Hanya setahun setelah Neerja Bhanot pertama kali dikontrak oleh Pan Am, organisasi teroris itu rupanya bermaksud menjalankan rencana jahat mereka untuk membajak Pan Am Penerbangan 73.
Mereka merencanakan untuk mengalihkan ke Siprus dan kemudian Israel untuk membebaskan tahanan Palestina.
Saat pesawat hendak berangkat dari Karachi, Pakistan, sebelum fajar di pagi yang menentukan itu, Bhanot dan para penumpangnya disambut dengan tembakan yang memekakkan telinga.
Ketika itu pukul 06.00 ketika para teroris melintasi landasan Bandara Karachi dengan sebuah van dengan sirene yang meraung-raung dan berpakaian sebagai petugas keamanan Bandara.
Saat mereka naik ke pesawat, Bhanot meneriakkan kode untuk ‘pembajakan’ melalui interkom, sementara pramugari Sherena Pavan segera memasukkan kode tersebut.
Pejabat bandara kemudian mencatat dan menaga agar pesawat tidak terbang, sementara pihak berwenang dihubungi serta memberikan kesempatan kepada pilot untuk melarikan diri.
Ketika salah satu pembajak membuka pintu kokpit, dia terkejut karena kosong.
Direktur Pan Am Karachi, Viraf Doroga, muncul di landasan dan berjanji untuk memberikan pilot baru kepada teroris dalam waktu satu jam.
Ketika tidak ada pilot yang datang, para pembajak mulai memilih orang barat.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR