sebagai Pangeran Inggris yang selalu dilindungi tapi akhirnya tewas juga dalam peperangan.
Bagi Harry, dunia militer memang sudah merupakan ‘lahan permainannya’ yang membuat dirinya merasa bebas dari aturan dan protokol Kerajaan Inggris.
Pasalnya ketika sudah memakai seragam militer, Harry bisa merasakan dirinya sama dengan tentara lainnya, meski para tentara Inggris tetap menghormatinya sebagai Pangeran Inggris.
Sebagai tentara sejati, Harry memang tidak mau mendapatkan perlakuan khusus, meski pihak militer Inggris tetap menyediakannya.
Misalnya Harry memiliki kamar sendiri yang penuh peralatan tempur ketika bertugas di Afghanistan.
Tapi ketika sedang bertempur Harry yang berperan sebagai komandan selalu memimpin anak buahnya di garis depan meski memiliki resiko gugur akibat tembakansniperTaliban.
Tapi selama 4 bulan bertugas di Afghanistan pada tahun 2012, Harry ternyata tak pernah terluka meski kerap kontak senjata dengan para pejuang Taliban.
Namun karier Harry di militer terpaksa dengan berat hati harus ditinggalkannya (2015), karena Captain Wales ini harus lebih banyak tampil di Kerajaan Inggris.
Apalagi setelah Harry menikah dengan Meghan Markle (19/5/2018) dan menyandang gelar bangsawan Kerajaan Inggris, Duke and Duches of Sussex.
(Agustinus Winardi)