Mereka membawa Rajesh Kumar dari Amerika berusia 29 tahun ke salah satu pintu pesawat dan dihadapan pihak berwenang, menembaknya di kepala dan membuang tubuhnya ke landasan.
Empat jam kemudian, mereka meminta awak pesawat mengumpulkan paspor setiap penumpang.
Bhanot dengan berani menyembunyikan paspor AS dan menyuruh rekan-rekannya untuk mengikutinya, membuang dokumen ke tempat sampah atau ke toilet.
Mengklaim tidak ada orang Amerika di kapal, dia melayani penumpangnya dengan menyajikan sandwich dan minuman kepada mereka dan membuat mereka tetap tenang.
Setelah 17 jam yang menyiksa, melansir dari allthatsinteresting, listrik pesawat tiba-tiba padam.
Gagal meledakkan sabuk peledak mereka, para teroris itu malah menembak ke gang tanpa mengabaikan para penumpang.
Neerja Bhanot bergegas membuka salah satu pintu keluar darurat dan membantu penumpang turun dengan perosotan.
Namun, dia ditembak mati saat melindungi tiga anak.
Menurut seorang yang selamat, Bhanot tidak hanya terbunuh dalam baku tembak itu, tetapi dia sengaja dieksekusi oleh para pembajak.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR