Ngeri, Cuma Karena Minuman Bersoda Ini Kekayaan Biliuner Facebook Mark Zuckerberg Bisa Lenyap Rp 102,6 Triliun, Simak Ke Mana Perginya Uang Tersebut

May N

Penulis

Intisari-online.com -Baru ramai berita mengenai raibnya kekayaan CEO dan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.

Salah satu orang terkaya di dunia tersebut dikabarkan kehilangan kekayaannya sebesar 7,21 miliar dollar AS.

Uang sebesar itu setara dengan Rp 102,6 triliun jika dengan kurs Rp 14.240 per dollar AS pada Sabtu (27/6/2020) waktu setempat.

Dikabarkan, raibnya uang Zuckeberg disebabkan oleh perusahaan minuman bersoda Coca Cola.

Baca Juga: Main Serong dengan Sesama ASN, Perselingkuhan Dokter Puskesmas Ini Dibongkar Suami Sendiri hingga Anaknya pun Tahu, Ini Dampak Perselingkuhan Orangtua pada Anak

Mengapa bisa demikian?

Rupanya, Coca Cola adalah salah satu perusahaan pengiklan yang memboikot iklan pada platform Facebook.

Bersama Unilever dan perusahaan pengiklan besar lainnya, saham raksasa media sosial tersebut terjun bebas.

Baca Juga: Covid Bermula Sejak Desember 2019? Salah Besar! Ilmuwan Ungkap Rupanya Penyakit Baru nan Aneh Ini Sudah Ada di Spanyol Sejak Awal 2019

Adapun saham Facebook merosot lebih dari 8 persen pada penutupan perdagangan Jumat (26/6/2020) waktu setempat, sebagai dampak boikot iklan di media sosial itu.

Coca-Cola adalah pengiklan teranyar yang mendukung kampanye bertajuk #StopHateforProfit yang digencarkan oleh kelompok aktivis hak asasi manusia AS.

CEO Coca-Cola James Quincey menyatakan, pihaknya akan menghentikan seluruh iklan di media sosial selama 30 hari sambil memikirkan ulang kebijakan perusahaan.

"Tidak ada tempat untuk rasisme di dunia dan tidak ada tempat untuk rasisme di media sosial," tulis Quincey dalam laman resmi Coca-Cola.

Baca Juga: Ketakutan Baru Menyeruak, Babi Dikhawatirkan Dapat Jadi 'Inang Virus Mematikan di Masa Depan' oleh Peneliti dalam Studinya Terkait Covid-19

"The Coca-Cola Company akan menghentikan iklan berbayar di seluruh media sosial secara global selama setidaknya 30 hari.

"Kami akan memanfaatkan waktu ini untuk mempelajari kembali kebijakan iklan kami guna mempertimbangkan apakah revisi dibutuhkan.

"Kami juga mengharapkan akuntabilitas dan transparansi yang lebih besar dari mitra-mitra media sosial kami," imbuh Quincey.

Kampanye #StopHateforProfit diluncurkan pada 9 Juni 2020 pasca kematian George Floyd oleh petugas kepolisian Minneapolis, AS dan menimbulkan gelombang protes di seluruh dunia.

Baca Juga: Memang Dasar Negara Biang Keladi, Tidak Hanya India dan Indonesia, China Rupanya Punya Masalah Tak Kunjung Selesai Dengan 16 Negara Ini, Penyebabnya Bikin Geleng Kepala

Adapun Facebook menolak untuk menghapus unggahan Presiden AS Donald Trump, yang mengancam bakal menerapkan tindakan kekerasan kepada para pengunjuk rasa.

Kampanye tersebut mendesak para pengiklan-pengiklan besar untuk memikirkan kembali belanja iklan mereka di Facebook sampai media sosial itu memiliki kebijakan yang lebih ketat.

Perusahaan besar seperti Unilever, Hershey Co, North Face, Verizon, dan lain-lain memutuskan untuk menunda atau membatalkan iklan mereka di Facebook dan platform-platform media sosial lainnya.

Iklan menyumbang hampir 100 persen pendapatan Facebook.

Baca Juga: Menyerah dengan Kebandelan Raffi Ahmad yang Terus Kerja dari Pagi hingga Pagi Lagi, Nagita Slavina Gunakan Trik Lain, Peduli Kesehatan Banget!

Adapun berdasarkan data Forbes, kekayaan Zuckerberg mencapai 79,7 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 1.134 triliun.

(Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gara-gara Coca-Cola, Kekayaan Mark Zuckerberg Lenyap Rp 102,6 Triliun"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait