Kemudian dia melakukan satu-satunya hal yang dia yakini akan memberi mereka harapan di neraka untuk bertahan hidup: dia melakukan serangan udara pada posisinya sendiri.
Dia menyuruh pasukan untuk memasang segitiga lampu sorot di sekitar posisi mereka, sehingga serangan udara tidak akan melenyapkan mereka bersama musuh.
Saat pertempuran semakin intensif, dia merangkak dari satu posisi ke posisi lain, dengan terluka parah untuk bertarung, tetapi mendorong anak buahnya di setiap langkah.
Rencananya itu dengan berani akhirnya berhasil.
Meskipun peletonnya mengalami kerugian besar karena banyaknya pasukan musuh yang mengelilingi mereka, helikopter Amerika akhirnya mengeluarkan orang-orang yang selama tdari posisinya dan membawa mereka ke tempat yang aman.
Tidak pernah ada yang berpuas diri, bahkan beristirahat, Howard kuliah setelah Perang Vietnam dan memperoleh gelar sarjana dan dua gelar master.
Dia pensiun dari Angkatan Darat AS pada tahun 1992, setelah mencapai pangkat Kolonel, dan tetap berhubungan dengan militer selama sisa hidupnya.
Dia bekerja dengan Departemen Urusan Veteran.
Menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dengan bepergian ke Irak dan Afghanistan untuk mengunjungi pasukan AS, memberi mereka motivasi dan meningkatkan moral.
Howard meninggal pada bulan Desember 2009, dan dikenang sebagai salah satu prajurit Amerika yang paling dihormati di era modern.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR