Ketakutan Baru Menyeruak, Babi Dikhawatirkan Dapat Jadi 'Inang Virus Mematikan di Masa Depan' oleh Peneliti dalam Studinya Terkait Covid-19

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Masih belum jelas apa yang menularkan virus corona ke manusia.

Tetapi sebuah studi baru menyebutkan babi perlu dipantau karena khawatir mereka bisa "menjadi perantara pandemi di masa depan".

Dilansir dari Daily Star, Jumat (26/6/2020), hewan yang diasumsikan sebagai pembawa atau perantara virus corona yakni trenggiling dan kelelawar.

Tetapi sekarang sekelompok peneliti telah mendesak para petani untuk berhati-hati dengan babi.

Baca Juga: Memang Dasar Negara Biang Keladi, Tidak Hanya India dan Indonesia, China Rupanya Punya Masalah Tak Kunjung Selesai Dengan 16 Negara Ini, Penyebabnya Bikin Geleng Kepala

Hal ini terjadi setelah hasil studi awal menemukan bahwa babi dan kucing memiliki sel-sel yang rentan terhadap virus corona.

“Mengingat pandemi Covid-19 masih terus berkembang dan galur Sars-CoV-2 terus berkembang."

"Kita perlu terus memantau dan mengevaluasi kemungkinan babi untuk menjadi inang perantara pandemi masa depan,” tulis tim China dalam penelitian tersebut dikutip oleh South China Morning Post (SCMP).

Baca Juga: Pantas Gencar Tingkatkan Kekuatan Militer, China Punya 18 'Musuh' Gara-gara Ributkan Wilayah Kekuasaan, India Hanya Salah Satunya Saja

Namun, peneliti Jerman meragukan penelitian ini dan mengklaim bahwa hewan ternak seperti babi dan ayam tidak mampu membawa virus.

Friedrich-Loeffler-Institut Jerman memulai penelitian infeksi pada babi, dengan mengatakan:

“Dalam kondisi percobaan, babi maupun ayam tidak rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2."

Baca Juga: Kepergok Selingkuh dengan 'Bibinya' di Kamar, Pria Ini Lempar Kepala Pacarnya Sendiri dengan Botol hingga Berdarah dan Harus Dijahit

"Menurut pengetahuan saat ini, mereka tidak terpengaruh oleh virus dan karenanya tidak menimbulkan risiko potensial bagi kesehatan manusia."

Tetapi Dr Gregory Gray, seorang ahli epidemiologi dan profesor penyakit menular di Universitas Duke, mengatakan bahwa hasil penelitian Jerman mungkin tidak didasarkan pada kondisi dunia nyata.

“Orang bertanya-tanya apakah banyak virus menjadikan babi sebagai perantara penularan yang kuat," katanya kepada SCMP.

Baca Juga: Berurai Air Mata, Rhoma Irama Berikan Santunan kepada Janda Personel Soneta, Singgung tentang Akhir Hidupnya

Dr Gray mengklaim bahwa peternak atau penjagal hewan mungkin bisa rentan terhadap infeksi baru.

Sampai sekarang ini hanya hewan hidup yang dianggap sebagai pembawa virus, bisa saja membawa virus covid-19 dan menularkannya ke manusia yang mengkonsumsi daging tersebut.

Baca Juga: Dulu Sempat Geger Perang Dunia III Iran-AS, Kabar Terbarunya, Konflik Keduanya Berlanjut Lagi, Iran Belum Melupakan Kematian Qassem Soleimani

Namun, China melarang impor daging babi dari pabrik daging Jerman setelah lebih dari 650 pekerjanya terinfeksi.

Kementerian Perdagangan China telah berjanji untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan negara-negara lain untuk memastikan keamanan impor pangan.

"Meningkatkan impor makanan dan produk pertanian adalah bagian penting dari kebijakan impor proaktif China," juru bicara kementerian Gao Feng mengatakan pada konferensi pers pada hari Kamis.

Baca Juga: Ain ni Ain, Ironi Falsafah Hidup Orang Kei yang 'Dilanggar' John Kei, Padahal Punya Peran Besar Meredakan Konflik Ambon

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait